[Download PDF KONTAN WEEKLY Siapa Sahabat Anda?]
oleh Jennie M. Xue
Banyak orang yang mengumbar kata “sahabat.” Anda sahabat saya dan saya sahabat Anda. Indah dan memukau. Sesungguhnya, benarkah penggunaan kata “sahabat” tersebut?
Apabila Anda pemikir positif dan spiritualis, tentu kata “sahabat” merupakan kata yang magnetis. Hampir semua hal dapat dijangkau dengan menjadi seorang “sahabat.” Bahkan, unsur hipnotisnya pun sangat luas dan dalam.
Sayangnya, kata “sahabat” telah menjadi kata murahan yang semestinya didefinisikan kembali dengan lebih tepat.
Seorang sahabat adalah seseorang yang mempunyai kapasitas untuk memberi support secara optimum kepada orang lain. Dan seorang sahabat yang baik, juga mencintai dirinya sendiri, sehingga supportnya bukan “tanpa batas sama sekali” alias “tanpa pamrih” bagi pihak lain, namun mempunyai makna win-win.
“Unconditional love” alias “cinta kasih tanpa pamrih” dalam hubungan persahabatan sebaiknya tidak dijadikan sebagai landasan. Ini lebih tepat untuk hubungan antara Tuhan dengan manusia dan orang tua dengan anak.
Dalam persahabatan, makna win-win lebih berperan. Kasih persahabatan sepantasnya merupakan motor yang baik, namun bukan segalanya.
A good friend gives and receives mutually. Setiap sahabat saling memberi dan menerima, tidak hanya satu arah. Ketika Anda lebih banyak memberi atau menerima, Anda bukanlah seorang sahabat yang baik.
Jadi, kapankah seseorang merupakan “sahabat” Anda? Ketika ia telah membuktikan bahwa ia mempunyai niat dan potensi untuk menerima dan memberi sebaik yang dapat Anda berikan. Dengan kata lain, win-win.
Win-win awareness comes first before a true friendship prevails. Kesadaran akan hubungan yang baik dan saling menguntungkan perlu hadir lebih dulu sebagai landasan persahabatan dengan resiprositas baik.
Sampai saat ini, hanya segelintir orang yang saya sebut “sahabat” dan tampaknya tidak bertambah dengan pesat. Proses seleksi sebenarnya bisa terjadi secara natural dengan memperhatikan unsur win-win.
Dan ini perlu diawali dengan rasa percaya yang cukup besar bahwa kita hanya menarik orang-orang tertentu saja yang bernilai dalam hidup kita. Mereka adalah sahabat-sahabat kita.
Saya tidak menepis konsep bahwa kita hidup bersosial. Kita bisa bersosial dengan siapa saja, namun siapa “sahabat” kita merupakan orang-orang penting dalam hidup yang membentuk satu struktur saling membantu ketika diperlukan.
Apa saja bentuk win-win? Berbagai macam dan tidak ada yang membatasi. Win-win bukan berarti “gantian mentraktir,” “sama-sama menangis ketika susah dan tertawa ketika senang,” atau “saling memberi hadiah ulang tahun.”
Win-win berarti bagaimana suatu kondisi yang tidak disukai (lose) dapat diubah menjadi kemenangan (win) dengan adanya seseorang. Misalnya, dari kesedihan menjadi keyakinan akan kemampuan diri dalam mengatasi masalah.
Dengan kata lain, bagaimana komposisi sinergi ketika kita sedang bersama dengan “sahabat” kita tersebut? Win-win? Win-lose? Lose-win? Lose-lose?
Beberapa “contoh” hubungan win-lose:
– Ah, dia sahabat saya, maka tidak apa-apa saya ambil bukunya. Toh dia tidak akan marah.
– Ah, dia sahabat saya, maka biar saja dia menunggu kehujanan. Toh dia tidak apa-apa dan pasti mendukung saya.
– Ah, dia sahabat saya, biar saja dia yang menerima akibat buruk ini, karena dia pasti rela menerimanya demi saya.
Kekuatan Anda sebagai seorang pribadi “winner” membawa fokus kemenangan dalam persahabatan. Dan ini perlu diimbangi dengan kemenangan setara dari seorang sahabat Anda.
Memang mencari seorang “sahabat” win-win tidak gampang. Dan sebaiknya konsep ini diterapkan dengan kesadaran untuk menjalin kemenangan bersama sehingga derap harmonis dapat diperoleh.
Jika hubungan Anda tidak win-win, maka itu bukanlah “bersahabat” namanya. Itu hanyalah hubungan sosial yang cukup erat. Dan Anda bukanlah superhero yang mampu menjadi “sahabat” semua orang.
Cukup menjadi seorang humanis yang siap menolong siapa saja yang sedang dalam kesusahan, sudah merupakan bentuk kebaikan. Anda pasti bisa menjadi seorang “sahabat” bagi beberapa orang, di mana kehadiran bersama membawa kesuksesan win-win bersama.[]
KONTAN Weekly, 15-21 Agustus 2016