Select Page

[Download PDF KONTAN WEEKLY Mengorganisir Pikiran]

oleh Jennie M. Xue

Declutter your mind. Organisir pikiranmu. Penulis selalu ingat perkataan Marcus Aurelius, “Sangat sedikit yang kita perlukan untuk hidup bahagia; semua ada di dalam dirimu. Semua ada dalam pikiranmu.”

Di usia penulis yang 40an ini, semakin sedikit materi yang penulis butuhkan. Bahkan penulis hanya memiliki satu Macbook, satu telpon genggam, dua buku elektonik Kindle, dua pasang pakaian olah raga “dry,” enam pasang sepatu, dan beberapa belas helai pakaian.

Bagi penulis, yang terpenting di dalam hidup tidaklah berbentuk materi, namun apa yang telah puluhan tahun dipupuk di dalam diri. Termasuk berbagai ketrampilan, pengetahuan, informasi, dan keyakinan akan karakter diri yang tahan banting termasuk di tanah rantau yang keras dan super kompetitif.

Sesungguhnya, gerakan hidup simpel dengan kepemilikan jumlah materi terbatas populer di negara-negara Barat. Dibandingkan dengan kultur di kota-kota metropolitan Asia yang bergelimang merek-merek kondang dan gemerlap neon, gerakan ini mungkin terdengar “terlalu spiritualis.”

Gerakan “minimalist movement” ini mengajarkan bagaimana hidup simpel membawa banyak kemudahan. Para penulis best-seller Leo Babauta, James Altucher, dan Tammy Strobel telah bertahun-tahun menerapkan gaya hidup simpel ini. Altucher, misalnya, hanya memiliki 100 benda pribadi dan Strobel pernah hidup di rumah mikro alias “tiny house” yang super mungil sebesar 10 meter persegi.

Penulis sendiri sangat merasakan manfaat mengorganisasi pikiran dengan mengorganisir materi yang dimiliki. Karena, semakin sedikit materi yang perlu kita organisir, semakin jernih pikiran kita. Dan pikiran perlu jernih.

Tidak perlu lagi mengobrak-abrik lemari pakaian mencari apa yang pantas dipakai. Karena pilihan terbatas, maka hanya itu-itu saja yang dipakai. Ini sangat memudahkan pengambilan keputusan tanpa membuang banyak energi percuma.

Penulis juga membiasakan diri untuk super selektif dalam berhubungan dengan orang lain. Ini termasuk bentuk simplifikasi hidup. Lingkaran terdekat merupakan orang-orang pilihan terpercaya yang positif dan sejalan akan banyak hal. Apapun dan siapapun yang tidak memberi tambahan nilai positif, tidak perlu diberi banyak waktu.

Kualitas pikiran menentukan kualitas hidup. Semakin positif pikiran kita, semakin tinggi kualitas hidup kita secara psikis dan mental. Dan ini dapat merambah ke dalam dunia finansial.

Karena dengan kita percaya bahwa kita hidup berkelimpahan, alam bawah sadar kita akan menyesuaikan dengan apa yang diperlukan dalam kondisi hidup demikian. Secara psikologis, ini juga menghilangkan rasa cemas berlebihan sehingga terproyeksikan dalam bahasa tubuh dan gaya berkomunikasi. Dan bahasa tubuh dan gaya komunikasi “terbuka” menarik unsur-unsur positif dalam hidup, termasuk dalam berbisnis.

Dialog internal yang sering kali mengambil alih alur pikiran jernih bisa mensabotase hidup. Latih pikiran agar dialog internal semakin mengecil dan menghilang. Titik tertinggi dicapai ketika pikiran jernih dan rasa damai tidak mudah tergoncang.

Bagaimana mengorganisir pikiran? Dua cara termudah adalah dengan mengorganisir hubungan personal dengan orang-orang terdekat dan mengorganisir lingkungan eksternal dalam jangkauan. Dalam hubungan personal, maafkan diri Anda apabila ada hubungan yang kurang serasi dan komunikasi secara dewasa jika memungkinkan. Sampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih secara ksatria.

Lingkungan Anda seperti ruangan kerja, kamar tidur, dan kepemilikan materi sedapat mungkin disimplifikasi. Tidak perlu berlebihan namun fungsional dan berkualitas sehingga tidak perlu sering diganti. Tujuannya agar lingkungan tidak memberati pikiran namun melegakan.

Jika Anda merasa tidak perlu mengorganisir pikiran, itu bagus. Karena artinya Anda tidak punya masalah yang berasal dari dalam diri. Sepanjang Anda hidup damai dan tenang tak tergoyahkan walaupun dunia luar penuh dengan ketidaktentuan, artinya Anda telah mencapai damai sempurna.

Akhir kata, apabila Anda pengguna aktif sosial media, kurangi. Tidak perlu mengubah status Facebook dan mengirim twit tiga puluh kali sehari. Ini hanya memperkacau pikiran dan “membocorkan” energi. Cukuplah sesekali update foto di dalam album agar handai taulan dapat melihat aktivitas keluarga terbaru.

Bagaimana hidup kita bergulir dipengaruhi langsung oleh kualitas pikiran kita. Pupuklah pikiran positif dan rasa damai tidak tergoyahkan. Mulailah dengan mengorganisir pikiran.[]

KONTAN WEEKLY, 17-23 April 2017

Pin It on Pinterest

Share This