[Download PDF KONTAN DAILY Menjual Kerajaan Harry Potter]
oleh Jennie M. Xue
Tua dan muda senang buku dan film Harry Potter yang ditulis oleh JK Rowling, seorang perempuan Inggris yang sebenarnya bernama Joanne Rowling. Berbagai merchandise dan game juga telah diproduksi, bahkan The Wizarding World of Harry Potter di Universal Orlando, Hollywood, dan Osaka bisa Anda nikmati ketika berlibur.
Harry Potter franchise adalah kerajaan bisnis luar biasa yang menghasilkan lebih dari USD 10 miliar dari buku-buku berserinya. Dari film, menghasilkan USD 7,7 miliar. Omzet ini tidak termasuk mainan, merchandise, video, game, dan theme park. Silakan dibayangkan seberapa besarnya. Saat ini, nilai merek Harry Potter telah melampaui USD 15 miliar.
JK Rowling sendiri adalah penulis pertama yang beraset USD 1 miliar. Perjuangannya bukan perjalanan yang mudah, setelah meninggalkan suaminya yang ringan tangan dan membesarkan putri satu-satunya yang masih bayi. Ia hidup dalam kemiskinan hingga mendapatkan tunjangan dari pemerintah Inggris. Ia pun menulis tanpa komputer dan mesin ketik di kafe dekat tempat tinggalnya berjam-jam walaupun hanya mengorder satu cangkir kopi. Putrinya yang bayi tertidur di kereta bayi.
Harry Potter mendulang pro dan kontra. Yang pro, ia bermanfaat bagi banyak pihak, terutama anak-anak penggemarnya yang rela membaca 700 halaman sehingga kemampuan membaca mereka meningkat pesat. Para guru SD berterima kasih kepada Harry Potter karena semangat membaca yang dibangunnya. Yang kontra, para fundamentalis Kristen menentang konsep sihir yang dianggap “kuasa setan.” Namun, protes ini tetap tidak meredam penjualan.
Secara bisnis, penerbit seri original Harry Potter Bloomsbury menggunakan profit “windfall”-nya dari karya JK Rowling ini untuk mengakuisisi 25 penerbit akademik. Saat ini, Bloomsbury Group termasuk digital publishing interaktif seperti BergFashionLibrary.com yang menyediakan materi belajar fashion design kelas dunia.
Bloomsbury telah menerima Bookseller Academic, Educational & Professional Pubilsher of the Year Award di 2013 dan 2014, serta sedang dipertimbangkan untuk tahun 2015. Bloomsbury Publishing juga sedang dipertimbangkan untuk mendapatkan anugerah Digital Business of the Year tahun 2015. Di Frankfurt Book Fair, Bloomsbury juga mendapatkan posisi finalis.
Bagaimana sebenarnya proses menjual Harry Potter hingga menjadi merek luar biasa? Tidak seromantis yang kita bayangkan.
Kisah pribadi Joanne Rowling sebagai seorang single mother miskin yang berbakat sangat menyentuh hati para pembaca. Ini sendiri merupakan storytelling marketing (pemasaran dengan berkisah) yang jenial.
Kita sering merasa “kenal dekat” dengan para pencipta merek terkenal, seperti Steve Jobs “si anak yang diadopsi oleh pasangan Jobs, dropout dari kolese, dan memulai bisnis komputer di garasi rumah orang tuanya.” Kita juga kenal betul dengan kisah Mark Zuckerberg yang memulai Facebook dari kamar asramanya di Harvard.
Kisah perjuangan hidup seseorang merupakan instrumen pemasaran yang ikut memberi “jiwa” bagi produk.
“Romantisme” kisah hidup JK Rowling sebenarnya tidak seberapa dibandingkan dengan business sense-nya yang sangat kuat. Ia dikenal sangat selektif dengan tawaran-tawaran lisensi. Ia pernah menolak McDonalds dan lainnya namun akhirnya memilih Warner Bros sebagai pemegang lisensi yang bonafide dan sesuai dengan image yang ingin dijaganya.
Jika keluarga Kardashian-Jenner membiarkan para fan membangun blog-blog klub fan, Warner Bros menegur para pemilik blog-blog tentang Harry Potter. Informasi dan image Harry Potter sangat dijaga. Namun akhirnya, mereka menyerah juga meningat peran besar blog-blog para fan dalam memasarkan franchise ini.
Apa lagi strategi pemasaran Harry Potter yang jenial? Berbagai versi buku Harry Potter diterbitkan, dari yang versi original untuk anak-anak, hingga versi dewasa dengan font dan cover berbeda. Bloomsbury dengan cerdas memastikan profit mengalir dari berbagai diversifikasi.
Joanne Rowling sendiri tidak hanya menulis, namun juga sebagai penjaga image yang ketat. Ia perlu menyetujui setiap produk yang dilisensikan, turut menentukan casting pemain film dan sutradara. Stephen Spielberg pernah dipertimbangkan namun akhirnya tidak dipilih.
Peluncuran setiap judul Harry Potter dilakukan secara gegap gempita secara serentak di tengah malam, sehingga antrian di depan toko buku sampai berliku-liku. Bahkan buku terakhir dari seri Harry Potter berhasil terjual 11 juta kopi dalam 24 jam. Rekor terbesar sepanjang masa.
Di tahun 2010, Universal Orlando membuka taman bertema Harry Potter yang langsung menarik 11,2 juta pengunjung di tahun yang sama. Omzet tahun itu yang berhubungan dengan penjualan karcis dan suvenir mencapai USD 1,1 miliar.
Kini para penggemar Harry Potter dapat menikmati kisah-kisah baru melalui Pottermore.com, walaupun bentuknya telah berbeda dari seri awalnya. Kehebatan Harry Potter bukan berasal dari sihir, namun dari kejeniusan pemasaran yang bisa kita tiru.[]
KONTAN DAILY, Jumat, 26 Agustus 2016