[Download PDF KONTAN WEEKLY Resolusi Mikro]
oleh Jennie M. Xue
Mungkin Anda telah berkali-kali berjanji kepada diri sendiri untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk. Namun entah mengapa, tahun terus bergulir dan setiap Resolusi Tahun Baru tidak membawa perubahan berarti. Bahkan Anda mungkin telah “kapok” membuat resolusi.
Menurut statistik, 88 persen resolusi di awal tahun tidak berhasil diwujudkan. Bisa dimengerti mengapa bulan Januari dan Februari biasanya penuh dengan janji dan imajinasi perubahan-perubahan nan fantastis. Klab-klab fitness dan kursus-kursus biasanya ramai di awal tahun, namun segera menyusut setelah beberapa minggu.
Bisa jadi, tahun ini Anda telah memutuskan untuk tidak membuat resolusi apapun. Bagus. Jika Anda masih bersemangat untuk membuat Resolusi 2018, itu pun juga bagus.
Mengapa dua-duanya “bagus”? Karena dengan berani mengambil keputusan saja, itu sudah merupakan langkah yang baik dan berarti minimal Anda telah mengenal konsekuensi-konsekuensinya.
Sebenarnya, dengan atau tanpa adanya resolusi yang Anda buat bagi diri sendiri, perubahan akan terus bergulir baik disengaja maupun tidak. Secara alami, setiap saat, setiap sel makhluk hidup selalu berubah. Ingat ini.
Bahkan secara biologis, setiap tujuh tahun sekali, sel-sel tubuh Anda telah 100 persen terbaharui, sehingga sebenarnya “diri Anda” secara literal telah menjadi “diri yang berbeda.” Dan proses perubahan di tingkat sel ini tidak pernah kita sadari.
Resolusi Tahun Baru hanya mengingatkan kita akan “thing(s) to do” dan “thing(s) to change.” Padahal, setiap hari, berbagai aktivitas dan niat membentuk pikiran kita.
Dengan beraktivitas, neural pathways baru terbentuk di dalam otak dan susunan sistem syaraf. Dan semakin positif pikiran-pikiran kita, semakin baik dan banyak neural pathways yang terbentuk.
Jadi, apabila Anda perlu secara sadar menetapkan suatu “resolusi.” Mungkin ada baiknya untuk tidak hanya membuat satu resolusi besar di awal tahun. Karena ini hanya membebani pikiran dan tidak membangun neural pathways mikro yang menggurita di dalam otak.
Buatlah resolusi-resolusi mikro sepanjang tahun. Ini bisa dilakukan setiap bulan, minggu, bahkan hari.
Beberapa bentuk resolusi sebagai inspirasi: melakukan 3 push-up per hari, meningkatkan output pekerjaan setiap 30 menit, makan makanan sehat satu hari per minggu, berjalan 100 langkah per hari, membaca satu halaman buku per hari, mendengarkan satu bab audiobook per hari, membuang barang yang tidak diperlukan lagi satu kantong per hari, dan sebagainya. Setelah beberapa hari atau minggu, tingkatkan sedikit kuantitasnya.
Sedikit demi sedikit, pasti ada perubahan. Dan setiap perubahan kecil, merupakan pengalaman positif yang membentuk neural pathways mikro. Ingat, kuncinya adalah menciptakan pengalaman positif dalam setiap kesempatan karena hanya pengalaman positiflah yang mampu membentuk neural pathways.
Pengalaman negatif mematikan dan memutuskan neural pathways yang telah dibangun. Bisa diperhatikan mengapa mereka yang hidup dalam stres dan suasana negatif, biasanya menjadi pelupa dan depresi. Ini dikarenakan neural pathways yang memburuk dan mati.
Resolusi-resolusi mikro merupakan langkah awal untuk membentuk kebiasaan (habit) baru yang lebih besar. Misalnya, dengan makan sehat dua hari seminggu secara sadar, setelah 21 hari, ini akan menjadi kebiasaan baru.
Setelah dua hari, Anda dapat dengan lebih mudah meningkat ke tiga hari seminggu. Golnya adalah untuk makan makanan sehat minimal lima hari seminggu dengan dua hari bebas.
Kebiasaan yang kita miliki berbentuk neural pathways di dalam otak. Semakin sering diulang, semakin mendalam kebiasaan tersebut. Jika jarang diulang atau dikerjakan, maka neural pathways akan menipis dan menghilang.
Dalam beberapa hari pertama, kebiasaan baru masih sulit dijalankan karena neural pathways belum terbentuk dengan baik. Bisa dimengerti mengapa skill baru memerlukan waktu cukup lama untuk semakin dikuasai.
Bagian otak basal ganglia membentuk kebiasaan (forming habits) karena mengambil keputusan tanpa kebiasaan akan membutuhkan waktu lama dan membuang energi. “Kebiasaan” merupakan salah satu bentuk alam yang mempermudah hidup dengan sistem autopilot.
Menurut Ilmu Psikologi, perubahan kebiasaan dapat lebih berhasil dengan “willpower,” bukan “motivasi.” “Willpower” dapat diterjemahkan sebagai “tekad,” sedangkan “motivasi” adalah “dorongan.”
Ketika ada “tekad,” barulah ada “motivasi.” Karena “motivasi” tidak dapat berdiri sendiri. Untuk resolusi-resolusi mikro, tentu “tekad” yang dibutuhkan tidak sebesar resolusi-resolusi besar. Sehingga resolusi mikro dapat dengan mudah dicapai.
Setiap resolusi mikro yang telah tercapai dalam satu hari, semakin positif perasaan kita. Dan ini merupakan motor yang mendorong untuk mencapai resolusi-resolusi mikro berikutnya. Selamat mengubah kebiasaan menjadi lebih baik dengan resolusi-resolusi mikro.[]
KONTAN WEEKLY, 15-21 Januari 2018