Select Page


Image Source: Village Celebration

[Download PDF KONTAN DAILY Ursula Burns, Xerox dan Hidup di Rusun]

oleh Jennie M. Xue

Ursula Burns adalah perempuan luar biasa pengukir sejarah dunia bisnis. Ia adalah mantan CEO Xerox berkulit hitam perempuan yang juga pertama di sebuah perusahaan Fortune 500. Selain itu, ia merupakan perempuan pertama yang menggantikan CEO perempuan di sebuah perusahaan Fortune 500.

Sepak terjang Ursula Burns sangat mengagumkan, mengingat ia perlu menerjang tiga kendala besar.

Ketika berusia 13 tahun, seseorang pernah berkata kepadanya, “You’re smart but you have challenges. You have three strikes against you: poor, woman and black.”

Dua dari “penghalang” tersebut, yaitu sebagai perempuan dan berkulit hitam, merupakan bagian integral yang tidak dapat diubah lagi. Namun, “miskin” merupakan elemen yang dapat diubah. Dan ini merupakan kunci keberhasilan Ursula.

Bagaimana ia memutar balikkan “kemiskinan” menjadi “kemenangan”? Mari kita simak.

Where you are isn’t who you are. Dididik oleh ibundanya yang sangat organized, Ursula kecil dilatih untuk memberi arti dari lingkungan fisik yang terbatas.

Di dalam unit rumah susun pemerintah sederhana (housing project) tempat bernaung mereka, Ursula tidak melihat wujud fisik sederhana, namun bagaimana ibundanya menciptakan lingkungan terbaik dari apa yang ada. Terlepas dari unit rusun yang sangat sempit dan kesederhanaan infrastruktur, bagian dalam kediaman mereka sangat rapi dan teratur.

Semua kebutuhan hidup dimiliki, walaupun dalam kualitas dan kuantitas sederhana. Ursula kecil melihat kontras betapa “di dalam rumah” sangat positif dan menenangkan, sedangkan “di luar rumah” suasana terkadang mencekam mengingat kriminalitas tinggi di daerah ghetto nan kumuh.

If you don’t have it now, probably because you didn’t have a good start. But it’s not the end. Jika Anda tidak memiliki sesuatu, bisa jadi karena memang dari “sononya” alias keluarga memang tidak memiliki. Namun ini bukan akhir dari segalanya.

Bahkan ini bisa dijadikan sebagai pemacu berkarya. Dengan memiliki target yang kasat mata, misalnya, “saya ingin memiliki rumah yang nyaman dengan tiga kamar,” ini menjadi gol tabungan terukut.

Foundation to success is health and a good home. Ursula sendiri memiliki passion dalam mengentaskan kemiskinan, mengingat ia dibesarkan di dalam keluarga imigran oleh orang tua pekerja kasar. Ibundanya adalah pekerja bersih-bersih (cleaning lady).

Ursula percaya bahwa kunci dari sukses setiap individu adalah bagaimana ia dapat mempertahankan hidup sehat dan dalam suasana rumah yang tenang sehingga edukasi dan pekerjaan dapat berjalan lancar.

Dua hal ini sering kali sulit diterapkan di dalam keluarga miskin. Namun bukan berarti tidak mungkin. Perlu usaha keras untuk mewujudkan ini dalam suasana finansial pas-pasan.

Make your situation a priviledge. Make yourself believe that you live a priviledged life. Jadikan diri Anda percaya bahwa kita semua hidup dalam keistimewaan. Ketika hidup di lingkungan serba pas-pasan, tentu sulit untuk membentuk mindset bahwa kita hidup berkelimpahan.

Ini adalah tantangan bagi setiap orang tua untuk membentuk mindset anak-anak (dan mereka sendiri) bahwa “Kita semua hidup dalam kelimpahan dan keistimewaan.” Kepercayaan akan diri seperti ini sangat penting artinya di masa dewasa, sehingga anak-anak dari keluarga miskin dapat tumbuh sehat psikis dan mentalnya dan siap berkompetisi dengan anak-anak dari keluarga berkecukupan.

Structurally, businesses are still designed for men. Secara struktur, dunia bisnis didesain untuk laki-laki. Artinya, setiap aktivitas bisnis membutuhkan kesiapan kerja sesuai dengan fisik dan kebutuhan laki-laki. Di tempat kerja, tidak heran jika perempuan sering kali menjadi “bahan guyonan.”

Menurut Ursula, idealnya, dunia bisnis mempertimbangkan kondisi fisik dan kebutuhan perempuan yang berbeda dari laki-laki, mengingat 47 persen pekerja di AS adalah perempuan. Namun uniknya, di Xerox kultur ekualitas ini sangat baik, sehingga ia dapat diterima dan menjalankan tugas dalam struktur yang cukup ramah jender.

Penerimaan dan struktur bisnis yang ramah jender perempuan merupakan tantangan bagi dunia bisnis di negara manapun, termasuk di Indonesia. Dan perempuan sendiri semestinya dapat mempengaruhi bagaimana struktur bisnis diterapkan dengan memberikan masukan-masukan secara dewasa dan lebih agresif dalam memperjuangkannya.

A good marriage is one of the most important decisions in life and career. COO Facebook Sheryl Sandberg pernah juga menyatakan pentingnya pernikahan sebagai support karir dan bisnis utama. Apa yang menjadi tujuan bersama perlu dikomunikasikan secara dewasa dan secara periodik ditinjau kembali.

Ursula Burns telah membuka jalan bagi para perempuan berkarir dengan berbagai pencapaiannya. Ia juga telah meneladani bagaimana seorang anak cleaning lady dapat tumbuh menjadi CEO sebuah perusahaan Fortune 500. Mari kita teladani.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 6 Oktober 2017

Pin It on Pinterest

Share This