[Download PDF KONTAN WEEKLY Mudah Memulai Sulit Eksekusi]
oleh Jennie M. Xue
Memang memulai sesuatu sangat mudah, apalagi jika hanya mempunyai “rencana” atau “wacana.” Pasti Anda pernah merencanakan atau memulai suatu proyek pribadi yang telah diberi nama, dituliskan rencana-rencananya dan dimasukkan ke dalam folder. Bahkan sudah ada jadwalnya. Sayangnya, rencana sering kali tinggal rencana.
Bahkan di tingkat manajemen kota dan negara sekali pun, Indonesia sering kali keteteran dalam eksekusi. Lihat saja tiang-tiang pancang kereta monorel di seputar Jakarta. Ini merupakan “peninggalan” Pemda DKI beberapa periode lalu.
Kegagalan eksekusi kolosal seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi mengingat populasi 250 juta penduduk Indonesia. Artinya, dengan ratusan juta jiwa penduduk, semestinya sumber daya manusia tidak menjadi masalah.
Idealnya, pasti ada yang mampu menyelesaikan proyek tersebut. Namun faktanya, ada “Faktor X” yang menyebabkan eksekusi gagal.
Eksekusi merupakan tahap berikut dari “memulai” dan ini membutuhkan kemampuan dan ketrampilan (skill) yang berbeda. Pertanyaannya sekarang, bagaimana memastikan atau setidaknya “meningkatkan kemungkinan” eksekusi hingga suatu rencana dapat diselesaikan dengan baik?
Pertama, catat inventaris apa yang dimiliki, dimulai dari kemampuan/keahlian/ketrampilan setiap individu dalam tim, hingga kapital waktu, kapital uang, kapital teknologi, dan berbagai kapital sumber daya lainnya. Catat sedetil mungkin.
Kedua, kenali tingkat kemampuan setiap anggota tim. Apakah kemampuan mereka hanya pada level pertama yaitu “tahu” pada kulitnya? Atau level kedua yaitu “mengerti/memahami” secara mendalam? Atau level ketiga “paham luar dalam dan telah berkali-kali mengeksekusi dari nol hingga selesai”?
Ketiga, ujilah tingkat pemahamam yang diakui tersebut (level satu, level dua, atau level tiga) dengan berbagai cara, bukan hanya dengan wawancara belaka. Cek dan ricek. Penggunaan frasa “saya bisa” dan “saya mampu” sebaiknya dibuktikan dengan aktivitas yang diukur dalam ukuran waktu (menit, jam, hari, minggu atau bulan). Gunakan rubrik mengenai apa yang sedang diuji atau diukur.
Keempat, sinkronisasi tim perlu dibentuk dengan menggunakan aplikasi teruji, seperti Zoho dan Trello. Pastikan tim dipimpin oleh seorang project manager berpengalaman dan mempunyai kemampuan memimpin tim secara teknikal dan interpersonal.
Kultur “super fleksibel” dan “jam karet” bukan merupakan alasan sahih untuk terlambat dan berleha-leha. Juga kultur “sungkan” menegur bukanlah alasan untuk tidak menyelesaikan tugas sesuai deskripsi.
Apabila Anda sendiri yang merasa kurang berhasil dalam mengeksekusi rencana, ujilah kemampuan diri Anda. Sering kali, seseorang yang merasa “bisa” sebenarnya hanya “tahu” akan sesuatu di kulitnya belaka.
Misalnya, ketika seseorang berkata “bisa” menggunakan Microsoft Excel, namun sebenarnya hanya “mengenal” beberapa fungsi saja. Ini hanyalah pemahaman level satu.
Untuk level dua, ia mampu mengerjakan satu project dari awal hingga akhir untuk fungsi-fungsi umum seperti pie charting dan data table. Untuk level tiga, ia mampu mengerjakan dari awal hingga akhir project sulit yang menggunakan pivot data, reporting, dan macro.
Penulis sendiri terkadang “takjub” dengan pernyataan-pernyataan individu bahwa ia “bisa” melakukan ini dan itu. Bahkan tidak jarang ditimpali dengan berbagai kritik akan hasil akhir karya orang lain.
Ternyata, ini merupakan salah satu trik kandidat dalam wawancara hiring kerja belaka. Ketika ditanya mendetil dan diuji dengan kasus, biasanya individu tersebut terdiam. Sebaiknya Anda lebih baik dari individu tersebut.
Jadilah seseorang dengan kemampuan, ketrampilan, dan ketepatan waktu yang premium.
Memulai memang mudah dan harapan untuk menyelesaikan sesuatu juga sangat mudah diucapkan. Namun eksekusinya membutuhkan lebih dari sekedar motivasi dan mengenal sesuatu dari kulitnya. Anda perlu menguasai dari A sampai Z suatu ketrampilan.
Kenali dan inventarisasi ketrampilan-ketrampilan Anda secara jujur. Hidup berkualitas membutuhkan kemampuan eksekusi yang baik. Setiap orang pasti bisa mengerjakan sesuatu, namun hanya beberapa saja yang menyelesaikan sesuatu dari awal hingga akhir dengan kualitas premium.
Seberapa premium kemampuan Anda, hanya karya-karya Anda yang berbicara. Maka, catatlah apa saja yang telah Anda selesaikan dari awal hingga akhir. Ini bisa Anda tuliskan di CV/resume atau portfolio karya. Tentu saja, dengan memasukkan informasi ini, Anda bisa diuji kapan saja untuk kebenarannya.
Jadilah seseorang yang original dan premium. Niscaya Anda pasti sukses di manapun di dunia.[]
KONTAN WEEKLY, 25-31 Juli 2016