Select Page

Kontan Logo

KONTAN Daily Tetap Gembira Saat Bisnis Lesu

oleh Jennie M. Xue

Setiap bisnis pasti mengalami pasang surut, demikian juga kondisi ekonomi makro. Hal-hal eksternal yang tidak bisa dikontrol oleh pelaku bisnis seringkali membawa kekhawatiran dan kelesuan di antara anggota tim dan subordinat. Padahal, kegembiraan merupakan situasi positif yang sangat diperlukan dalam produktivitas kerja.

Jill Geisler staf pengajar Kepemimpinan dan Manajemen di The Poynter Institute dan penulis buku Work Happy: What Great Bosses Know, sering mendapat pertanyaan mengenai bagaimana sebagai seorang manajer atau pemimpin bisa tetap mempertahankan semangat para subordinatnya. Juga, bagaimana menjaga ketenangan di dalam diri seorang pemimpin ketika banyak hal tidak berjalan sesuai dengan harapan?

Seorang pemimpin sebaiknya memperhatikan diri sendiri yang tercermin dalam pikiran, perkataan, perbuatan, semangat, dan emosi. Ini akan dibaca dan tertanam di dalam alam bawah sadar subordinat sehingga mereka mempunyai sinkronisasi dengan sesama anggota tim bagaikan seorang konduktor orkestra yang memimpin para pemain musik.

Pertama-tama, ia perlu berpikir strategik dan tidak terbawa “arus” kondisi eksternal yang diluar jangkauan pengaruhnya. Ia bisa mempersiapkan diri dan tim dari berbagai skenario yang bisa menimpa mereka. Dengan mencatat berbagai kemungkinan dan pemecahannya, ia telah mempersiapkan diri secara strategik dan akan mampu mengatasi kegalauan awal.

Kemudian gunakan inteligensi emosional setara maupun lebih banyak daripada inteligensi intelektual. Berbagai saran dan komentar dari anggota tim dan subordinat serta atasan bisa menjadi masukan dalam mengatasi perubahan. Ini dicatat dan diperhatikan.

Tanamkan kepada anggota tim bahwa perubahan itu normal. Semangat kerja tetap perlu dipertahankan karena perubahan bisa saja membawa efek positif di kemudian hari. Tanamkan bahwa perubahan biasanya diawali dengan kebingungan, namun bukan berarti pasti berakhir dengan kegagalan.

Sebagai motor kultur dalam korporasi dan unit, Anda sebagai pemimpin perlu membangun kultur yang bebas dari para “jerk” atau “bully.”

Dalam bahasa sederhana, bangunlah situasi yang positif dan kondusif untuk belajar dan bekerja. Ciptakan kebersamaan dengan saling bertutur kata baik dan positif terhadap sesama anggota tim. Bangun kebersamaan yang cerdas dan baik.

Seorang pemimpin perlu tetap tenang dalam badai apapun. Kesadaran diri semakin ditingkatkan. Manajemen diri juga perlu ditingkatkan. Anda bisa gunakan berbagai metode untuk meningkatkan kepekaan kepemimpinan.

Jawablah beberapa pertanyaan ini. Apa yang sebenarnya ditakutkan? Apa yang bisa saya dan tim lakukan? Apa yang perlu saya perbuat bagi tim? Apabila kegagalan yang ditakutkan terjadi juga, bagaimana hal tersebut bisa diatasi?

Seorang pemimpin perlu menjaga ketenangan diri ketika tim resah dan perlu “resah” apabila tim terlalu tenang. Karena ketika tim resah, Anda perlu mencari tahu penyebab dan memberikan solusi yang menenangkan mereka. Sedangkan ketika tim terlalu tenang, ini berarti terjadi status quo di mana zona nyaman bisa saja merupakan gejala penurunan perlahan-lahan.

Akhir kata, seorang pemimpin perlu selalu ingat akan pentingnya kondisi positif yang merupakan kunci keberhasilan. Bekerja dengan gembira merupakan jalan dan atmosfir yang bisa mengantar tim kepada sukses.

Happiness and positivity are sure pathways to success” telah dipelajari secara saintifik oleh para profesor bisnis dan psikologi serta periset kawakan seperti Shawn Achor, Martin Seligman, Mihaly Csikszentmihalyi, dan Barbara Frederickson dan menghasilkan makalah riset yang mendapatkan sambutan luar biasa dari dunia bisnis serta melahirkan cabang ilmu baru Positive Pscyhology.

Bahkan strategi pemimpin yang membentuk “kegembiraan kalengan” juga mempunyai fungsi yang sama baiknya dengan “kegembiraan alami” dalam membangun semangat kerja dan produktivitas. Tentu akan sangat indah apabila para anggota tim mempunyai passion di bidang yang ditekuninya, sehingga aliran “flow” ketika bekerja bisa tetap dipertahankan ketika bisnis dan ekonomi sedang lesu sekalipun. Selamat mencoba.[]

KONTAN Daily, Jumat 3 Oktober 2014

Pin It on Pinterest

Share This