[Download PDF KONTAN DAILY Strategi Nama Jamie Foxx]
oleh Jennie M. Xue
Siapa yang tidak kenal Jamie Foxx? Ia salah satu aktor berkulit hitam pemenang Academy Awards untuk perannya sebagai musisi legandaris tunanetra Motown bernama Ray Charles dalam film Ray (2004). Sejak itu, ia telah membintangi cukup banyak film berbudget besar termasuk Sleepless yang beredar di Indonesia bulan Februari lalu.
Foxx dilahirkan tahun 1967 di kota kecil Terrell, Texas dengan nama Eric Morlon Bishop. Neneknya adalah seorang pekerja domestik dan ayahnya bekerja serabutan namun pernah bekerja sebagai stockbroker. Masa kanak-kanaknya termasuk prihatin, namun ini tetap membuatnya sangat gigih dalam mencapai cita-citanya.
Ia memulai karir di tahun 1989 sebagai komedian panggung solo Comedian Club di Los Angeles dengan nama Eric pemberian orang tuanya. Tampaknya, namanya yang “membosankan” tersebut kurang menarik di mata pengelola klab, sehingga ia tidak dipanggil lagi.
Dasar banyak akal, Foxx berpikir, “Bagaimana kalau namaku diganti dengan nama uniseks androgin yang mudah diingat?” Nama Eric termasuk maskulin dan umum, sedangkan nama keluarga Bishop terdengar terlalu relijius, kurang sesuai untuk seorang komedian. “Kurang menjual” bagi seorang komedian.
Mengingat kebijakan Comedian Club yang memberikan kesempatan bagi komedian perempuan yang masih langka, digunakanlah nama panggung “Jamie Foxx” uniseks androgin dan mudah diingat. Ia berharap agar pengelola klub sulit menerka jenis kelamin pemilik nama tersebut. Ternyata ia benar, berdasarkan aplikasi barunya, ia kembali dipanggil.
Dalam bahasa Hebrew, Jamie adalah nama uniseks yang dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Artinya sendiri adalah “supplanter” alias “sang penakluk.” Foxx sendiri merupakan pelesatan dari “fox” yang merupakan bahasa slang untuk “perempuan cantik.” Terjemahan bebasnya mungkin adalah “penakluk cantik” yang mempunyai aura feminin.
Siapa sangka bahwa Jamie Foxx adalah Eric Bishop? Ternyata di kesempatan kedua ini, ia semakin siap dengan materi yang lebih baik dan para penonton menyukai humor-humornya. Tampaknya nama uniseks androgin ini membawa keberuntungan.
Penuh rasa syukur, Jamie Foxx menggunakan kesempatan langka ini dengan sangat baik. Hingga berhasil menembus Hollywood dan menerima penghargaan Piala Oscar. Nama yang sedikit feminin ini ternyata tepat untuk karakternya yang unik: lucu namun luar biasa berbakat.
Foxx dikenal dengan kualitas akting, keahlian memainkan alat musik, dan kemampuan komediannya. Kombinasi langka.
Bukan rahasia lagi bahwa nama panggung yang tepat telah lama mewarnai industri perfilman Hollywood. Tujuannya jelas, yaitu agar mudah dilafalkan, mudah diingat, dan menjual. Dengan nama yang komersial, seorang bintang bisa semakin cemerlang dan daya jual semakin tinggi, jika dibarengi dengan kualitas bakat memadai.
Singkatnya, nama adalah branding dan framework sebuah merek. Dan setiap karakter merek memerlukan nama yang sepadan.
Beberapa nama asli dan nama publik: Peter Gene Hernandez adalah Bruno Mars, Norma Jeane Mortenson adalah Marilyn Monroes, Stefani Joanne Angelina Germanotta adalah Lady Gaga, Mark Sinclair Vincent adalah Vin Diesel, Kathryn Hudson adalah Katy Perry, Laura Jeanne Reese Witherspoon adalah Reese Witherspoon, Ella Marija Lani Yelich-O’Connor adalah Lorde, Joaquin Rafael Bottom adalah Joaquin Phoenix, Natalie Herschlag adalah Natalie Portman, Destiny Hope Cyrus adalah Miley Cyrus, dan Margaret Mary Emily Anne Hyra adalah Meg Ryan.
Perlukah nama produk Anda diganti? Tergantung kebutuhan pasar, dan karakter. Bisa saja produk gagal dikemas dengan nama baru agar dapat diluncurkan kembali. Ingat bahwa nama adalah kerangka tidak kasat mata suatu produk.
Diperlukan kejelian dalam memberi nama suatu produk, mengingat unsur kualitatifnya. Sebagaimana juga penggunaan diksi dalam suatu tulisan. Setiap kata dan nama tidak hanya mempunyai makna, namun juga “jiwa” dan nuansa tertentu.
Ada karakter khusus yang tidak bisa diduakan. Ada sepercik unsur magis di sana. Idealnya, semakin sering nama tersebut diulang, semakin manis terdengar dan semakin besar rasa ingin memilikinya.
Selamat berstrategi soal nama. Semoga produk Anda sejaya Jamie Foxx.[]
KONTAN DAILY, Jumat, 17 Maret 2017