[Download PDF KONTAN WEEKLY Mencari Partner yang Tepat]
oleh Jennie M. Xue
Dalam hidup, karir dan bisnis, kita memerlukan partner. Mereka merupakan pendorong, pendukung, pendamping, pemberi masukan, pemecut, penolong, dan pemberi informasi yang loyal dan jujur. Untuk itu, kita perlu mempunyai kriteria tertentu. Tidak bisa asal ambil. Tidak bisa asal “saya suka.”
Hidup dan karir Anda terlalu berharga untuk digadaikan atas dasar “asal ambil” dan “saya suka” belaka.
Hindari mengambil partner hanya atas dasar rasa ketertarikan secara subyektif. Ini sering kali terjadi karena kita telah mengenal seseorang secara intens. Karena bisa saja kita memandang sisi yang “tidak tepat” untuk dijadikan indikator.
Kenali apakah ketertarikan tersebut berasal dari “perasaan” atau pikiran obyektif.
Namun, tentu saja waktu akan membuktikan unsur-unsur tersebut, sehingga sebenarnya Anda perlu lebih lama mengenal seseorang dan dalam berbagai situasi. Idealnya, Anda kenali seseorang dalam situasi berbeda-beda, tidak hanya ketika hati senang.
Karakter mendasar seseorang hanya bisa dikenali ketika ia mengalami masalah, baik kecil maupun besar, yang berhubungan dengan diri sendiri atau orang banyak. Seseorang yang sehari-hari baik dan positif namun ketika menghadapi suatu masalah menjadi berubah, perlu diamati dengan lebih mendalam.
Kenali lima unsur terpenting yang minimal harus ada dalam diri seorang partner: kecerdasan, integritas, komitmen, semangat membara (passion), dan manajemen waktu yang baik. Saya garis bawahi “minimal,” karena setiap kasus berbeda dan untuk mencapai level sukses yang tinggi, bisa jadi diperlukan lebih banyak unsur yang saling berkaitan.
Kelima unsur ini mempunyai gradasi alias spektrum. Anda perlu mengenali setiap gradasi dan tentukan seberapa besar kadar unsur seseorang yang sesuai untuk posisi tersebut.
Tentu seiring dengan waktu, kita semakin menyadari unsur-unsur tersebut, sepanjang kita sendiri selalu belajar. Pola pikir selalu belajar tersebut dikenal sebagai “growth mindset,” suatu istilah yang dikembangkan oleh Professor Carol Dweck dari Stanford University.
Kombinasi kelima unsur penting dalam diri seseorang tersebut sangat menentukan bagaimana suatu misi alias “proyek” dapat dicapai. Dan untuk setiap proyek atau misi, kebutuhan akan setiap unsur berbeda.
Misalnya, dalam hubungan baik dengan customer, komitmen dan integritas yang dibungkus dengan komunikasi yang jelas lebih penting daripada kemampuan suatu hard skill. Sedangkan dalam memimpin suatu divisi, kelima unsur tersebut sama pentingnya.
Sekarang, pertanyaannya bagaimana kita dapat menemukan seorang partner yang kelima unsurnya teruji?
Pertama, cocokkan persepsi Anda tentang kandidat tersebut dengan rekam jejak (track record). Adakah kejanggalan?
Misalnya seseorang yang mengaku berpengalaman dalam web design, mampukah ia mengenali CMS yang digunakan? Ini dapat menjadi indikator tingkat pemahaman hard skill tersebut.
Kedua, cari tahu beberapa hal khusus yang hanya dapat dijelaskan oleh seseorang yang benar-benar pernah mengalami suatu situasi.
Misalnya, seseorang berpendidikan di Eropa tentu kenal betul gaya riset yang berbeda dengan di AS. Tanyakan apa perbedaannya. Ini dapat menjadi indikator kecerdasan dan kapital intelektual seseorang.
Ketiga, kenali latar belakang profesi, manajemen, kepemimpinan, dan ketrampilan-ketrampilan (skills) yang dapat diverifikasi. Ini termasuk memverifikasi gaya komunikasi dalam berbagai situasi, termasuk public speaking dan ketika melobi one-on-one.
Keempat, ujilah dengan beberapa situasi untuk mengenali semangat kerja membara (passion). Seseorang yang sangat mudah putus asa jelas bukanlah kandidat seorang partner yang baik.
Gunakan berbagai data untuk “mematahkan” semangat kandidat tersebut, kenali bagaimana ia atasi pesimisme dengan mengkomunikasikan optimisme. Namun kenali juga seseorang yang terlalu optimis karena ini kurang realistis. Temukan “adonan” yang cukup antara optimisme dan realisme.
Kelima, ujilah manajemen waktu kandidat partner Anda dengan skedul yang cukup rapat. Tentu di Jakarta yang penuh kemacetan sangat berbeda dengan di Austin yang termasuk lengang. Namun Anda tetap dapat mengkritisi apakah ia menepati janji dengan berusaha keras tepat waktu.
Jika ia tampak main-main dan meremehkan janji dan tenggat waktu, bisa jadi ia tidak kompeten, tidak respek terhadap Anda, atau buruk dalam manajemen waktu. Anda perlu jeli.
Mencari seorang partner yang tepat memang tidak mudah. Dengan mengenali lima unsur minimal, paling tidak Anda telah mampunyai referensi dasar. Idealnya, Anda mempunyai daftar unsur karakter seorang kandidat partner. Semakin jelas kriteria Anda, semakin baik. []
KONTAN WEEKLY, 14-20 November 2016