[Download PDF KONTAN DAILY Motor Penggerak Porsche]
oleh Jennie M. Xue
Tahun 2016 merupakan tahun penting bagi perusahaan otomobil asal Jerman Porsche. Mereka memecahkan rekor tahun sebelumnya sebesar 6 persen dengan memproduksi 237.778 unit otomobil dengan revenue 22,32 miliar Euro. Merek Porsche sendiri kini bernilai USD 8,3 miliar.
Bersyukur atas prestasi ini, setiap pegawainya yang berjumlah 21.000 orang mendapatkan bonus sebesar 9.111 Euro. Ya, setiap pekerja, termasuk office boy dan tukang bersih-bersih. Filosofi sosialis egaliter ala Jerman sangat terasa.
Pasar Eropa, AS, dan China sangat menentukan keberhasilan mereka. Seri Macan dan 718 Boxster ternyata laris manis.
Di awal 2008, Porsche meningkatkan saham mayoritas di Volkswagen Group dari 31 persen menjadi 50 persen. Strategi ini cukup dipuji, mengingat Jaquar, Ferrari dan Lamborghini telah diakuisi oleh grup-grup otomobil besar.
Pertanyaannya, akuisisi VW Group oleh Porsche akan membawa efek apa bagi Porsche?
Tidak banyak yang tahu bahwa tim R&D Porsche yang terdiri dari 2300 insinyur dan saintis tersebut dapat “disewa” oleh perusahaan lain. Porsche Engineering Group ini mempunyai keahlian beragam dengan klien dari berbagai industri. PEG adalah “senjata rahasia” Porsche yang dihargai dan dipercaya oleh industri otomobil. Bahkan motor gede Harley Davidson juga didesain oleh PEG.
Para klien dapat memesan R&D kepada PEG dan mengingat kapasitas Porsche yang tidak sekolosal Toyota, misalnya, para klien percaya bahwa segala rahasia teknologi yang dipegang tidak akan disalahgunakan. Jadi, selain menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA), konfidensialitas terjaga dengan kapasitas kompetitif terbatas Porsche.
Porsche sendiri didirikan di tahun 1931 oleh Ferdinand Porsche, putranya dan menantunya yang merupakan ayahanda dari Chairman VW Ferdinand Piech. Porsche Engineering Office didirikan bukan sebagai automaker namun sebagai penjual desain dan jasa engineering kepada automaker. Jadilah PEG yang dikenal sekarang.
PEG inilah yang merancang desain VW Type 60 dan VW Beetle. Porsche mulai merancang desain VW di tahun 1930an. Porsche sendiri mulai memproduksi otomobil di tahun 1948 dengan branded sports car Porsche 356.
Porsche pernah menerima JD Power and Associates Award for “Initial Quality Study” di tahun 2006, 2007, dan 2008. Studi ini berdasarkan merek mobil yang paling sedikit masalah per 100 unit kendaraan. Bisa dimengerti bahwa Porsche sangat bagus dalam kualitas mengingat mereka mengeluarkan 12 persen dari omzet untuk kepentingan R&D, sedangkan rata-rata dalam industri hanya 4 hingga 6 persen. Sembilan belas persen pegawai Porsche bekerja dalam R&D.
Namun perjalanan Porsche tidak selalu mulus. Tantangan di awal tahun 1990an dialami ketika produksi “gemuk dan tidak efisien.” Saat itu, kondisi makro AS juga tidak mendukung, sehingga produksi turun dari 50.000 unit menjadi 14.000 unit. Bahkan mereka hampir mengalami pailit.
CEO baru Wendelin Wiedeking segera menerapkan lean manufacturing dan synchronized engineering. Sebelumnya, mereka menerapkan sistem di mana setiap individu menjalankan proses sendiri. Kini, semua unit berkolaborasi secara harmoni dan sinkron. Namun, metode ini tidak berjalan lama.
Para insinyur dan saintis di Porsche tampaknya agak sulit bekerja dalam suatu simfoni besar. Namun, sistem lean manufacturing yang diterapkan tampaknya diterapkan di Toyota, Nissan dan BMW. Dan berhasil.
Langkah berikutnya adalah menawarkan produk-produk baru. Di tahun 2003, SUV Cayenne cukup berhasil sebagai kompetitor berbagai SUV urban populer. Jumlah unit menanjak dari 50.000 menjadi 75.000. Sebenarnya, Cayenne menggunakan frame yang sama dengan VW Touareg dan ini sempat menurunkan nilai saham Porsche.
Di tahun 2005, Porsche menelurkan Panamera, seri sedan luks yang menjadi kompetitor Mercedes, Aston Martin, dan Audi. Panamera dimanufaktur di Jerman Timur dan diluncurkan tahun 2010.
Hingga hari ini, PEG masih merupakan inti model bisnis Porsche. Dengan klausula “jika klien tidak menggunakan hasil riset dalam produk mereka, maka Porsche berhak menggunakannya” ini, Porsche memegang cukup banyak teknologi terkini yang kelak dikembangkannya.
Sebagai motor penggerak, PEG tidak hanya berharga bagi Porsche dan VW, namun bagi banyak perusahaan otomobil dan perusahaan pengangkat berat, seperti elevator, forklift, earthmover, dan artificial knees. Dan ini memungkinkan PEG untuk menerima 600 mahasiswa magang dan memberi bea siswa sebesar USD 30 juta. Para alumni pemagang menjadi anggota network R&D kelas dunia yang berharga di masa depan.
Porsche menjual produk secara B2C dan jasa riset secara B2B. Model bisnis Porsche memang tidak lazim, namun dapat dipertimbangkan, sepanjang perjanjian bisnis dipegang teguh dan konfidensialitas terjamin. Kuncinya adalah kaderisasi sumber daya manusia yang perlu dilakukan terus-menerus tanpa jemu.[]
KONTAN DAILY, Jumat 19 Mei 2017