Select Page

[Download PDF KONTAN WEEKLY Ubah Visualisasi Menjadi Aksi]

oleh Jennie M. Xue

Sejak terbitnya buku dan video The Law of Attraction, banyak yang berlomba-lomba bervisualisasi setiap hari. Visualisasi mendetil dipercaya akan mewujudkan apa yang diinginkan.

Ibaratnya, visualisasi adalah “doa yang pasti dikabulkan.” Benarkah demikian? Mengapa kok tidak selalu terwujud? Apa yang salah atau kurang?

Tampaknya sejak The New Thought Movement di tahun 1900an, gerakan ini semakin menjulang. Ratusan bahkan ribuan buku berdasarkan Hukum Tarik-Menarik (The Law of Attraction atau TLA) telah diterbitkan dalam puluhan bahasa. Termasuk dalam Bahasa Indonesia.

Bersamaan dengan popularitas TLA, istilah “vision board” atau “papan visi” juga semakin menggema. Vision board ini adalah papan di mana guntingan-guntingan gambar dan kliping tulisan-tulisan yang memotivasi ditempelkan. Fungsinya adalah sebagai peringatan alias reminder bahwa “ini loh visi-visiku.”

Pandangi dan resapi papan visi tersebut, niscaya visi-visimu terwujud. Begitu kata TLA. Well, apakah pasti terwujud?

Tidak ada yang bisa menjawab, karena menurut TLA sendiri, ada beberapa hal yang dapat “tidak mewujudkan visi-visi,” seperti tidak sungguh-sungguh dalam memvisualisasikan, ada rasa ketidakpercayaan, dan tidak ada keselarasan pikiran perasaan.

Dengan kata lain, bisa saja Anda “salah” memvisualisasikan visi-visi tersebut. Pertanyaannya: masuk akalkah? Tidak, karena dengan percaya bahwa Andalah penyebab tidak terwujudnya visi-visi, berarti Anda memandang diri negatif.

Padahal, menurut TLA, begitu Anda memandang diri negatif atau tidak mampu, saat itu juga visi-visi tidak akan terwujud. Jadi ada “lingkaran setan” yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Profesor Psikologi di Arizona State University Neil Farber, MD, PhD, dalam bukunya Throw Away Your Vision Board, kita membutuhkan lebih dari sebuah papan visi belaka. Kita lebih membutuhkan papan aksi (action board).

Pertama, papan visi, visualisasi dan afirmasi positif baik untuk digunakan sebagai fondasi bagi aksi sehari-hari. Karena, dengan memvisualisasikan hal-hal positif, maka kita semakin optimis dan percaya diri dalam eksekusi.

Papan visi tidak perlu dibuang, hanya perlu digunakan dan ditempatkan semestinya. Sebagai pengingat destinasi hidup dan karir. Sebagai pemotivasi untuk terus bergerak maju.

Dua, papan aksi sendiri sebenarnya merupakan catatan akan gol-gol yang sedang dalam proses eksekusi. Ini dikenal sebagai “to do list” atau catatan panjang apa yang perlu dijalankan.

Idealnya, papan aksi sangat mendetil dan membagi setiap aksi menjadi sub aksi. Dan setiap sub aksi menjadi sub-sub aksi yang lebih kecil. Dan setiap sub aksi terkecil dibagi lagi menjadi aksi-aksi mikro.

Beri data lengkap siapa yang menjalankan, kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Jadi, ada jadwal tetap dan deadline. Semua ini harus dapat dibaca dalam satu sapuan pandang. Bayangkan kalendar bulanan berkotak-kotak yang seringkali diletakkan di atas meja kantor.

Tiga, untuk mencapai gol seperti yang dituliskan di papan aksi, Prof. Farber mengingatkan kita akan pentingnya delapan prinsip yang dapat mentransformasikan visi menjadi aksi. Ke-8 prinsip tersebut adalah: akuntabilitas, nilai atau prinsip hidup, mindfulness, positivitas, atraksi, Teori Domino, visualisasi spiritual, dan aksi yang menginspirasi.

Teori Domino mengacu kepada teori yang berposita bahwa satu kejadian akan mempengaruhi hal-hal lain, sehingga terjadi keruntuhan beruntun. Jadi, berdasarkan teori ini, begitu terjadi keselarasan antara pikiran alam sadar dengan alam bawah sadar dengan positif, hal-hal yang baik akan bergulir semakin cepat dan baik.

Empat, menurut Prof. Faber, masih ada sepuluh komponen penting agar pikiran dapat dilatih dan dilatih ulang dengan mengaktivasi pusat fokus serta membangun kerja sama harmoni antara pikiran alam sadar dan bawah sadar.

Ke-10 komponen tersebut adalah internalisasi tujuan atau big picture, spesifik dengan gol, memilah gol menjadi aksi-aksi kecil, memahami faktor-fakor yang dapat memotivasi, memahami mengapa gol sangat penting untuk dicapai, mengenal hal-hal yang challenging dan berbagai resiko, memahami kelebihan dan kekurangan diri, membangun hubungan baik dengan orang lain, membaca papan aksi setiap hari dan menginternalisasikannya, dan tetap terinspirasi dan termotivasi dari kemenangan-kemenangan kecil setiap hari.

Konklusinya, papan aksi dapat berdiri sendiri tanpa papan visi. Namun papan visi tidak dapat berdiri sendiri tanpa papan aksi. Papan aksi punya peran penting agar akuntabilitas terjaga. Setiap kemenangan kecil dalam jalur gol yang dicapai akan mendekatkan Anda kepada gol akhir.

Yang terpenting dalam menggunakan papan visi dan papan aksi adalah bagaimana keduanya saling membentuk eksekusi terbaik yang berkesinambungan. Karena, pada hakekatnya, sukses bukanlah hal yang dicapai satu kali, laksana sebuah gol dalam pertandingan sepak bola.

Namun, “sukses” adalah suatu standar berdasarkan pola pikir positif yang mengutamakan eksekusi terbaik. Sukses sesungguhnya adalah bagaimana Anda berhasil mempertahankan standar eksekusi tersebut setiap hari sepanjang hidup.[]

KONTAN WEEKLY, 3-9 Juli 2017

Pin It on Pinterest

Share This