Select Page


Image Source: Fox Business


[Download PDF KONTAN DAILY Senjata Ampuh JP Morgan Chase]

oleh Jennie M. Xue

JP Morgan Chase Bank adalah bank terbesar di AS dari segi aset dan bank terbesar di dunia dari segi kapitalisasi pasar. Mereka telah mengalami kolapsnya dunia finansial di tahun 1909 dan 2008. Dan tampaknya bukannya menurun namun malah semakin menanjak.

Drexel, Morgan and Company didirikan oleh Morgan dan partnernya Anthony Drexel pada tahun 1871. Dalam metamorfosisnya, merek ini berubah menjadi JP Morgan & Co.

Kala itu, AS merupakan emerging economy yang seksi dengan pembangunan rel kereta api. Jadilah target pasar mereka adalah industri baja dengan “rajanya” Andrew Carnegie.

Berikutnya, mereka mentarget industri telpon dan elektrik dengan AT&T dan Edisson Electric alias General Electric. JP Morgan sangat berperan dalam mengindustrialisasikan AS hingga sekarang.

Krisis finansial di dunia modern pertama terjadi pada tahun 1907, dengan JP Morgan, Sr menjadi penyelamat utama mengingat belum ada bank sentral di saat itu. Namun ketika Federal Reserve Bank didirikan tahun 1913, ia telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa ketika sedang bepergian ke Roma, Italia.

Jadilah putranya JP Morgan, Jr dan cucunda Henry Sturgis Morgan mengambil alih dengan sangat baik. Keberhasilan JPCB hari ini sangat besar pengaruhnya dari keberhasilan mereka.

Di tahun 1914, JP Morgan membiayai medan perang Perang Dunia Pertama dengan pinjaman sebesar USD 500 juta. Angka fantastis di masanya.

Ketika Glass-Steagall Act (GSA) diluncurkan di tahun 1933 untuk memisahkan antara retail bank dan investment bank, JP Morgan mengalami reorganisasi. Cucunda Henry mendirikan Morgan Stanley.

Uniknya, bukan hanya keberhasilan di abad 19 dan 20 yang menentukan posisi super JPCB hari ini. Di tahun 1799, Aaron Burr mendirikan The Manhattan Company (TMH) yang merupakan bank komersial kedua di New York City.

TMH inilah yang membiayai purifikasi air minum bagi para warga NYC. Di tahun 1955, mereka merger dan menjadi Chase Manhattan Bank yang pernah hadir di Indonesia.

Kelak di tahun 1996, Chase Manhattan Bank bergabung dengan Chemical Bank yang mempelopori ATM jadilah Chase Bank yang kita kenal hari ini. Aset gabungan mencapai USD 300 miliar.

Namun konsolidasi tidak berhenti di sini. Deregulasi finansial yang mengutamakan efisiensi perbankan menelurkan sukses berikutnya.

Ketika Glass-Steagall Act (GSA) tidak lagi diberlakukan di tahun 1999 oleh Presiden Bill Clinton, jadilah Chase Bank merger lagi dengan JP Morgan Bank sehingga menelurkan JP Morgan Chase Bank yang kita kenal saat ini.

Setelah itu, JP Morgan Chase Bank mengakuisisi Bank One pada tahun 2004 dan di masa krisis 2008, mereka kembali mengakuisisi Bear Stearns dan Washington Mutual Bank. Inilah bukti kekuatan luar biasa JP Morgan Chase Bank.

Performa saham JP Morgan Chase sendiri berkali-kali lipat dari KBW Nasdaq Bank Index. Namun CEO Jamie Dimon dipanggil oleh US Congress untuk mempertanggungjawabkan USD 700 miliar uang bailout dari pemerintah AS. Biaya litigasi berbagai kasus yang berhubungan dengan bailout dan Krisis Ekonomi 2008 mencapai USD 30 miliar lebih.

Namun JP Morgan Chase Bank kini menikmati posisi nomor satu dalam berbagai kategori perbankan, termasuk digital banking. Market share di AS juga termasuk tertinggi, bersandingan dengan Bank of America dan Wells Fargo. Dalam global banking and investing, mereka mencapai posisi teratas.

Apa yang dapat kita pelajari dari kasus JP Morgan Chase Bank?

Satu, jadilah kontrarian.
Lakukan kebalikan dari tren, niscaya Anda dapat membalikkan kondisi. Tentu ini membutuhkan kekuatan tersendiri dan apabila memungkinkan.

Dua, ada waktunya bersinergi.
Sinergi merupakan salah satu metode terbaik untuk membesarkan diri dalam sekejap. Merger dan akuisisi merupakan dua bentuk populer. Namun ini tidak terbatas di sana.

Akhir kata, jalankan berbagai strategi dalam mengembangkan bisnis. Dan pengaruhi pasar dengan kekuatan Anda, baik besar maupun sedang.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 29 Maret 2019

Pin It on Pinterest

Share This