[Download PDF KONTAN Daily Mogul Media Barry Diller.]
oleh Jennie M. Xue
Anda pasti kenal Saturday Night Fever, Indiana Jones, Grease, Beverly Hills Cop, Taxi, Laverne and Shirley, dan The Simpsons. Juga Anda pasti kenal Expedia, Citysearch, Hotels.com, LendingTree.com, Vimeo, Match.com. Barry Diller merajai dunia layar bioskop, layar televisi, dan Internet. Ia mengenali perkawinan antara televisi dengan teknologi, yaitu Internet sebagai pengganti layar bioskop dan layar televisi.
Di tahun 1994, QVC Home Shopping Channel milik Barry Diller berada dalam pertarungan untuk mengakuisisi Paramount Studios sebesar USD 9.5 miliar. Sebelumnya, ia telah mengakuisi Twentieh Century Fox. Diller dilahirkan di San Francisco di tahun 1942 namun pindah ke Los Angeles di masa anak-anak.
Di 1950an, Diller dekat dengan keluarga Danny Thomas di LA, yang bergaul dekat dengan Frank Sinatra dan para selebriti lainnya. Dari sanalah ia belajar mengenai “insting selebritis”-nya sehingga ia beranikan diri untuk melamar kerja di William Morris Talent Agency. Ia diterima sebagai penyortir surat di sana. Ruang surat adalah tempat yang tepat untuk belajar.
Posisi berikutnya adalah asisten Leonard Goldberg yang baru saja dipromosikan sebagai Head of Programming ABC-TV di Manhattan, New York City. Saat itu ranking ABC termasuk terendah dari antara empat besar stasiun televisi di AS.
Hubungan baik dengan Pantai Barat dan William Morris Agency di masa lalu menelurkan That Girl Daytime TV show yang tinggi ratingnya. Ini membuka pintu masuk ke dalam dunia film seri televisi yang ternyata membuka beberapa pintu sukses lainnya.
Barry Diller mencarikan asisten baru untuk Leonard Goldberg, yang ternyata adalah Michael Eisner yang kelak menjadi CEO Walt Disney Co. Hubungan kerja ini langgeng hingga beberapa dekade kemudian. Kepemimpinan “saling mengisi” ala Diller dengan Eisner ini menarik untuk dicatat.
Semasa kerjanya di ABC-TV, Diller menciptakan program Movie of the Week dan Daytime TV. Berbagai film dalam durasi film bioskop diperkenalkan dan ternyata hasilnya mencengangkan. Rating acara dan ranking stasiun ABC semakin memuncak.
Di masa itu, satu stasiun TV memproduksi 10 film, sedangkan ABC memproduksi 50 film. Diller mengembangkan konsep film berbudget rendah yang masih kontroversial saat itu. Bersama Eisner, Diller juga memproduksi film seri TV yang ngehit. Film seri Bewitched, Happy Days, dan Mod Squad menjadi andalan rating.
Diller tidak pernah mengenyam bangku pendidikan tinggi, sehingga ia terkadang “ketinggalan” dalam beberapa hal. Eisner ingat bahwa ia pernah menyebut Edith Wharton sebagai penulis favoritnya. Esok harinya, Diller sudah mempunyai enam buku Edith Wharton dan siap berdiskusi dengan Eisner.
Pemilik Paramount Pictures Charlie Bluhdorn memanggil Barry Diller untuk dijadikan sebagai Chairman. Di tahun 1974, posisi itupun diterimanya dengan penuh rasa ingin tahu dan keinginan belajar. Perjuangan seorang “pebisnis televisi” di dunia “film bioskop” dimulai.
Alasan perekrutan Diller adalah untuk meningkatkan profit Paramount Pictures yang menurun. Dalam dua tahun pertama, ia menyelesaikan proyek-proyek yang tersisa. Ia pun merekrut rekannya Michael Eisner untuk menjalankan visi-visi berikutnya.
Kunci sukses proyek Diller adalah budget ketat dan skenario yang sangat memuaskan. Tidak ada film yang bisa berhasil tanpa dua elemen ini. Gaya manajemen “ringkas dan sigap” ala Diller, setiap bawahan menyampaikan informasi dalam beberapa kalimat yang padat di awal pembicaraan. Ia bahkan memasukkan unsur-unsur konfrontasi dalam setiap pertemuan sehingga kreativitas terasah.
Di tahun 1977, Paramount mulai menelurkan film-film box office seperti Grease, Saturday Night Fever, An Officer and a Gentleman, Airplane, Urban Cowboy, dll. Ia juga mempunyai hubungan personal yang baik dengan para selebritis. Di tahun 1983, Paramount beromzet tertinggi di antara studio film yaitu USD 100 juta.
Selanjutnya ia memimpin FOX TV yang menjadi stasiun televisi “terseksi” dan “berbeda” dari stasiun-stasiun lainnya. Namun ia akhirnya mengundurkan diri sebagai “pegawai” dan bermetamorfosis menjadi “pemilik” IAC media network dan mogul media sekelas Rupert Murdoch dan Ted Turner.
Sukses Diller dapat disimpulkan berasal dari semangat belajar luar biasa, mengkritisi bawahan, kerja tim erat, berhati-hati dalam hal budget, networking handal, dan kritis dalam mengenali kualitas.[]
KONTAN Daily, 5 Maret 2015