Select Page

Note to Subscribers: 

Thank you for reading my articles which are archived on my bilingual blog JennieXue.com (you’re now reading its blog post, if you’re reading this in an email). I’ll continue posting latest column articles here.

However, if you want to read my high-traffic articles on other English-language publications, please refer to my writing portfolio’s blog located at JenniferXue.com/blog/. The articles there are linked directly to the publishing publications, due to copyrights. Email me at info@jenniferxue.com or reply to this newsletter, if you want to be added to the email list to receive English-only column articles. Happy reading!


Anna Wintour

Kontan Logo

[Download PDF KONTAN DAILY Peran Anna Wintour di Fashion Dunia]

oleh Jennie M. Xue

Jika Anda pembaca majalah Vogue, Harper’s Bazaar, dan Cosmopolitan, Anda pasti kenal satu nama ini: Anna Wintour. Ia adalah Editor-in-Chief alias Pemred majalah American Vogue sejak 1983. Perempuan dengan trademark rambut ala bob berponi lurus ini dikenal dengan perannya yang luar biasa dalam menentukan arah fashion dunia.

Jika karya fashion, gaya, wajah atau tubuh Anda dinilai “baik” olehnya, bisa dipastikan nama Anda akan melonjak seketika. Anna Wintour adalah “aristokrat industri” terbesar dalam dunia fashion dunia yang opininya “mengorbitkan” atau “mematikan” suatu produk atau tren. Dan ia selalu hadir di setiap fashion week NYC, London, Milan, dan Paris.

Anna Wintour adalah thought leader, influencer, opinion maker, dan agent of change dengan power yang luar biasa. Bagaimana sepak terjangnya? Bagaimana memposisikan diri sebagai seorang ikon kultural, pakar, sekaligus trend setter sekaliber Wintour?

Vogue is a brand, not just a magazine. Ini adalah prinsipnya yang dipegang teguh oleh Wintour dan selalu ia cerminkan dengan prinsip, strategi, taktik, dan gaya hidup. Ia mungkin bergaya ala bak sosialita, namun Wintour sesungguhnya adalah seorang jendral yang tegas dan perfeksionis dengan kecerdasan sangat tinggi.

Bukan hanya sangat modis dan terpelajar, ia juga sangat berdisiplin dalam menjaga kebugaran dan kecantikannya. Ia bangun pagi jam 5:45, berolah raga, dan pada jam 7 ia mulai dirias oleh perias wajah dan penata rambut pribadi.

Sebagai pribadi, Anna Wintour dijuluki “nuclear wint(ou)er” untuk sifatnya yang dingin bak musim dingin yang disebabkan oleh ledakan nuklir. Dalam novel dan film chick-lit The Devil Wears Prada, tokoh Miranda Priestly yang diperankan oleh Meryl Streep merupakan diinspirasi oleh kepribadian Anna Wintour yang sangat profesional, tanpa basa-basi, dan tegas-cerdas.

Setiap warna, setiap gaya, setiap tren, setiap wajah, dan setiap kata dalam majalah Vogue telah disetujui Wintour hampir bisa dipastikan “perfek,” karena setiap detil kecil tidak pernah luput dari perhatiannya hingga ke makna-makan simbolis dan filosofis.

Adakah hubungan antara posisi Wintour yang sangat krusial dalam dunia fashion dengan kepribadiannya yang “dingin”? Tentu ada.

Dengan profesionalisme supernya, keunikan gaya yang sangat classy dan classic-nya sangat tepat untuk diproyeksikan dalam publikasi yang dipimpinnya. Tanpa keyakinan diri 100 persen akan kelebihannya yang langka ini, akan sulit untuk menjadi kualitas Vogue yang “tidak bisa ditawar lagi.”

Walaupun dunia fashion dan dunia majalah fashion tidak pernah luput dari “celaan” bahwa dunia mereka mendewakan perempuan-perempuan super langsing, kecantikan yang mustahil dicapai, dan vanitas merek-merek branded, Wintour selalu mampu menepisnya dengan cerdas, tegas dan gagah. Ia mengingatkan para pencela bahwa dunia fashion merupakan salah satu penentu arah kultur penting dan ini merupakan industri yang serius, bukan hanya berisi para sosialita tidak berotak.

Wintour berargumen bahwa seseorang tidak bisa dinilai dari sekedar gaya fashion yang dikenakannya belaka. Artinya, tidak berarti mereka yang bermerek-ria lebih baik dari mereka yang membeli pakaian di Walmart (atau Tanah Abang, untuk versi Indonesia) dan sebaliknya.

Industri fashion merupakan industri yang kompleks serta sarat dengan nuansa seni (baca: desain) dan teknologi (baca: instrumen produksi dan kualitas fabrik). Industri fashion sendiri telah melampaui USD 1,2 triliun di tahun 2015 dan mempekerjakan 75 juta orang. Bak mesin raksasa, industri ini sangat besar artinya bagi ekonomi global dan lokal.

Untuk kemampuannya yang luar biasa dalam mendireksi Vogue dan menentukan sejarah fashion dunia, berapa ia dibayar?

Kabarnya, gaji yang diterima Wintour dalam satu tahun sebesar USD 2 juta dengan benefit mobil Mercedes dan sopir. Uang saku belanjanya USD 200 ribu per tahun. Holding company Conde Nast juga meminjamkan USD 1,6 juta tanpa bunga untuk membeli townhouse di Greenwich Village. Net worth-nya keseluruhan di tahun 2014 sebesar USD 35 juta.

Individu luar biasa. Bisakah Anda mengikuti jejaknya? Tentu bisa. Mulailah dengan mensejajarkan arah bisnis dengan kepribadian Anda. Siapa Anda, bagaimana Anda bekerja, dan gaya hidup Anda merupakan perpanjangan tangan bisnis dari segi strategis dan filosofis.

Jadikan diri Anda sebagai motor terbesar dan terpenting bisnis Anda dan gunakan big picture dalam bertindak. Setiap aktivitas kecil yang Anda lakukan membantu mengarahkan sejarah.[]

KONTAN DAILY, Jumat 13 Mei 2016

Pin It on Pinterest

Share This