[Download PDF KONTAN Daily Sains Online Dating]
oleh Jennie M. Xue
Para jomblo pasti kenal betul apa itu “online dating.” Web site dan aplikasi (app) yang mempertemukan para lajang dengan harapan dapat menjalin persahabatan maupun hubungan romansa. Lebih dari sekedar tempat “jual tampang” dengan berbagai gaya selfie yang cute dan menarik, online dating merupakan ajang bisnis luar biasa dengan omzet industri sebesar USD 2 miliar per tahun.
Berbagai cara memonetisasi online dating app dan Web site: biaya membership bulanan, iklan per klik dan geo-detected ads. Jadi, online dating lebih dari soal kencan antar anggota namun merupakan ajang promosi produk yang sangat individual berdasarkan data yang ditangkap sistem. Ini bisa diamati dalam aplikasi-aplikasi dan Web site gratis.
Kakek moyang online dating dapat diamati sejak 1965 dengan computerized dating, di mana para lajang memasukkan data-data pribadi ke dalam komputer mainframe raksasa dan mendapatkan jawaban dalam bentuk kartu. Kontak dilakukan dengan telpon maupun temu muka langsung. Salah satu pasangan pertama yang dipertemukan oleh komputer telah menikah dan hidup berbahagia.
Online dating dalam dunia maya dimulai tahun 1995 dengan Matchmaker.com. Kini industri ini telah berkembang sebesar 1500 Web site dan aplikasi iPhone dan Android. Salah satu pemegang marketshare terbesar adalah eHarmony dengan 15 persen.
eHarmony menggunakan standar industri tertinggi, seperti matching saintifik dengan menggunakan informasi mendetil psikologis para anggota. Sebelum eHarmony mengajukan beberapa anggota kepada Anda, 400 pertanyaan perlu dijawab dengan jujur. Salah satu pakar yang mendesain pertanyaan adalah Profesor Psikologi dan Behavioral Economics Dan Ariely.
Semuanya berhubungan erat dengan tipologi, karakter, dan kegemaran Anda. Kejujuran penting agar mendapatkan usulan pasangan yang cocok satu sama lain di dunia nyata.
Setelah semua pertanyaan terjawab, nama lengkap asli Anda akan di-search secara mendetil melalui berbagai database legal. Investigasi online dilakukan terhadap para anggota yang berasal dari AS, sehingga para “anggota palsu” bisa dieliminasi. Tahap ini sangat penting bagi mereka yang sungguh serius dalam mencari jodoh.
Salah satu kelemahan online dating yang tidak diverifikasi adalah tingginya angka pemalsuan identitas dan kriminalitas yang berhubungan dengan seksual, seperti pelecehan dan pemerkosaan. Craiglist.org, misalnya, tidak menggunakan sistem verifikasi latar belakang (background check), sehingga pernah ada beberapa kasus pembunuhan serial.
Para anggota aktif yang telah diverifikasi keaslian identitasnya oleh eHarmony membayar USD 60 per bulan. Kesungguhan dalam membiayai online dating yang tidak murah ini merupakan bukti keseriusan tersendiri bagi yang hendak mencari pasangan hidup.
Data dari eHarmony saja mencengangkan: 15,5 juta anggota baik aktif maupun pasif, 750 ribu anggota aktif yang telah dalam hubungan, dan 542 pasangan menikah per hari atau 100 ribu pasangan menikah per tahun. Anggota Match.com melebihi 20 juta orang.
Online dating app Skout memiliki 5 juta anggota. Skout tidak menggunakan scientific matching, lebih mengutamakan pertemuan instan dan cepat untuk berkenalan. Revenue model yang digunakannya adalah local ads alias iklan berdasarkan lokasi geografis yang tampil di layar aplikasi. Omzet iklan mencapai USD 201 miliar di tahun 2011 dan diperkirakan mencapai USD 455 miliar di tahun 2016.
Sains sebagai fondasi online dating lebih rumit daripada yang dibayangkan, kecuali untuk situs-situs dan aplikasi-aplikasi yang hanya mempertemukan saja. Saat ini, aplikasi yang sedang tren adalah Grindr, Jack’d, OKcupid, Tinder and Scruff, di mana para homoseksual juga mendapatkan tempat setara dengan heteroseksual.
Generasi Milenial adalah generasi yang paling digital, sehingga interaksi pergaulan bahkan perkencanan juga dilakukan secara digital. Ini merupakan kesempatan emas bagi para inovator digital untuk mencari ceruk (niche) yang menguntungkan. Untuk Indonesia, di mana verifikasi latar belakang seseorang masih merupakan wacana, mungkin sudah waktunya dicoba.[]
KONTAN Daily, 31 Juli 2015