[Download PDF KONTAN Daily Seni Promosi Donald Trump]
oleh Jennie M. Xue
Donald Trump sinonim dengan properti papan atas, hotel-hotel berbintang lima, padang golf kelas dunia, resort ala dunia dongeng, dan reality TV show. Ia juga dikenal dengan merek fashion-nya yang baru dan pernah memenangkan Piala Emmy. Trump is larger than life. Mungkin ia adalah miliarder paling terkenal di dunia.
Donald Trump identik dengan bisnis spektakuler dan showmanship. Ia adalah seorang miliarder dalam arti sebenarnya. Dengan akumen bisnis, kemampuan negosiasi hebat, dan ahli promosi diri, nama besarnya semakin meroket di kancah internasional. Kini, Trump adalah ikon internasional.
Kecintaannya akan investasi properti diwariskan dari ayah Fred Trump yang bekerja sebagai pendiri dan pemilik beberapa gedung apartemen kelas menengah di Queens dan Brooklyn. Trump kecil memulai karir bisnisnya sebagai pegawai ayahnya di gedung apartemen, walaupun orang tuanya kaya-raya dan memiliki rumah dengan 23 kamar.
Apa saja Donald kecil kerjakan, termasuk menyapu, membersihkan gedung, dan membetulkan berbagai kerusakan ringan dengan tangan sendiri. Ia diajarkan untuk hidup hemat, efisien dalam kerja dan mengelola properti. Lampu yang tidak dipakai, pasti ia matikan untuk menghemat listrik.
Donald kecil dikenal cerdas, asertif, dan nakal, sehingga di usia 13 tahun ia dikirim untuk belajar di New York Military Academy yang berdisiplin ala militer. Disiplin ala militer menjadi kapital diri yang tidak ternilai di masa depan. Pendidikan tingginya dicapai di Wharton School of Business University of Pennsylvania. Selulusnya, ia kembali bekerja di dunia real estate.
Sejak 1970an, Donald J. Trump muda telah membangun Manhattan dengan mengakuisisi properti-properti kadaluwarsa. Ia melakukan proses gentrifikasi dengan mempromosikan lingkungan baru bagi properti-properti modernnya. Commodore Hotel tua terletak di depan Grand Central Station diakuisisi dan direnovasi sebelum menjelma menjadi Grand Hyatt Hotel yang berwarna mengkilat keemasan.
Periode 1970an adalah tahun-tahun sulit bagi pemerintahan New York City yang berhutang USD 6 miliar dan menjelang bangkrut. Bagi Trump, ini adalah kesempatan emas untuk mengakuisisi properti-properti yang menjelang atau telah bangkrut. Strateginya? Networking with power brokers. Berhubungan baik dengan pengambil keputusan kota, para bankir, dan para shakers.
Didirikan di tahun 1980, Trump Tower menerjemahkan ìsiapa itu Donald Trumpî yang merupakan kombinasi dari perkantoran, pertokoan, dan kondominium prestisius dengan pemandangan menakjubkan Manhattan. Trump Tower membeli hak udara alias air rights dari Tiffany & Co Building, sehingga pembangunan 58 lantai berhasil tanpa hambatan hukum.
Di tahun 1980an, ia terlibat dengan pendirian kasino di Atlantic City. Dengan profit USD 30 juta per bulan kala itu, kapital mengucur untuk pendirian Trump Park, Trump Plaza, dan St. Moritz Hotel.
Di tahun 1987, otobiografinya The Art of the Deal berada di puncak New York Times’ Best-Sellers List. Sejak itu, ia sadar betul bahwa nilai merek “Donald Trump” lebih besar daripada nilai bisnis-bisnisnya. Ini adalah realisasi luar biasa yang menjadi kapital tidak ternilai yang bisa dikapitalisasikan secara masif. Super star telah lahir.
Dengan sukses barunya, bank-bank mengucurkan banyak kapital untuk akuisisi maskapai penerbangan Trump Shuttle, properti resort di Florida, yacht seharga USD 30 juta, klub bola, dan sebagainya. Di tahun 1988, ia mengakuisisi The Plaza senilai USD 390 juta. Trump Taj Mahal Casino senilai USD 1 miliar di Atlantic City mulai dibangun.
Di tahun 1990an, Donald Trump berhutang USD 8 miliar ke bank dan USD 975 juta ke individu karena resesi. Gelembung properti NYC kolaps seketika dan kredit bank sangat dibatasi. Net worth Trump menukik deras. Hebatnya, ia berhasil mendapatkan USD 65 juta bridge loan untuk bertahan dengan menggunakan nama hebatnya alias merek Trump sebagai agunan.
Dengan kehebatannya mempromosikan diri dan merek Trump, kembali ia berhasil merestrukturisasi hutang sehingga ia berhasil terbebas dari jeratan hutang-hutangnya. Kata-kata bijaksana dari Donald Trump, “Dalam kesulitan, kita belajar tentang kemampuan-kemampuan terbaik dari diri kita.”
Akhir kata, kapital merek alias “brand capital” merupakan aset paling berharga yang bisa menjadi penyelamat tunggal ketika kapital-kapital lainnya telah gagal.[]
KONTAN Daily, 20 November 2015