Select Page


[Download PDF KONTAN DAILY Para Pengganti Manusia]

oleh Jennie M. Xue

Kita telah tiba di era Big Data, artificial intelligence (AI), robot, otomatisasi, dan machine learning. Setiap segi kehidupan telah dimasukin mereka dan mereka akan menjadi bagian integral peradaban manusia.

Di abad ke-19, 80 persen pekerja di AS bekerja di bidang agrikultur. Hari ini, hanya 2 persen bekerja di bidang yang sama.

Dua dekade lampau, mungkin hanya segelintir individu yang memiliki komputer dan telpon genggam. Hari ini, hampir setiap orang memilikinya dan digunakan setiap hari.

Hal yang sama sedang terjadi saat ini. Otomatisasi akan menjadi bagian dari arus tengah hanya dalam beberapa tahun di muka.

Fenomena ini menggelisahkan jutaan orang. Akankah robot dan otomatisasi menggantikan pekerja manusia sehingga kita kehilangan cara mencari nafkah?

Jawabannya: Tidak.

Para pakar dan periset, seperti Malcolm Frank, Paul Roehrig, Ben Pring, dan Forrester Research percaya bahwa masa depan pekerjaan manusia tidak berkurang, namun berbeda. Sebagaimana manusia di era sebelum Revolusi Industri mesin uap yang sangat manual, kehadiran mesin-mesin malah meningkatkan jumlah pekerjaan kerah putih dan kerah biru.

Teknologi mengubah cara kerja manusia, seperti dulu ketika mesin ketik manual meraja, setiap helai kerja perlu diketik satu per satu. Kini, hanya dengan sentuhan-sentuhan ringan di keyboard laptop, pekerjaan dapat diselesaikan.

Ketika faksimili masih digunakan, transmisi informasi dilakukan satu per satu. Kini, cukup dengan satu ketikan, email berisi PDF dalam sekejap tiba di tempat tujuan.

Diprediksi dalam satu dekade di muka, 12 persen posisi akan diotomatisasi, sehingga 19 juta orang akan kehilangan pekerjaan. Yang menarik, ternyata 21 juta pekerjaan baru akan diluncurkan.

Jadi, kuncinya adalah mengikuti permintaan pasar akan pekerjaan-pekerjaan pasca-otomatisasi. Jumlah pekerjaan sendiri tidak berkurang.

Otomatisasi hanya mengubah peran manusia dalam beraktivitas. Menurut Forrester Research, misalnya, robot akan banyak digunakan untuk aktivitas-aktivitas repetitif, sehingga manusia punya waktu untuk mengerjakan hal-hal lain yang lebih penting.

Contoh nyata, komputer tidak menggantikan otak manusia namun mempercepat proses kalkulasi seperti dalam menghitung dan mempermudah proses pengetikan naskah dibandingkan dengan menggunakan mesin ketik kuno. Jadi, robotisasi dan otomatisasi sebaiknya tidak menjadi sumber kecemasan akan hilangnya pekerjaan manusia di masa depan.

Satu bukti lagi. Kini pekerjaan yang berhubungan dengan komputer, analisis data, dan aplikasi mobile semakin meraja lela. Selain itu, para driver Go-Jek dan Grab juga semakin menjamur. Keduanya adalah dua belah sisi dari otomatisasi.

Sebagai bisnis, apa yang perlu Anda lakukan dalam berpartisipasi dalam era baru ini?

1. Edukasi otomatisasi bagi diri dan tim.

Pelajari otomatisasi yang langsung dapat Anda integrasikan ke dalam bisnis. Kenali setiap kemungkinan yang ada. Mulailah dari yang paling simpel dalam operasional hingga ke manufacturing.

2. Optimalkan otomatisasi.

Eksekusikan otomatisasi setiap divisi seoptimal mungkin. Kelebihan dari penggunaan robot dan otomatisasi adalah akurasi dalam pelaksanaan, walaupun error bisa saja terjadi.

3. Adopsi model bisnis hibrid.

Salah satu contoh adopsi bisnis hibrid yang berhasil adalah proses ticketing dan check-in di airport. Penanganan tangible hanya ketika check-in koper dan petugas yang membantu. Di beberapa bandara mancanegara, petugas pun terbatas untuk mengatasi masalah.

4. Adopsi data mining.

Setiap aktivitas dapat dibagi atas beberapa titik data (data point). Ini merupakan sumber informasi yang luar biasa. Segala sesuatu dapat terbaca dengan jelas: apa, di mana, dari mana, dan bagaimana.

Penggunaan dan analisis data sangat menentukan masa depan bisnis dan eksistensinya. Cukup banyak tools yang dapat digunakan untuk ini.

Kuncinya adalah memahami berbagai kemungkinan otomatisasi di dalam bisnis Anda. Ini adalah esempatan langka untuk mengubah sistem agar efisiensi dan produktivitas meningkat.

Jika Anda termasuk “old fashioned” alias “kuno dan gaptek,” mungkin Anda agak skeptis dengan revolusi industri ini. Sebaiknya denial tidak berlangsung lama, karena hanya mereka yang mampu mengikuti perkembangan zaman, menggunakan data dan otomatisasi yang dapat bertahan dan sukses di masa depan.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 8 Juni 2018

Pin It on Pinterest

Share This