Select Page

[Download PDF KONTAN DAILY Model Bisnis Berlangganan Boks]

oleh Jennie M. Xue

Salah satu bentuk model bisnis teranyar di AS adalah subscription box alias berlangganan boks. Seperti apa cara kerjanya? Ada yang mingguan, bulanan, dan per kuartal. Konsumen memilih frekuensi dan membayar biaya berlangganan dengan kartu kredit.

Model bisnis ini sangat menarik, mengingat pembayaran dibayar di muka sehingga cashflow terjaga dan termasuk low-tech, alias padat karya. Web site hanya digunakan sebagai sign-up place dan pemasaran dapat dilakukan dengan gencar di media sosial. Jadi, kapital awal termasuk minimal.

Salah satu yang tertua adalah BirchBox.com, yaitu boks berlangganan kosmetika, parfum, dan skincare seharga USD 10 per bulan. Kompetitor serupa Ipsy.com yang didirikan oleh YouTube star Michelle Phan dalam sekejap menggeser posisi BirchBox dengan lebih dari satu juta pelanggan.

Bisa dihitung omzet bulan yang hampir pasti diterima Ipsy sebesar USD 10 juta. Tentu dengan asumsi churning rate (angka pelangganan yang menghentikan langganan) optimal yaitu sekitar 5 hingga 10 persen. Bayangkan, apabila sampel-sampel kosmetika mungil didapat dengan bantuan sponsor, product costs hampir nihil.

ShoeDazzle.com, yang dulu dimiliki oleh Kim Kardashian, kini menawarkan paket berlangganan senilai USD 40 per bulan untuk produk-produk sepatu perempuan trendi mereka. Sangat menarik, mengingat sepatu termasuk kebutuhan yang cukup pribadi dan sangat ditentukan oleh selera dan ukuran kaki.

Di Indonesia, penulis belum melihat model bisnis dotcom seperti ini. Mungkinkah ditiru? Tentu bisa. Bahkan punya kans sangat bagus, mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia.

Namun pasar yang dibidik adalah mereka yang punya uang lebih untuk berlangganan atas dasar “kuriositas.” Jadi, produk yang dipilih sangat menentukan keberhasilan. Misalnya, para pengguna produk-produk organik atau pehobi kopi luks.

Selain itu, ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan.

Satu, pilih produk-produk yang habis dipakai, dipakai berulang, sulit dicari, produk baru yang perlu dicoba, hadiah berulang seperti untuk anak-anak atau kakek-nenek, produk eksotis tren dunia, atau produk hobi koleksi. Di AS, para afisionado teh dan kopi, misalnya berlangganan boks yang memanjakan hobi mereka. Perempuan karir yang tidak punya waktu, tentu ingin mencoba berbagai kosmetika baru, jadilah mereka berlangganan boks kosmetika.

Dua, price point beragam, tergantung konten dan frekuensi. Biaya pengiriman termasuk, sehingga konsumen tidak merasa terberatkan. Untuk AS, harga yang disukai sekitar USD 10 hingga USD 30 per bulan. Ada juga yang lebih tinggi, seperti boks minuman anggur (wine) dan produk-produk koleksi yang mencapai USD 100 per bulan.

Tiga, manajemen model bisnis boks berlangganan ini bisa menggunakan Cratejoy.com, Chargify.com, atau Subbly.com atau subscription plugin umum untuk WordPress. SaaS (software as a service) tersebut sangat membantu dari proses pencatatan anggota baru hingga recordkeeping deliveri dan omzet. Semakin lengkap pencatatan, semakin baik untuk memprediksi churn rate.

Empat, shipping dan deliveri boks berlangganan bisa di-outsource dengan mudah di era Go-Jek dan Grab ini. Namun packing perlu mengandalkan tenaga kerja yang teliti, cermat, dan cepat. Mengisi 100 boks mungkin mudah, namun ketika jumlah mencapai 100.000, mengisinya dalam beberapa hari saja tentu membutuhkan jumlah pekerja yang cukup banyak dan supervisi konten yang ketat.

Lima, energi yang dikeluarkan untuk hunting product hampir setara antara 10 pelanggan maupun satu juta pelanggan. Dengan kata lain, sepanjang kerja sama telah memadai dengan para supplier produk, mestinya tidak ada masalah untuk fulfillment tiap bulan. Hunting product bisa saja dalam bentuk sponsorship, sehingga profit margin semakin besar.

Akhir kata, model bisnis selalu berkembang. Pebisnis perlu menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan terbaru. Sebagaimana taksi konvensional banyak tersingkir oleh Uber dan hotel tersingkir oleh AirBnB, produk-produk yang menjual ritel juga mulai terpengaruh oleh produk-produk subscription box.

Untuk iklim Indonesia, transportasi ojek aplikasi dan padat karya pengisian boks sangat mendukung model bisnis ini. Akankah ada unicorn Indonesia kedua dengan model ini? Penulis ingin mendengarnya, apabila Anda memulai dengan model bisnis ini.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 2 Juni 2017

Pin It on Pinterest

Share This