Select Page

row-houses450

Kontan Logo

[Download PDF KONTAN Weekly Rahasia Zillow]

oleh Jennie M. Xue

Zillow.com merupakan salah satu pionir disrupsi bisnis online. Ini adalah portal super masif yang berisikan database properti seluruh AS (50 negara bagian) yang diperjualbelikan dan disewakan. Jadi, properti di kota dan negara bagian manapun pasti bisa dijumpai di sana, berikut status “for sale,” “for rent,” dan “not for sale, not for rent.”

Jika Anda punya teman yang mengaku memiliki properti di jalan tertentu di kota tertentu Amerika Serikat, tinggal masukkan alamat mereka untuk mendapatkan informasi tentang nilai jual sekarang dan besar pajak properti. Juga tanggal-tanggal properti tersebut pernah diperjualbelikan dan harga jual pada saat itu.

Di tahun booming properti 2006, Zillow.com didirikan untuk memberikan solusi bagi para konsumen industri real estate. Pra-Zillow, bisnis properti di AS bagaikan “membeli kucing dalam karung,” karena setiap informasi yang berkenaan dengan properti tersebut tidak terbuka alias perlu ditanyakan langsung kepada instansi terkait dan real estate broker yang menangani listingnya.

Selain informasi tanggal-tanggal berpindah tangan, besar pajak properti (semacam PBB), dan detil spesifikasi properti, Zillow.com juga membuatkan grafik naik-turunnya harga properti yang dimaksud sejak pertama kali dijual hingga sekarang. Bayangkan betapa hebatnya data yang disajikan Zillow.com bagi para property buyer yang sedang siap-siap memilih properti yang sesuai. Inspirasi luar biasa bagi pebisnis online Indonesia. Sepanjang data yang disampaikan sahih dan bisa dipertanggungjawabkan sumbernya.

Benar, Zillow.com bukan toko online yang berisikan listing properti belaka. Bandingkan dengan situs Rumah123.com yang hanya berisikan listing berbayar yang dipesan oleh pemilik properti, broker dan agen properti. Zillow.com menjual database dan real-time lead generation terkini.

Tentu untuk kondisi Indonesia, data-driven business model agak sulit terealisasi, namun bukan mustahil.

Zillow.com mendisrupsi bisnis properti dengan mendemokrasikan proses jual, beli, dan sewa tanah dan properti dengan super transparan, sehingga keamanan konsumen tetap terjaga dan kasus-kasus kriminal penipuan bisa semakin berkurang. Fungsi “policing” organisasi swasta membantu industri itu sendiri dan dunia bisnis secara umum.

Dibutuhkan transparansi bertanggung jawab dari BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan standarisasi faktor-faktor penunjang jika ingin diterapkan di Indonesia. Duplikasi akta kepemilikan tanah dan rumah perlu dinihilkan dengan sistem yang baik sehingga proses “clean ownership” bisa dicapai. Salah satu alasan kuat untuk membuat database dan data-driven Web site yang sekaligus berfungsi sebagai “pembersih” sampah-sampah duplikasi.

Kultur Indonesia sangat terobsesi akan real estate. Ini menciptakan gelembung properti yang sudah mulai mengempis di wilayah-wilayah tertentu, namun obsesi ini tidak akan berhenti sepanjang pertumbuhan penduduk masih tinggi dan lokasi fisik suatu bisnis masih merupakan penentu kredibilitas dan reputasi. Sebagai pasar properti yang luar biasa besar, dalam setahun saja, penduduk Indonesia bertambah 4 hingga 5,5 juta jiwa yang suatu hari pasti memerlukan rumah sendiri. Dan ini membutuhkan database properti yang dapat dipertanggungjawabkan dan up-to-date.

Di negara-negara maju, fisik suatu bisnis sudah bukan merupakan faktor penting. Nilai tambah (value added) lebih menentukan daya jual. Di Indonesia, sering kali lokasi fisik suatu bisnis memberikan rasa aman bagi pembeli, mengingat lemahnya penegakan hukum. Faktor “prestige” suatu bisnis yang didukung oleh properti yang bonafide membuat pasar properti lebih “ramai” daripada di negara-negara yang “kantor virtual”-pun sudah dihargai sepantasnya. Kultur obsesif seperti ini membuka peluang besar untuk bisnis-bisnis yang “piggyback” alias “menunggangi” bisnis properti.

Untuk mewujudkan visi situs semacam Zillow.com, perlu kerja sama yang erat antara instansi-instansi pemerintah yang berhubungan dengan tanah-properti dan data mining company. Juga diperlukan berbagai pembaruan regulasi yang mentransparansikan proses dan pendataan jual-beli setiap properti. Belum lagi berbagai “tanah adat” yang masih menggunakan “surat girik.”

Walaupun masih merupakan harapan, Indonesia membutuhkan situs ala Zillow.com. Dunia properti Indonesia akan tertolong dari segala macam kesimpangsiuran. Ada investor yang siap mengambil kesempatan ini?[]

KONTAN Weekly, 15-21 Juni 2015

Pin It on Pinterest

Share This