Select Page

Kontan Logo

KONTAN Weekly Status Ekonomi Global

oleh Jennie M. Xue

Tahun ini kita punya harapan-harapan baru dengan presiden, wakil presiden, dan kabinet baru. Namun sebenarnya bagaimana status global ekonomi hari ini? Apa saja tantangan-tantangan bagi Indonesia dan para pebisnis Indonesia?

Ekonomi global merupakan backdrop dari ekonomi domestik Indonesia. Kita perlu selalu mengingatkan diri bahwa Indonesia merupakan bagian dari konstelasi ekonomi dunia. Kita tidak bisa berdiri sendiri, walaupun tampaknya pasar domestik Indonesia tetap merajai perekonomian nasional.

Menurut ekonom Nouriel Roubini, resiko-resiko geopolitik, ekonomi, dan finansial telah berubah. Satu tahun lalu, resiko perpecahan Eurozone, krisis fiskal AS, krisis hutang publik Jepang, deflasi global, ancaman nuklir Iran, dan masalah klasik Timur Tengah. Kini, resiko-resiko tersebut sudah bergeser, namun tetap membekas dan mempunyai efek bagi Indonesia. Walaupun mungkin akibatnya tidak seberapa besar.

Hari ini, Eurozone sudah tidak lagi terancam hancur, debt ceiling AS sudah dinaikkan sehingga tidak ada lagi shutdown, ekspansi fiskal telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghentikan deflasi di Jepang, ancaman nuklir Iran juga telah diturunkan dengan perjanjian interim, dan konflik Timur Tengah tidak sampai mengguncangkan suplai dan harga minyak mentah.

Resiko-resiko global yang baru antara lain dipengaruhi oleh resiko hard landing Cina. Untuk sementara waktu, pemerintah Cina telah berhasil “menenangkan” landing dengan berbagai program kredit yang memicu pertumbuhan investasi. Namun ini jelas menambah berbagai kemungkinan kredit macet dalam pertumbuhan ekonomi yang melemah.

Resiko kesalahan kebijakan oleh Federal Reserve Bank AS bisa disebabkan oleh suku bunga yang dinaikkan dan quantitative easing yang dihentikan. Berbagai hentakan ekonomi dan moneter telah diantisipasi. Bank sentral AS ini juga mungkin kurang tepat timingnya dalam meningkatkan suku bunga, sehingga gelembung aset akan pecah juga. Berbagai pasar internasional juga tampaknya akan mengalami pemecahan gelembung aset properti, seperti Australia, Kanada, dan Singapura.

Ukraina yang sedang mengalami krisis serius mungkin akan menghantar dunia kepada Perang Dingin 2.0 atau bahkan perang senjata mutakhir, apabila Rusia masih belum mengundurkan diri. Berbagai skenario akan terganggunya aliran energi dan minyak akan muncul. Konflik bersenjata mungkin bisa terjadi disebabkan oleh konflik Cina dengan Jepang, yang jika sampai sungguh-sungguh terjadi akan menyebabkan goncangan besar geopolitik dan ekonomi.

Pasar saham dunia masih tampak tenang. Namun harga-harga aset bisa diprediksikan meningkat dan kepercayaan investor juga terguncang. Berbagai guncangan mikro diantisipasi sepanjang ekonomi global masih belum menunjukkan stabilitas jangka panjang.

Resiko berbagai aktivitas ekonomi tetap ada. Indonesia tetap perlu menjaga diri dari berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Volatilitas investasi global bisa terjadi karena pergeseran aktivitas-aktivitas ekonomi AS, EU, Cina, dan Jepang.

AS sendiri sedang dalam proses penyembuhan dari resesi berkepanjangan yang dimulai di musim panas 2008. Tampaknya kini sudah mulai agak stabil, walaupun angka pengangguran sesungguhnya masih sangat tinggi, terlepas dari angka pengangguran resmi nasional yang berkisar antara 6 dan 7 persen.

Indonesia masih menempati posisi yang cukup stabil dalam ekonomi global. Pasar saham akan terus mengkoreksi diri dan ini cukup menggembirakan. Secara umum, tetap jalankan hedging dan bersikap konservatif. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk investasi gila-gilaan mengingat berbagai gelembung kredit siap pecah di dunia global.

Kabinet Indonesia yang baru mempunyai tantangan klasik yaitu meningkatkan kesejahteraan umum, mengentaskan kemiskinan, memperkecil jurang antara kaya dan miskin, sambil tetap meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia mempunyai peluang bagus sebagai alternatif manufaktur dan produk-produk digital berbagai kreatif. Ini perlu dibidik secara strategis. Tantangan bagi kabinet baru.[]

KONTAN Weekly, 2-8 Juni 2014

Pin It on Pinterest

Share This