Select Page


[Download PDF KONTAN DAILY Serangan Robot Kreatif]

oleh Jennie M. Xue

Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berbagai otomatisasi, robot, dan artificial intelligence (AI). Industri manufacturing, misalnya telah lama menggunakan robot dan mesin-mesin otomatis sebagai pengganti tangan-tangan manusia untuk aktivitas-aktivitas repetitif dan memerlukan presisi.

Bisa dipastikan para buruh kasar dan pekerjaan-pekerjaan yang dapat digantikan oleh intelijensi buatan akan lenyap dalam beberapa tahun di muka. Termasuk para pekerja kreatif seperti para jurnalis, penulis, dan desainer.

Robot desainer sudah sangat umum dengan berbagai aplikasi yang semi otomatis di HP Anda. Anda dapat dengan sekejap menyelesaikan desain-desain T-shirt yang dulu memerlukan penguasaan Photoshop mendalam.

Masa sih? Bukankah pekerjaan intelektual imun dari otomatisasi? Tidak. Bahkan saat ini saja, robo-writers (penulis robot) telah menghasilkan tulisan-tulisan yang bisa saja telah Anda baca.

Sebagai contoh, The Washington Post menggunakan Heliograf bot untuk mengkolek data dari ribuan sports games dan menuliskan 850 artikel reportase olah raga di tahun 2017 saja. Kantor berita The Associated Press menggunakan Wordsmith yang diproduksi oleh Automated Insights yang dapat mentransformasi data-data finansial per kwartal ke dalam ribuan artikel.

Kecepatan menulis robo writers ini 12 kali kecepatan penulis manusia. Luar biasa bukan?

Untuk saat ini, teknologi robo writers masih sangat mahal dan algoritmanya masih sangat sulit untuk diprogram. Namun bukan mustahil suatu hari hampir semua karya tulis akan diproduksi oleh para robot ini.

Jika Anda berargumen bahwa “karya ilmiah dan karya sastra” tidak bisa di-robot-kan, silakan pikir sekali lagi.

Satu, studi dari Karstad University di Swedia menyimpulkan bahwa para pembaca tidak dapat membedakan yang mana adalah tulisan robot dan yang mana adalah tulisan manusia. Masa? Ada tesnya yang telah diterbikan oleh the New York Times.

Dua, penulis robot tidak hanya terbatasi oleh struktur tulisan-tulisan berbasis data, statistik, angka, dan nilai. Bahkan robo writers di Jepang terbukti hampir memenangkan penghargaan tinggi karya sastra Hoshi Shinichi Literary Award di tahun 2016. Para juri tidak menyadari bahwa novel tersebut ditulis oleh robot. Mencengangkan bukan?

Tiga, ketika batas antara intelijensi manusia dan intelijensi artifisial sudah semakin buram, semakin banyak bentuk karya ilmiah dan karya sastra yang dapat dihasilkan secara otomatis. Ini dapat dieksekusi oleh komputer pembaca pikiran manusia berbasis neural network yang terkoneksi dengan mesin output.

Mengerikan masa depan umat manusia? Ya. Lantas bagaimana masa depan Indonesia? Semakin banyak pengangguran?

Ini semua bisa terjawab dengan keteguhan hati kita semua untuk mulai berstrategi dalam membangun karir, bisnis, dan berbagai institusi. Teknologi sudah menjadi bagian integral peradaban. Maka, jadikanlah ini sebagai “berkat” dan bukannya “kutukan.”

Separuh dari penduduk Indonesia berpendidikan SD. Nah, pastikan menggunakan teknologi yang bisa dikuasai oleh mereka yang berpendidikan rendah. Aplikasi iPad yang tingga swipe kanan dan swipe kiri mestinya cukup simpel untuk dioperasikan oleh mereka.

Jadi, Anda tetap menjadikan mereka bagian penting operasi bisnis. Dan tidak hanya mempekerjakan mereka bertitel S1 hanya dengan dalih “lebih melek teknologi.”

Serangan robot para pekerja kreatif memang tidak dapat lagi kita hindari dan ini akan semakin “membahayakan” para pencari kerja. Sepanjang kita kuasai update teknologi dan bagaimana para robot ini dapat mempermudah dan meningkatkan efisiensi kita, semestinya masa depan semakin cerah.

Manusia adalah tuan dari para robot, jadi jangan takut dan menganggap robot adalah saingan kita.

Robotisasi pekerjaan dapat meningkatkan kesejahteraan semua pihak. Mulailah dengan strategi-strategi bisnis yang jelas. Implementasi teknologi dengan baik dan pastikan memfokuskan diri kepada unsur-unsur kemanusiaan. Niscaya kita akan tetap menjadi tuan para robot.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 24 Mei 2019

Pin It on Pinterest

Share This