[Download PDF KONTAN DAILY Seni dan Big Data Zynga]
oleh Jennie M. Xue
Para penggemar social gaming pasti kenal FarmVille, CityVille, Mafia Wars dan game-game Zynga lainnya. Di balik nama-nama besar game-game tersebut adalah Mark Pincus, seorang Internet entrepreneur dan pelopor social gaming dengan Zynga dan beberapa dotcom lainnya: Freeloader, Inc., Tribe Networks, dan Support.com.
Zynga mulai go public di bulan November 2011. Saat itu mereka telah berhasil mendapatkan kapital sebesar USD 1 miliar dan nilai valuasi USD 7 miliar.
Pincus punya hobi sejak kecil yang dikenal sebagai “treasure hunting.” Ia selalu ingin mencari “harta karun” baik dalam arti harafiah maupun figuratif. Buktinya, ia jeli dalam melihat peluang dan mengenal betul seluk-beluk Internet dan potensinya yang eksplosif dengan menjadi founding investor di Napster, Facebook, dan Twitter.
Sebelum menjadi entrepreneur teknologi, ia pernah bekerja di venture capital dan dunia finansial setelah lulus dari Wharton Business School di New York dan Hong Kong. Sekembalinya ke AS, ia mengambil MBA di Harvard Business School dan magang di Bain & Co.
Zynga Inc merupakan startupnya yang keempat, setelah Freeloader, Tribe,net dan Support.com. Hingga kini, Zynga merupakan salah satu pemain terbesar dalam industri social dan mobile gaming, di mana game-gamenya bisa ditemukan di Facebook, Android, dan iTunes. Kini pemakai game Zynga mencapai 240 juta orang.
Di tahun 2009, Zynga menawarkan “virtual social goods,” di mana pemain bisa membeli berbagai barang-barang digital. Dan revenue yang diterima dari penjualan digital ini digunakan untuk kepentingan sosial, seperti dana gempa bumi Haiti dan tsunami di Jepang.
Tanpa Facebook, mungkin Zynga tidak akan seberhasil sekarang karena 90 persen revenue berasal dari Facebook. Dalam awal kerja sama Zynga dengan Facebook, iklan-iklan Farmville sering tampil pada kolom di samping kolom utama.
Nilai Zynga saat ini agak menukik turun hingga USD 2,2 miliar. Ada beberapa hipotesis mengapa hal ini terjadi. Salah satunya adalah kemampuan monetisasi yang terbatas, di mana game-game popular belum berhasil menghasilkan profit dalam waktu dekat.
Tantangan Zynga yang paling utama adalah kompetisi ketat dengan para perancang game yang kini telah punya akses langsung ke kanal distribusi seperti iTunes dan Android. Pasar mobile game saja telah melampaui USD 30 miliar saat ini, sehingga bisa dibayangkan betapa sulit traksi diperoleh.
Kekuatan terbesar Zynga adalah big data. Berapa besar data yang didapat setiap hari? Satu petabyte atau 1000 terabyte atau satu juta gigabyte. Untuk menampungnya, Zynga memiliki cloud server di dunia yang fleksibel hingga menampung 1000 server dalam 24 jam.
Jenis data yang ditampung tergolong dua kategori: game data dan server data. Bisa dimengerti bahwa para eksekutif dan pekerja di Zynga terbiasa dengan data-driven culture. Kultur ini memberi fondasi metrik dalam setiap kegiatan.
Keputusan-keputusan penting jelas mengandalkan metrik big data, seperti keputusan dalam menggunakan karakter hewan dalam Farmville 2.0. Dalam versi kedua ini, hewan-hewan menjadi tokoh utama, sedangkan di dalam versi sebelumnya hanyalah sebagai dekorasi. Tampaknya para gamer sangat menyukai karakter-karakter hewan bahkan bersedia membeli hewan-hewan virtual (paid characters).
Dalam data center, Zynga mengoperasikan Splunk untuk primary log analytics dengan 70 nodes dan 650 juta rows of data setiap hari. Untuk database transaksional, mereka menggunakan Vertica Data Warehouse. Laporan per hari mencapai 6000 report types dan 15.000 ad hoc queries yang dirangkum dalam 3000 laporan. Laporan-laporan ini digunakan dalam operasional dan pengembangan produk.
Memang ada beberapa komentar “miring” bahwa Farmville merupakan “jiplakan” Farm Town, namun Zynga mempunyai kehebatan berinovasi yang luar biasa di mana seni dikawinkan dengan sains. Ini semua sangat jelas terlihat dalam produk-produk game mereka. Seni digunakan dalam merancang karakter-karakter dan sains dalam keputusan-keputusan akan inovasi produk.
Bagaimana dengan bisnis Anda? Bagaimana seni dan sains dapat digabungkan dalam inovasi produk, teknik operasi, dan manajemen? Tantangan yang asyik untuk direnungkan dan dijalankan.[]
KONTAN DAILY, Jumat 29 April 2016