Select Page

Kontan Logo

Lady Gaga in Hat

KONTAN Daily Membangun Merek Lady Gaga

oleh Jennie M. Xue

CEO Tumblr John Maloney menelpon manager Lady Gaga (LG) bernama Troy Carter di Los Angeles untuk mengajak LG bergabung di blog yang sekaligus media sosial yang berdesain simpel nan sejuk tersebut. Tapi Carter sudah punya platform yang kena betul untuk musisi dengan berjuta-juta fan, yaitu Backplane.

LG telah membangun LittleMonsters.com dengan platform Backplane (BP). BP sendiri mempunyai harapan besar dengan dukungan kapital raksasa dari Menlo Ventures, Google Ventures, Sequoia Capital, dan lain-lain. Ada euforia akan inovasi di SV yang menginterupsi berbagai industri.

BP merupakan platform yang berbentuk hub untuk industri musik, sport, dan entertainment. Dari fan klub, hingga rilis musik atau film baru hingga pembelian tiket konser dan pertandingan bisa dilakukan di sana, sehingga data saling terkoneksi dan dapat menjual cross-product. Sinergi juga bisa dilakukan antar ikon.

Di tahun 2010, biduanita berpakaian nyentrik LG sendiri yang mengajak Carter membangun Web site tersendiri, mengingat interaksi para fan lebih banyak terjadi di blog-blog fan klub. Carter mulai meng-hire para techie. Salah satunya Joey Primiani sebagai co-founder di bidang teknologi. Joey melamar ketika Carter membuka lowongan di FaceBook pagenya LG.

Laura Lane, mahasiswa jurnalisme dari Dublin, Irlandia yang mendirikan GagaNews.com mengadakan kontak di konser di tahun 2010 dan sejak itu mempunyai hubungan dekat dengan LG dan Carter. LG sendiri termasuk generasi yang hidup dalam gaya digital yang kental, sehingga ia tidak segan meretwit foto-foto dari para penggemarnya.

Hubungan baik dan kedekatan antara LG, manager Carter, dan para fan yang mempunyai ketrampilan berharga membangun lebih dari sekedar jembatan bisnis. Mereka menggabungkan dunia IT dengan kultur pop yang sangat kental. Diisi dengan gaya jurnalisme modern dari segi konten. Serta grafik visual yang menawan.

LG dan Carter yang bersinergi dengan IT menghasilkan BP yang menginterupsi bisnis entertainmen dan tim olah raga profesional dengan social networking media menggabungkan berbagai fitur yang dibutuhkan oleh seorang artis dan olahragawan untuk membangun karir dari nol. Dengan atau tanpa bantuan para promotor dan perusahaan besar di belakang mereka.

Dibandingkan dengan FaceBook yang mempunyai fitur update status dalam bentuk teks, video, dan audio, serta membangun komunitas dalam bentuk page, BP memberikan fleksibilitas ekstra dengan custom-made features untuk industri entertainmen.

Twitter ideal untuk membangun daftar follower, namun sangat terbatas fiturnya dengan hanya 140 karakter status twit dan upload foto/video yang terbatas. Jual-beli dan komunitas aktif eksklusif tidak dimungkinkan karena twit didesain sebagai corong informasi singkat.

Bisnis entertainmen bermarkas di Los Angeles yang berlokasi kurang lebih 7-8 jam berkendara mobil dari Silicon Valley yang pusat IT dunia. LA berlokasi di California Selatan dan SV (dan SF) di Utara.

Penulis beruntung bermukim di Silicon Valley yang sarat dengan inovasi di mana kultur pop seringkali bersinergi dengan dunia para hacker ini. Membangun merek kini sangat membutuhkan media-media online dan BP merupakan pilihan baru yang vertikal.

Komunitas tertutup dan eksklusif BP memungkinkan interaksi terasa spesial dan berbagai launching bisa dilakukan dengan skalabilitas memadai. Apalagi dengan jumlah fan jutaan LG.

Era industri seni dan olah raga yang menginterusi industri raksasa promotor di belakang para artis independen telah lahir. Dengan industri penerbitan dan media yang telah terinterupsi oleh Internet beberapa tahun yang lalu, dunia seni dan olah raga tampaknya sudah mulai menikmati pula.

Berbagai startup yang menginterupsi industri sedang dibangun di SV dan kota-kota IT dunia. Penulis akan menuliskan inovasi-inovasi interupsi lainnya dalam beberapa artikel di muka. Salam hangat bagi dunia seni dan olah raga Indonesia.[]

KONTAN Daily, Jumat 29 Agustus 2014

Pin It on Pinterest

Share This