Select Page

Image Source: Grazia Daily


[Download PDF KONTAN DAILY Sang Legendaris Parfum Chanel No.5]

oleh Jennie M. Xue

Di tahun 2009, parfum Chanel No.5 mendapat gelar “the most seductive scent” berdasarkan pol internasional. Fenomena ini sungguh menarik mengingat pertama kali dipasarkan di tahun 1921. Kini, usianya telah mencapai 98 tahun.

Kehebatan parfum ini sangat erat hubungannya dengan Mademoiselle Coco Chanel, desainer fashion yang mengubah kultur berpakaian para perempuan Perancis di awal abad lalu.

Masa lalunya sederhana. Ia putri dari seorang pencuci pakaian dan pedagang asongan di pasar. Ketika orang tuanya meninggal dunia, ia dibesarkan oleh para biarawati di Aubazine.

Sebenarnya bagaimana perjalanan parfum legendaris Chanel No.5 itu? Unik.

Sebagai fashion designer, Coco Chanel perlu mengukur dan mendadani para perempuan sosialita di masa itu. Ternyata, ehem, tidak sedikit dari mereka yang punya bau tubuh kurang sedap.

Bagi Chanel, para pemakai desainnya perlu menebarkan wangi sesegar desain mode yang mereka kenakan. Jadilah ia mencari pakar parfum yang dikenal sebagai “nose.”

Di masa itu, wewangian sitrus, seperti lemon, jeruk dan bergamot sangat digemari, namun biasanya tidak bertahan lama di kulit. Sesungguhnya, para pakar parfum kala itu telah berhasil memisahkan aldehydes yang telah mampu menghasilkan jenis wangi tersebut.

Di tahun 1920, ketika berlibur di Cote d’Azur, ia bertemu dengan pakar parfum bernama Ernest Beaux. Mereka pun bekerja sama setelah beberapa bulan mencari wangi yang sesuai.

Setelah 10 sampel wewangian diuji coba, Chanel menyukai parfum nomor 5. Ya, nama populer tersebut ternyata sejarahnya sederhana.

Uniknya lagi, ada gosip bahwa sebenarnya parfum nomor 5 tersebut adalah hasil “kecelakaan” karena asisten Beaux memasukkan terlalu banyak aldehyde. Chanel No.5 mengandung sari melati, mawar, sandalwood, dan vanila yang khas cita rasa bebungaan dengan sedikit sentuhan sabun wangi.

Unsur bersih sangat terasa. Pemakai seakan-akan baru selesai mandi dengan sabun yang bertahan lama di kulit.

Aktivasi merek Chanel No.5 dilakukan dengan sederhana namun kreatif. Coco Chanel mengundang Beaux dan para sahabat sosialita ke restoran berkelas di Riviera untuk merayakan peluncuran parfum tersebut.

Dengan menyemprotkan parfum di sekitar meja makan, para undangan dan pengunjung terekspos secara alami. Mereka pun terkesima dan menanyakan jenis parfum tersebut dan bisa dibeli di mana.

Bagi Coco Chanel, ini adalah bukti kedahsyatan parfum Chanel No.5 ini. Dan terbukti ia adalah disruptor parfum sepanjang sejarah fashion dan industri parfum.

Sejak Chanel No.5 meledak di pasar, parfum-parfum dari rumah-rumah mode lainnya di Paris mendapatkan ilham untuk meluncurkan parfum serupa. Di sinilah milestone penting perkembangan parfum modern internasional.

Selain wanginya yang membentuk sejarah, bentuk botolnya pun sangat disruptif di masa itu. Dengan tutup diamond cut yang diinspirasi oleh the Place Vendome di paris, bentuk persegi botolnya masih tetap digunakan hingga hari ini.

Tiga puluh tahun setelah peluncuran di tahun 1921, botol Chanel No.5 menjadi ilham lukisan Andy Warhol yang kontemporer. Lukisan retro berwarna cerah ini pun menjadi masterpiece.

Chanel No.5 juga membentuk sejarah di dunia periklanan AS. Parfum ini merupakan parfum pertama yang pernah diiklankan dalam acara televisi langsung kejuaraan football AS the Super Bowl.

Di tahun 1937, Coco Chanel menjadi bintang iklan Chanel No.5 untuk majalah fashion Harper’s Bazaar dengan latar belakang the Ritz. Merek Chanel No.5 semakin melegenda dengan endorsemen dari para bintang Hollywood dan ikon kultural seperti Marilyn Monroe, Catherine Deneuve, Candice Bergen, Lauren Hutton and later Nicole Kidman, Audrey Tautou, Brad Pitt, dan Gisele Bundchen.

Regulasi EU mengenai parfum di tahun 2014 melarang penggunaan atranol, chloroatranol dan oak moss. Padahal, Chanel No.5 menggunakan sumber wangi oak moss, yang dapat menyebabkan reaksi alergi dermatitis.

Namun, wangi oak moss diperbolehkan sepanjang dua jenis molekul atranol dan chloroatranol disubstraksi. Substraksi ini membutuhkan proses reaksi kimia yang tepat, agar wangi tetap identik dengan versi yang lama, namun aman bagi para penderita alergi.

Minimal ada 3 hal yang dapat kita pelajari dari perjalanan penciptaan parfum legendaris ini. Satu, kolaborasi dengan pakar yang tepat mengakselerasi progres. Dua, terkadang “kesalahan” ramuan malah membawa disrupsi. Tiga, taktik pemasaran kreatif di audiens yang tepat adalah salah satu kunci sukses.[]

KONTAN DAILY, 26 Januari 2018

Pin It on Pinterest

Share This