Select Page

optical-450

Kontan Logo

[Download PDF KONTAN DAILY Monopoli Luxottica dan Kacamata]

oleh Jennie M. Xue

Dalam industri kaca mata, yang sekarang populer dengan terminologi “eyewear,” ada ilusi luar biasa. Fenomena ini tidak banyak diketahui oleh publik, padahal setiap individu pasti mempunyai kaca mata. Ada kaca mata minus, plus, dan sunglass penangkal sinar matahari.

Di optik-optik premium seperti Optik Tunggal, Optik Seis, dan Optik Melawai, harga rangka (frame) mencapai jutaan bahkan puluhan juta IDR. Di tambah dengan lensa yang dipertipis, anti gores, anti pantulan, dan lensa photochromic yang berganti warna ketika kena sinar matahari, maka harga akhir sepasang kaca mata bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta IDR.

Pertanyaannya, mengapa frame kaca mata demikian tinggi harganya? Jawabannya: ada penguasaan pasar yang mendekati “monopoli” dari manufaktur frame kaca mata di Italia Luxottica (LUX).

Perusahaan publik asal kota Agordo di Italia Utara ini didirikan di tahun 1961 oleh Leonardo Del Vecchio. Awalnya hanya sebuah bengkel kaca mata yang memproduksi komponen-komponen untuk produk-produk semi-finished. Di tahun 1971, Luxottica mulai menawarkan frame kaca mata di trade fair MIDO di Milan.

Hari ini, mereka menguasai 70 persen pangsa pasar dunia untuk prescription frame, sunglass frame, and sunglass lenses. Mereka tidak bermain dalam sektor prescription lens (lensa minus atau plus). Daftar sebagian merek-merek eyewear yang mereka produksi. (Referensi: http://www.luxottica.com/en/eyewear-brands)

Revenue perusahaan publik ini mencapai 7,652 miliar Euro dengan operating income 1,158 Euro di tahun 2014. Total aset mereka mencapai 9,6 miliar Euro dan total ekuitas 4,93 Euro. Mereka mempekerjakan 77.734 pegawai di mancanegara.

Pernahkah Anda bertanya: Mengapa harga sepatu Christian Louboutin belasan juta IDR per pasang? Tas Hermes ratusan juta IDR? Apakah production cost-nya sangat tinggi?

Jawabannya: Kemungkinan besar production cost tidak seberapa. Dalam kasus Luxottica, harga jual bisa mencapai puluhan kali lipat production cost. Tampaknya, harga hanyalah sebuah angka yang berani dibayarkan oleh konsumen.

Dan produk kaca mata merupakan perpaduan antara seni, teknologi, dan kenyamanan yang hanya dapat diperoleh dari produk-produk berkualitas premium. Luxottica mampu menggabungkan ketiganya secara jenial.

Strateginya dengan menguasai produksi dari hulu ke hilir, mengakuisisi secara agresif kompetitor, dan mempengaruhi kultur pop global.

Satu, Luxottica menguasai manufaktur frame kaca mata merek-merek ternama berkat teknologi dan kualitas premium dengan biaya produksi rendah. Bisa dipahami mengapa para fashion designer dan eyewear company memilih untuk meng-outsource manufaktur kepada mereka. Dari beberapa sumber terpercaya, penulis mendapat informasi bahwa biaya produksi hanya sekitar 1/20 dari harga retail.

Dua, Luxottica memiliki jaringan retail sangat kuat. Beberapa gerai retail mereka dikenal dengan nama: Lenscrafters, Pearle Vision, Sears Optical, Target Optical, Sunglass Hut, Glasses.com, dan Onesight. Sunglass Hut, misalnya, telah dapat dijumpai di Indonesia.

Tiga, Luxottica menguasai 70 persen marketshare dunia sehingga hampir setiap toko kaca mata di dunia menjual produk-produk mereka agar ada variasi produk untuk pilihan konsumen. Toko kaca mata yang tidak menjual produksi mereka akan merasa “ketinggalan zaman” mengingat mayoritas produk-produk terkini dan tergaya dengan kualitas premium diproduksi oleh Luxottica.

Empat, Luxottica mengakuisisi Oakley dan Ray-Ban yang merupakan merek-merek legendaris untuk pasar sunglass. Ray-Ban adalah perusahaan Amerika Serikat dimiliki oleh Bausch & Lomb telah diakuisisi oleh Luxottica di tahun 1999 senilai USD 640 juta. Oakley diakuisisi di tahun 2007 senilai USD 2,1 miliar.

Lima, Luxottica memiliki divisi EyeMed VisionCare yang merupakan semacam perusahaan asuransi kesehatan mata yang dibundel bersamaan dengan benefit kesehatan perusahaan tempat kerja konsumen. EyeMed ini mempunyai 39 juta anggota di AS.

Enam, kepercayaan para designer kelas dunia seperti Chanel, Prada, Giorgio Armani, Burberry, Versace, Dolce and Gabbana, Miu Miu, Donna Karan, Stella McCartney, dan Tory Burch yang kerap diberitakan di berbagai media massa dunia ikut melambungkan permintaan besar produk-produk Luxottica.

Hingga artikel ini ditulis, di AS, kompetitor Luxottica hanya tinggal segelintir yaitu Walmart, Costco, dan Warby Parker (online). Di Indonesia dan Asia, produk-produk buatan China dan Jepang masih mempunyai tempat sekadarnya untuk pangsa pasar menengah ke bawah.

Strategi bisnis yang tepat dengan menguasai dari hulu ke hilir, teknologi, dan pengaruh kultur pop sangat bisa melambungkan sebuah bisnis kecil hingga menggurita. Jenis produk juga sangat menentukan keberhasilan. Kaca mata mempunyai nilai krusialitas akan eksistensi seseorang, sehingga “harga” hanyalah suatu angka bagi konsumen.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 11 November 2016

Pin It on Pinterest

Share This