Download KONTAN Weekly Nasib Raja Pasar Teknologi
oleh Jennie S. Bev
Saham Facebook pernah mencapai USD 17.50, kurang dari
separuh harga awal IPO USD 38. Sekarang sudah kembali ke USD 30-an. Fecebook
maju mundur dengan berbagai isu revenue model yang tidak jelas dan cengkeraman
kuat Mark Zuckerberg yang memegang 55% saham. Saham Microsoft, sang pencipta PC
Windows dan software untuk Windows sekarang mengalami penurunan drastis,
mengingat dunia sekarang demam smartphones dengan OS Apple dan Android. Lantas
bagaimana dengan Blackberry? Masih bisa bertahankan? Yang mana yang hidup,
pingsan, dan mati?
Sampai saat ini, Facebook masih menjuarai social
networking dengan 1 miliar pengguna setiap bulan dan terhitung Januari 2013,
para anggotanya telah berbagi 240 miliar foto dengan 1 trilyun koneksi. Berita
terakhir dari Silicon Valley tentang Facebook adalah rumor smartphone Facebook
First buatan HTC. Telpon ini tidak seperti Samsung Galaxy yang super canggih,
namun cukup memadai.
Strategi dasar Facebook sampai saat ini: mengembangkan
teknologi yang demikian berarti bagi konsumen, sehingga mereka tidak bisa hidup
tanpanya. Facebook menginginkan agar Anda kecanduan log-in dan menggunakannya
untuk berbagai kebutuhan dan keinginan. Saat ini Facebook sedang melakukan
penetrasi pasar besar-besaran di India, Brazil, Russia, dan Jepang. Cina tidak
termasuk karena Facebook diblokir oleh polisi Internet negeri tirai bambu
tersebut.
Selain cengkeraman kuat Zuckerberg, Facebook juga masih
sangat muda usianya, sehingga sejarah keuntungannya masih belum teruji. Namun,
ini juga merupakan kekuatan Facebook karena proyeksi linear revenue mencapai
USD 7 miliar tahun ini. Mestinya, growth tinggi seperti ini membangkitkan
semangat para investor untuk menanamkan modal di sana. Bisa diperkirakan, saham
Facebook akan melonjak cukup tinggi dalam waktu singkat. Tentu saja, ini
diasumsikan smartphone-nya berhasil di pasar.
Sekarang bagaimana dengan Microsoft dengan PC Windowsnya?
Terpukul Apple dengan OS-nya yang mantap dan stabil, serta berbagai produk
non-PC seperti tablet dan smartphone, PC semakin tersingkir, walaupun Nvidia,
ARM, dan Tegra masih tegar berdiri mendampingi produser PC Windows seperti Dell
dan HP.
Para analis Securities and Exchange Commission mengenali
penurunan pasar PC Windows yang bisa terus merosot. Harga-harga PC Windows yang
semakin menurun drastis merupakan salah satu indikator lemahnya animo pasar.
Penggunaan sistem-sistem operasi lain seperti OS, Linux dan Ubuntu juga
merupakan ancaman nyata. Apalagi dengan penjualan tablet yang sudah melampaui
penjualan komputer desktop.
Blackberry 10 merupakan kejutan bagi pasar mengingat
penetrasi diawali dengan tenang namun membawa efek yang menawan. Salah satu
kekuatan Blackberry 10 ini adalah sistem pengamanan OS yang dinamakan Balance.
Kejutan berikutnya adalah BBM Music yang akan ditutup bulan Juni.
Tampaknya Blackberry lebih mengutamakan strategi
perbaikan keamanan dan kualitas hardware daripada aplikasi dan penjualan
konten. Pasar selama menunjukkan penerimaan yang baik dengan harga saham yang
naik turun sedikit, terlepas dari ekspetasi revenue USD 2.67 miliar yang di
bawah perkiraan USD 2.84 miliar.
Facebook masih akan bertahan. Demikian pula Blackberry.
Sepanjang mereka tidak henti-hentinya memenuhi kebutuhan konsumen dan
menciptakan adiksi akan produk dan fitur-fitur mereka. Tentu pengamanan
konsumen dari segi data dan reliabilitas hardware sangat menentukan penerimaan
pasar. Di era pascamodernisme ini, model yang semakin sederhana tampak lebih
elegan.
Komputer-komputer berbasis PC Windows akan semakin
merosot. Ini sudah tampak dengan merosotnya permintaan pasar dan penurunan
harga drastis. Dunia sedang demam Apple dan Android. Juga tablet dan
smartphone. Desktop PC sudah menjadi dinosaur yang kalau tidak ada peremajaan,
bisa dipastikan akan merosot tajam popularitasnya.
Baik Facebook, Blackberry, maupun Microsoft masih
berlomba-lomba di kancah dunia high-tech yang penuh liku. Dalam sekejap mata, teknologi
baru dilahirkan. Tanpa inovasi yang luar biasa, akan sangat sulit bertahan.
Belum lagi faktor-faktor manajemen dan pemasaran yang mendukung inovasi. Sony,
misalnya, sudah semakin tertinggal sejak iPod menepis habis Sony Walkman
beberapa tahun lampau.
Dunia high-tech Indonesia sebaiknya terus belajar dari keberhasilan
dan kegagalan Facebook, Blackberry, Microsoft, dan Sony. Merek lokal Indonesia
yang bisa diperhitungkan di pasar domestik mungkin baru Nexian yang menggunakan
teknologi Cina. Paling tidak kita bisa belajar dari kasus-kasus
internasional.[]
KONTAN Weekly, 13-19 Mei 2013