Select Page

[Download PDF KONTAN DAILY Rahasia Delapan Juta Produk Wayfair]

oleh Jennie M. Xue

Salah satu retailer maya paling sukses di dunia adalah Wayfair.com. Nama ini mungkin kurang terdengar di Indonesia, bahkan di AS sekali pun. Namun data korporat ini sangat mencengangkan. Dan ini dimulai dengan filosofi luar biasa: menjadi besar secepat mungkin.

Wayfair.com telah menemukan kunci hacking the growth hingga menawarkan lebih dari 8 juta produk furnitur dan alat-alat rumah tangga melalui toko online sederhana. Ya, siapa menduga retailer online ini menawarkan lebih dari 8 juta produk? Bagaimana dengan logistiknya? Seberapa besar gudangnya?

Mari kita simak sejarahnya dulu. Steve Conine dan Niraj Shah adalah dua siswa SMA yang mengikuti program musim panas di Cornell University. Setelah lulus SMA, mereka sama-sama studi engineering dan menjadi sahabat. Mereka juga tinggal di asrama mahasiswa yang sama.

Uniknya, mereka sama-sama mengambil kelas kewirausahaan dan berniat memulai bisnis yang berhubungan dengan teknologi. Di tahun 2002, dengan budget minim, mereka memulai bisnis di kamar tidur Steve.

Mereka berdua mempelajari algoritma Internet dan mengenali kebutuhan pasar yang cukup besar untuk rak stereo. Dalam waktu singkat, mereka membangun satu website penjualan rak, lemari dan dekorasi interior rumah. Dari satu website, bisnis mereka tumbuh menjadi 250 website.

Kesulitan mengelola 250 situs, mereka menggabungkan semua situs ke dalam satu situ mega Wayfair.com di tahun 2011. Satu tahun kemudian, mereka berhasil mendapatkan omzet USD 600 juta.

Angka ini ternyata segera dilampaui sendiri dalam sekejap. Di tahun 2015, Wayfair berhasil mengantongi USD 2,25 miliar omzet bersih. Di akhir bulan Maret 2017, mereka mencapai USD 3,59 miliar omzet bersih.

Bagaimana bisa tumbuh dengan sangat cepat? Kuncinya adalah menampung 10.000 supplier yang mensuplai 8 juta produk bagi lima merek Wayfair, yaitu AllModern, Birch Lane, DwellStudio, dan Joss & Main.

Delapan juta produk tersebut ditangani oleh 5700 pegawai di kantor pusat di Boston, Massachusetts. Produk-produk mereka dikirim ke seluruh penjuru AS dan Eropa.

Mungkin Anda kembali bertanya, bagaimana bisa mengatur stok yang luar biasa banyak tersebut? Dengan dropshipping.

Dropshipping adalah model bisnis di mana retailer hanya menjual produk dengan harga retail sedangkan logistik, penyimpanan, dan pengiriman dilakukan oleh supplier. Jadi, Wayfair hanya bertugas menjual dengan berbagai cara, menerima order, menservis customer, dan mengirimkan order kepada supplier.

Model bisnis ini juga pernah dipakai oleh Zappos.com yang didirikan oleh Tony Hsieh yang dikenal sebagai penulis buku best-seller Delivering Happiness. Di awal pendirian Amazon, gurita raksasa ini juga pernah menggunakan dropshipping untuk menghemat biaya penyimpanan.

Kelebihan dari model bisnis adalah jumlah produk yang fantastis tanpa perlu kawatir akan penyimpanan, logistik, dan pengiriman. Juga hemat biaya operasional karena fokus kegiatan berkisar pada pemasaran dan outreach berkisar pada branding.

Namun, kontra dari bisnis ini cukup jelas: monitor pengiriman dan kontrol atas supplier terbatas. Selain itu, apabila ada kesalahan pengiriman, maka customer akan komplain kepada retailer, bukan kepada supplier.

Pengecekan kualitas produk yang hendak dikirim juga tidak dapat dipastikan retailer, karena ini berada di dalam ranah supplier. Jadi, hubungan erat antara retailer dan supplier harus sangat diperhatikan agar timbul respek dan saling pengertian bahwa sukses kedua belah pihak bertumpu pada kerja sama ini.

Ini penting agar solusi segera dapat diaplikasikan ketika masalah terjadi. Dengan 10.000 supplier, bisa dibayangkan bagaimana rumitnya hubungan tersebut harus dijaga dengan baik.

Penggunaan model bisnis dropshipping untuk retailer e-commerce merupakan salah satu yang paling menggiurkan karena growth dapat meroket dalam beberapa bulan. Model bisnis marketplace sangat mengandalkan word-of-mouth dan kepercayaan para supplier akan platform yang ditawarkan retailer. Jadi, ini perlu proses dan waktu yang cukup lama.

Model bisnis dropshipping dapat menggurita dalam sekejap sepanjang aktivitas pemasaran dijalankan dengan sangat konsisten. Tentu pemasaran memerlukan biaya yang tinggi dan sering kali mempunyai challenge tersendiri.

Konklusinya, sepanjang supplier dan produknya berstandar tinggi, model bisnis ini sangat mempercepat ekspansi. Namun retailer perlu siap dengan biaya tinggi pemasaran serta membangun hubungan baik dengan para supplier. Silakan dicoba.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 4 Agustus 2017

Pin It on Pinterest

Share This