Select Page


[Download PDF KONTAN DAILY Membangun Merek Victoria Beckham]

oleh Jennie M. Xue

Tahun ini menandai satu dekade Victoria Beckham sebagai fashion designer kondang. Perempuan cerdas dan modis ini pernah dikenal sebagai “the posh spice” dari grup musik perempuan The Spice Girls yang berbasis di Inggris Raya.

Sebenarnya cukup banyak selebritis internasional yang “hijrah” ke dunia fashion, termasuk Beyonce dan Jennifer Lopez. Namun hanya sedikit yang dapat bertahan lama.

Suami istri Beckham termasuk yang langka karena mereka sangat eksis dalam dunia fashion. David Beckham juga dikenal sebagai ikon fashion untuk para pria metroseksual.

Apa sih, rahasianya? Sebenarnya tidak ada “rahasia,” hanya strategi bisnis jitu dan komitmen mendalam. Selain itu, timing tepat untuk masuk ke dalam dunia fashion yang super kompetitif, bahkan untuk para selebritis kelas dunia.

Ada tiga strategi penting yang menentukan keberhasilan merek fashion Victoria Beckham.

Pertama, strategi desain.
Kenali selera persona dari target market yang dibidik. “Persona” adalah terminologi marketing yang dipakai untuk menggambarkan target pasar secara mendetil dengan memasukkan variabel profesi, hobi, status pernikahan, anggota keluarga, dan lainnya.

Bangun merek dengan palet warna dan style yang sesuai dengan selera pemilik merek dan persona yang dituju. Dari style per desain hingga desain keseluruhan lini.

Victoria Beckham telah memiliki existing style yang sophisticated, jadi sangat mudah baginya untuk membangun lini yang bergaya ini pula. Be yourself. Ternyata ini sangat jitu untuk diterapkan dalam bisnis berbasis seni dan kreativitas.

Dua, strategi pemasaran.

Victoria dikenal dengan kepribadian yang humoris dan chic. Ini terproyeksi dari berbagai foto publisitas di berbagai media, sehingga ada kesan “organik” dalam strategi pemasaran merek.

Fokus Victoria Beckham saat ini adalah e-commerce. Keputusan jitu, mengingat seluruh dunia semakin terjangkit keranjingan belanja online.

Pemasaran online ala digital marketing kini merupakan “jiwa” pemasaran. Dengan follower media sosial yang jutaan, Victoria telah menguasai “taktik influencer.” Seperti keluarga Kardashian-Jenner, ini merupakan leverage merek luar biasa yang pasti berbuah revenue hebat pula.

Tiga, strategi internal dan ekspansi bisnis.

Internal bisnis Beckham sendiri ditangani oleh para profesional dan anggota tim yang rendah hati, fokus, dan punya sense of humor yang baik. Karena itulah kultur yang dibangun oleh pasangan Beckham ini.

Dengan CEO baru, strategi digital marketing, dan proses membangun merek, kualitas para anggota tim sangat menentukan kesuksesan bisnis dan merek dalam jangka panjang. Diharapkan dalam beberapa tahun di muka, semakin banyak lini produk yang ditawarkan kepada publik, termasuk produk-produk kecantikan.

Sebagai pebisnis yang bukan selebriti, bisakah menggunakan startegi nyonya Beckham ini? Tentu bisa.

Pertama, pekerjakan anggota tim yang mempunyai kualitas personalitas baik, fokus, dan mampu mengeksekusi rencana ke dalam berbagai aktivitas dan produk. Ini berarti project management skills perlu tangguh dan teruji. Pastikan mereka mempunyai filosofi bisnis yang paralel dengan Anda.

Kedua, perhatikan persona target market produk dengan mendetil. Hal-hal kecil terkadang mempunyai makna dan efek yang besar bagi bisnis.

Misalnya, persona para eksekutif di industri-industri tertentu mempunyai kecenderungan mengenakan pakaian berwarna gelap. Sedangkan persona remaja yang “ingin eksis” mungkin lebih menyukai gaya santai namun menonjolkan individualitas.

Ketiga, pemasaran online dengan strategi inbound marketing dan influencer marketing bisa jadikan tumpuan sumber trafik organik. Dan di era digital ini, hampir mustahil bagi suatu bisnis untuk eksis tanpa adanya dukungan e-commerce dan web presence memadai.

Ketangguhan dan daya tarik jangka panjang suatu merek pada akarnya adalah filosofi bisnis yang sesuai dengan persona target pasar. Apalagi untuk produk dengan merek yang personal seperti Victoria Beckham, strategi pemasaran perlu terasa organik dan tidak dibuat-buat. Nama besar keluarga Beckham sendiri merupakan platform yang sulit ditandingi.

Tentu saja tidak semua bisnis mempunyai merek demikian. Apapun makna merek Anda, benchmark Beckham ini dapat diterapkan dengan awareness dan kecerdasan etikal.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 19 Oktober 2018

Pin It on Pinterest

Share This