Select Page

[Download PDF KONTAN DAILY Strategi Zumba di Era Pandemi]

KONTAN DAILY, Jumat, 21 Agustus 2020

oleh Jennie M. Xue

Didirikan oleh tiga Alberto, yaitu Alberto Perlman, Alberto Perez, dan Alberto Aghion, Zumba Fitness merupakan program fitness yang menggabungkan dansa Latin dan aerobik. Di 186 negara, ada 15 juta orang di 200.000 lokasi yang membugarkan diri dengan latihan Zumba secara berkala.

Perlman sendiri mendefinisikan Zumba sebagai komunitas fitness terbesar di dunia dengan merek yang distingtif. Selain itu, Zumba juga merupakan komunitas kultural dan musikal. Setiap peserta menikmati kebersamaan dan vitalitas yang dirasakan setiap latihan.

Model bisnis Zumba sesungguhnya sangat sederhana. Zumba Pusat mengajarkan para instruktur dengan skill yang dibutuhkan sehingga mereka dapat lulus dalam ujian sebagai instruktur Zumba. Setelah itu, mereka dapat berbisnis independen maupun bekerja dengan di klab-klab fitness sebagai instruktur bersertifikat.

Perlman sendiri sebagai co-founder yang memegang sisi bisnis mengenali tiga isyu utama di era pandemi ini, mengingat klab-klab fitness dan aktivitas berolah raga dalam komunitas telah dilarang sebagai bagian dari social distancing.

Satu, bagaimana mensupport para instruktur Zumba untuk terus menghasilkan revenue bagi bisnis-bisnis mereka.

Zumba.com kini telah diubah menjadi platform ZIN bagi para instruktur Zumba di seluruh dunia untuk mengkoneksikan kelas-kelas mereka dengan video yang disiarkan secara live maupun on demand. Hanya dalam enam minggu, platform ini berhasil dibangun dengan menyertakan berbagai fitur seperti chatroom, paywall, dan donasi bagi para instruktur yang terinfeksi Covid-19.

Para instruktur dapat mendaftarkan (listing) kelas-kelas daring mereka di platform tersebut dan tetap mendapatkan bayaran dari para peserta. Jadi, kondisi lockdown dan PSBB yang menyebabkan para peserta berdiam di rumah bukan lagi alasan untuk tidak dibayar.

Dua, bagaimana terus memberikan pelatihan terbaik bagi para instruktur Zumba yang telah ada dan yang baru mengingat hampir seluruh kegiatan aerobik dan fitness kini dipindahkan ke dunia virtual.

Tim Manajemen Zumba.com memberikan pelatihan melalui Zoom maupun e-learning berbasis video dan kelas-kelas online bagi para instruktur yang belum begitu profisien dalam hal penyampaian pelatihan fitness secara daring.

Dalam 1,5 bulan, ternyata ada satu juta peserta kelas Zumba secara virtual dari seluruh dunia. Animo luar biasa ini sangat mendorong para instruktur untuk terus berkarya, apalagi semua revenue dari kelas-kelas daring dinikmati oleh para instruktur sepenuhnya.

Tiga, bagaimana Zumba dapat terus menjalankan misinya yaitu berkontribusi aktif dalam menciptakan dunia yang sehat dan gembira.

Zumba.com tidak mengambil komisi atau biaya sepeser pun. Uniknya, mereka menyumbangkan satu porsi makanan ke Food Bank untuk setiap peserta kelas yang mendaftarkan diri. Jadilah 1,1 juta porsi pernah disumbangkan dalam satu bulan oleh Zumba.com.

Lantas, revenue model Zumba.com itu seperti apa? Dari penjualan merchandise dan pelatihan skill aerobik Zumba para calon instruktur (instructor classes) yang bersertifikat. Biaya lisensi bulanan para instruktur sendiri adalah USD 30 dan biaya sertifikasi berkisar antara USD 200an hingga USD 300an.

Cukup banyak instruktur yang kini telah “go online” via Zumba.com malah mengantongi omzet lebih besar daripada ketika mengajar secara tatap muka. Kreativitas para instruktur Zumba semakin diuji di sini.

Berdasarkan survei Zumba.com atas 100.000 peserta kelas virtual, mereka tidak hanya bertujuan untuk membugarkan tubuh namun juga sebagai penghilang rasa stres selama work from home dan lockdown. Bisa dipahami program Strong Nation yang merupakan aerobik dengan music conditioning merupakan pilihan favorit.

Apa sih “music conditioning” itu? Dalam Ilmu Psikologi, ada anjing Pavlov yang mengeluarkan saliva ketika mendengar bunyi lonceng. Dengan prinsip yang sama, program Strong Nation mengkondisikan pikiran dan gerakan fisik kita dengan ritme dan bunyi-bunyian tertentu.

Konklusinya, Zumba dapat lebih dari sekedar bertahan di era pandemi ini. Dengan revenue dari kelas-kelas pelatihan para instruktur, sertifikasi dan lisensi, dan merchandise, mereka dapat memperluas jangkauan virtual melalui komunitas.

Komunitas bukan hanya captive market. Namun mereka adalah penggerak utama setiap bisnis.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 21 Agustus 2020

 

Pin It on Pinterest

Share This