Download KONTAN Daily Startup Ramping
oleh Jennie Maria Xue
Dalam buku The Lean Startup oleh Eric Ries yang diterbitkan tahun 2011, ada lima prinsip startup ramping, terlepas dari berbagai mitos dan miskonsepsi tentang startup yang sering kita dengar. Sesungguhnya, sebuah startup bukan hanya berarti sebuah perusahaan kecil yang baru didirikan. Definisi yang tepat adalah “sebuah institusi manusia yang dirancang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa dalam kondisi ketidakpastian yang ekstrim.”
Jadi, walaupun suatu bisnis sudah cukup lama didirikan, sepanjang ada ketidakpastian yang besar bahkan ekstrim yang disebabkan oleh faktor-faktor internal, maka ia masih atau masuk kembali ke dalam fase “startup.” Sebuah startup perlu bertahan hidup dalam segala macam ketidakpastian dan ketidakjelasan. Dan ini memerlukan lebih dari sekedar identifikasi masalah dan pemecahannya.
Lima prinsip pengelolaan startup ramping dari Ries. Satu, suatu perusahaan startup dimulai dengan ketidakpastian ekstrim dengan tujuan untuk menciptakan produk-produk dan jasa-jasa baru. Dua, suatu startup merupakan institusi dengan manajemen yang perlu difokuskan untuk bekerja baik dalam keadaan ekstrim.
Tiga, berbagai eksperimentasi perlu dilakukan untuk menguji visi dan memvalidasi berbagai ide bisnis. Empat, siklus membangun-mengukur-belajar perlu diterapkan setiap kali ada aktivitas. Lima, pembukuan inovatif diperlukan untuk mengimbangi ketimpangan-ketimpangan di dalam startup, seperti periode yang menguntungkan masih belum bisa diraba dengan jelas.
Dalam ketidakpastian dan ketidakjelasan suatu startup, perencanaan agak sulit untuk bisa diterapkan dengan hasil optimal. Untuk itu, improvisasi manajemen sangat diperlukan. Dan visi yang jelas menjadi penunjuk arah. Kuantifikasi dan kualifikasi tentu membantu dalam menentukan arah ini, namun yang lebih penting adalah pengenalan bagaimana bisa menjadi motor ketika visi dan arah tidak lagi cukup.
Hubungan dengan pelanggan pun perlu improvisasi dengan menempatkan “the best judgement” dalam setiap keputusan yang menentukan. Apa yang pelanggan katakan sebagai apa yang mereka perlukan, bisa saja bukan benar-benar yang mereka butuhkan, karena mereka tidak mengenal alternatif-alternatif lainnya.
Servis terbaik bagi pelanggan dicapai ketika suatu bisnis memberikan alternatif akan hal-hal yang belum atau bahkan tidak terpikirkan oleh para konsumen, baik berupa solusi atas suatu masalah maupun pengenalan akan produk-produk dan jasa-jasa baru. Suatu bisnis startup yang menawarkan berbagai alternatif baru membuat para pelanggan merasakan adanya perbedaan karakter bisnis dibandingkan dengan bisnis-bisnis lain di sekitarnya. “Menjadi berbeda” dengan memperkenalkan hal-hal yang berbeda merupakan salah satu kelebihan dan kesempatan emas suatu startup.
Idealnya, visi jangka panjang suatu startup sebaiknya memang sudah ada sebelum target-target jangka pendek dibentuk dan diterapkan. Target-target jangka pendek dapat diraih dengan strategi yang jelas dan terukur.
Manajemen lean dimulai oleh Toyota, yang sekarang menjadi tren manajemen dunia. Prinsip lean Toyota ini berfokus kepada peningkatan nilai dan mengeliminasi hasil yang tidak diharapkan. Produk-produk berkualitas diharapkan bisa dihasilkan dari proses produksi dengan sampah minimal, tepat waktu, dan kontrol inventaris yang lebih efisien.
Sebuah startup sesungguhnya lebih dari sekedar investasi finansial belaka. Yang sering terlupakan sebenarnya yang terpenting: investasi sumber daya manusia. Mengingat ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam manajemen suatu startup, SDM yang progresif, proaktif, dan antisipatif selain inovatif merupakan kunci keberhasilan.
Proses belajar dari kesalahan-kesalahan yang berjibun memungkinkan pengenalan akan fitur-fitur dan servis-servis yang diharapkan oleh pelanggan, sehinga pengembangan produk dan servis lebih sesuai harapan pasar. Akhir kata, beranilah bereksperimen dalam mencari bentuk-bentuk baru bagi produk maupun gaya manajemen. Fase “startup” bisa hadir di awal, di tengah, maupun di akhir umur suatu bisnis. Ini wajar dan mari rampingkan diri.[]
KONTAN Daily, 20 Desember 2013