Select Page

Inspirasi logo blog

[Baca langsung di Inspirasi.co.] 

oleh Jennie M. Xue

Menulis bisa membuat kaya secara finansial. Minimal, bisa membuat independen secara finansial. Mungkin tidak banyak dari antara kawan-kawan penulis yang menyadari hal ini. Dan bagi yang berjiwa "idealis," ini mungkin terdengar "melanggar" idealisme. Karena, bukankah menulis itu adalah "panggilan jiwa"? Bukankah menulis itu adalah suatu “kehormatan,” mengingat kebanyakan orang mengalami kesulitan untuk menulis dengan baik dan benar? Bukankah menulis itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang bersifat "spiritual"?

Bagi saya, menulis merupakan bagian hidup. 

Setiap individu menulis dalam kemampuan masing-masing. Ada yang kemampuan nalarnya baik, namun kemampuan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan agak kurang baik. Ada juga yang kemampuan menulis baik, namun kemampuan nalarnya kurang. Belum lagi ketika kita berbicara mengenai kemampuan membuat struktur, fluiditas, dan indahnya kalimat. 

Dalam garis besar, seseorang menulis dengan kemampuan teknikal terbatas, kemampuan fungsional rata-rata maupun sedikit di atas rata-rata, dan kemampuan kultural yang holistik jauh di atas rata-rata. Seorang penulis biasanya mempunyai kemampuan kultural holistik yang sangat baik. Untuk ini, biasanya para penulis melatih diri dengan banyak membaca dan banyak menulis dengan berbagai tujuan. 

Saya sendiri "berhutang" hidup kepada kemampuan menulis. Dengan dua bahasa yang saya kuasai sungguh-sungguh, "pasar" pembaca cukup besar. Apalagi dengan penguasaan berbagai gaya penulisan, perbendaharaan kata, serta pemasaran melalui Internet (Internet marketing).

Dilahirkan dari keluarga sederhana, kemampuan bekerja dengan baik dan menjadi independen secara finansial merupakan cita-cita sederhana saya. Menulis memungkinkan hal ini. Apalagi dengan bantuan Internet sebagai "wujud dunia dalam bentuk tertulis.” 

Bermigrasi ke Silicon Valley di sebelah selatan San Francisco di California Utara tanpa ada sanak saudara sama sekali, saya banyak belajar dari para jutawan dotcom (dotcom millionaire). Mereka bukanlah yang sekelas Mark Zuckerberg dengan Facebooknya atau Steve Jobs dengan Applenya dengan status milyarder (billionare). Para dotcom millionaire ini adalah pendiri dan pengelola web site atau blog yang dimulai dengan sederhana, namun berpenghasilan enam sampai tujuh digit USD per tahun. Mereka adalah self-made millionaire yang berjaya karena kemampuan menulis mereka di dunia digital.  

Mereka dikenal sebagai blogger, ebook writer, Internet marketer, digital writer, Kindle author, dan sebagainya. Pete Cashmore, Michael Arrington, Bella Andre, John Locke, Amanda Hocking, Heather Armstrong, Guy Kawasaki, Seth Godin, dan lain-lain termasuk dalam kategori ini. Mereka tidak super kaya, namun mereka cukup sukses dalam dunia digital berbasis Internet ini. Tentu saja masih ada beratus-ratus bahkan beribu-ribu digital writer yang luar biasa sukses, namun tidak terekam oleh media massa.

Di Indonesia, saya pernah tahu beberapa blogger yang berpenghasilan USD 5.000 (lima ribu) per bulan dengan mengelola beberapa blog yang berpenghasilan tinggi. Mereka adalah "penulis" dalam arti luas. Mungkin mereka tidak pernah berprofesi sebagai penulis sebelumnya, namun Internet telah membuat mereka menjadi penulis.

Nah, sebagai penulis, mengapa Anda tidak menjadi seorang penulis digital? Intinya adalah mengawinkan kemampuan menulis dengan teknologi informasi. Juga kemampuan membaca tren. Karena “starving writer” hanyalah mitos belaka.[] 

Jennie M. Xue dahulu dikenal sebagai Jennie S. Bev. Ia adalah penulis prolifik kelahiran Indonesia yang bermukim di California. Arsip kolom-kolom terbarunya bisa dijumpai di jenniesbev.typepad.com

Inspirasi.co, Jumat 7 Maret 2014

Pin It on Pinterest

Share This