oleh Jennie S. Bev
Personal wealth management menitikberatkan
manajemen aset kasat mata (tangible),
seperti financial planning, penurunan jumlah pajak, penggunaan jasa-jasa bank,
pengeluaran pendidikan, estate planning,
evaluasi dan seleksi jasa-jasa asuransi, pembukuan, dan manajemen resiko
seperti diversifikasi portofolio. Aset-aset intangible
alias yang tidak kasat mata, sering kali diabaikan. Padahal, kunci dari
keberhasilan wealth management klasik
adalah kemampuan mengelola diri.
Walaupun
Anda sudah memiliki aset yang bisa dialokasikan ke mana-mana, Anda juga perlu
mengenal self management yang
memungkinkan wealth management
terjadi. Ini saya sebut sebagai self
management (SM). Beberapa kunci SM adalah penerapan empat jenis kesadaran
dalam mengelola hidup Anda: kesadaran akan Cost-Benefit (CBA), kesadaran akan
Return on Investment (ROI), kesadaran akan Opportunity Cost (OC) dan kesadaran
akan SWOT.
Dengan
kata lain, self management terjadi
lebih dulu di dalam diri dan terus-menerus secara kontinu terealisasi hingga
terjadi wealth management secara
berkesinambungan. Alias tanpa self
management, wealth management
hampir mustahil dicapai. Self management
memberi fundamental bagi kesempatan-kesempatan untuk menghampiri dan dihampiri
oleh diri yang terkelola secara profesional.
Memang
empat kesadaran ini kedengaran tipikal, namun apakah Anda pernah menerapkannya
dalam mengelola diri dan kehidupan? Sangat dahsyat, apabila telah diterapkan.
Jika belum, sudah saatnya dicoba.
Disamping
empat kesadaran ini, lingkungan juga menentukan growth prospect Anda sebagai pribadi. Pandanglah diri Anda sebagai
suatu bisnis, yang dikelola sebagaimana sebuah perusahaan. Anda adalah produk,
karyawan, CEO, dan pemilik modal sekaligus. Lingkungan memberi domain (tempat) bagi pertumbuhan ekonomi
Anda.
Lingkungan
suatu entitas bisnis adalah: sikon sosial dan politik setempat, keberadaan dan
penerapan hukum dan regulasi, dan kesiapan permintaan konsumen. Sekarang
pandanglah diri Anda sebagai bisnis. Bagaimana sikon sosial dan politik
mempengaruhi “daya jual” Anda sebagai produk, produsen keahlian, dan pemimpin
bisnis? Bagaimana lingkungan hukum dan
regulasi yang mempengaruhi keberadaan Anda? Bagaimana tanggapan para konsumen
mengenai “daya jual” Anda?
Ya,
Anda pribadi sebagai “bisnis mikro.” Di era pasca-industri, seperti yang
dialami oleh para pakar di bidangnya di negara-negara maju, ini disebut sebagai
“free agent.” Anda adalah aktor dalam
ekonomi, aktor penting yang katalistik.
Segala
ketrampilan, keahlian, dan kredensial Anda adalah “produk” yang Anda tawarkan
kepada dunia. Anda memasarkan diri sebagai “marketer” alias “karyawan.” Ke mana
arah Anda sebagai satu kesatuan holistik produk adalah tugas seorang CEO
sebagai pemimpin. Anda juga adalah “pemilik modal” karena segala hasil dari
ketrampilan dan keahlian Anda, menjadi profit si “pemilik modal.”
Bayangkan
Anda adalah perusahaan. Perusahaan satu orang. Anda adalah self manager yang
sekaligus juga aset dan bahan mentah produksi yang didayagunakan. Ya, Anda
adalah mesin produksi. Di saat Anda mengambil keputusan untuk bekerja maupun
berbisnis, Anda telah menjadi bahan mentah produksi.
Untuk
itu, alokasi waktu, kegunaan, kepatutan, dan keberdayaan optimal merupakan kunci
optimasi industri. “Industri”nya adalah diri Anda sendiri. Anda adalah produk
dan industri super micro niche
mengingat keunikan setiap pribadi hampir tidak ada duanya di dunia.
Sekarang
tinggal kelola waktu dan ketrampilan/keahlian Anda dengan selektif dan efektif.
Pilihlah prioritas aktivitas dengan CBA, ROI, dan OC. Setiap detik yang kita
lalui merupakan non-renewable resources
yang dipilih untuk diisi dengan aktivitas tertentu. Maka perlu ditimbang
cost-benefit-nya, apakah akan mempercepat ROI, setelah dibandingkan dengan
aktivitas lain yang mempengaruhi OC dan setelah difilter SWOT-nya.
Tentu
saja, analisis kaku bukan tujuannya. Ini sebagai rujukan saja, supaya paling
tidak, bisa memilih jalan bisnis yang patut (worth the resources). Kita bisa meningkatkan daya saing produk
dengan meningkatkan keahlian dan ketrampilan kita. Pada akhirnya akan bermuara
kepada earning power yang meningkat.
Diri sebagai produk mikro dan bisnis di luar diri yang dijalankan bersinergi
menghasilkan profit yang kasat mata.
Paradigma
diri adalah bisnis mikro dan wealth
management adalah self management niscaya
dapat membawa Anda kepada tingkat produktivitas dan earning power yang lebih tinggi. Kuncinya: gunakan lensa bisnis
dalam mengelola diri dan hidup Anda. Anda adalah produk, karyawan, CEO dan
penanam modal. Lingkungan Anda menentukan tingkat sukses. Analisa setiap
kegiatan, pilih yang terbaik.[]
KONTAN Daily, 19 Januari 2013