Select Page

chanel-450

Kontan Logo

[Download PDF KONTAN DAILY Membangun Merek Chanel]

oleh Jennie M. Xue

Gabrielle “Coco” Chanel dikenal dengan garis-garis fashion yang klasik dan elegan. Gaya fashion-nya semi maskulin namun tetap feminin, ada kesan androgin dan berani dalam nuansa simpel. Ia dikenal radikal sebagai seorang perempuan dan fashion designer di masanya.

Kini Coco Chanel fashion house dipimpin oleh Head Designer and Creative Director Karl Lagerfeld mempunyai 300 toko di seluruh dunia dan menjual berbagai produk dengan volume omzet lebih dari USD 3 miliar per tahun. Setelah lebih dari 40 tahun kematiannya di tahun 1971, Coco Chanel masih melegenda dan tidak henti-hentinya menginspirasi dunia fashion dan bisnis.

Coco Chanel adalah satu-satunya fashion designer yang termasuk dalam daftar 100 Tokoh Paling Influensial Sepanjang Masa versi majalah Time. Daftar prestisius bagi individu dan merek.

Potongan struktur pola (pattern structure) desain-desain pakaian Chanel sangat bagus jatuhnya, sehingga menjadi panutan semua fashion designer di dunia. Selain itu, desain-desainnya juga timeless alias “tidak lekang oleh zaman” tanpa perlu ketinggalan musim. Lininya sepuluh tahun lalu pun masih relevan dipakai hari ini. Sangat jarang karya seorang desainer seperti ini.

Coco Chanel berkata, “My life didn’t please me, so I created my life.” Ini merupakan prinsip hidup yang mewarnai desain-desain dan merek yang berhasil dibangunnya. Ia dilahirkan miskin dan hidup dalam asrama, menjadi pemain drama, dan menjahit pakaian sendiri. Ia selalu percaya akan pentingnya kebebasan berkarya dan bergaya.

Ia tidak menyukai korset pengecil pinggang yang saat itu sedang in. Alasan perempuan independen kelahiran 1883 ini, “seorang perempuan tidak perlu mengenakan pakaian untuk menyenangkan pria, namun untuk kesenangannya sendiri.” Tentu saja, tanpa mengenakan korset, jauh lebih sehat bagi tubuh.

Pengaruh gaya Chanel kini dapat dilihat dari berbagai desain pakaian, perhiasan, tas, dan parfum. Chanel No.5 merupakan parfum favorit yang masih diproduksi hingga hari ini dan menjadi legenda ketika Marilyn Monroe berkata, “Saya tidak pakai apa-apa di tempat tidur, hanya Chanel No.5.”

Coco Chanel menciptakan tren fashion “little black dress” di tahun 1926 seperti yang dikenakan oleh Audrey Hepburn dalam film “Breakfast at Tiffany’s.” Chanel juga sangat berperan dalam tren fashion perempuan tahun 1920an dengan rambut bergelombang ala bob dan little flat-chested dress.

Warna-warna maskulin yang gelap dan penggunaan bahan kain jas pria dalam gaun-gaun Chanel merupakan cerminan filosofinya. Terkadang digabungkan dengan kalung mutiara, bros bunga, dan asesoris kontras lainnya. Sangat bertolak belakang dengan gaya ala aristokrat yang ramai dan “agak genit.”

Empat filosofi hidup dan desain dari Chanel yang perlu dicatat. Fashion fades, only style remains the same. Fashion datang dan pergi, hanya gaya yang permanen. A girl should be two things: classy and fabulous. Seorang perempuan perlu punya dua hal: berkelas dan anggun.

Simplicity is the keynote of all true elegance. Garis sederhana merupakan elemen terpenting untuk tampil anggun. Dress shabbily and they remember the dress; dress impeccably and they remember the woman. Berpakaian buruk, Anda diingat pakaiannya. Berpakaian baik, diri Anda yang diingat.

Yang menakjubkan, Chanel dibesarkan di rumah yatim piatu karena ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya meninggalkannya sendiri. Di sana, ia belajar menjahit pakaian sendiri. Panggilan “Coco” adalah nama pentasnya.

Ia sendiri belum pernah menikah, namun dikenal sebagai kekasih seorang aristokrat Inggris Arthus Capel. Capel memberinya modal untuk membuka toko topi di tahun 1913 yang kemudian berkembang dan menjual jaket, sweater, blus pelaut, kardigan dan lainnya. Ia memulai bisnis dengan modal pas-pasan namun penuh cinta akan gaya dan kebebasan.

Setelah PD II, di tahun 1954, Chanel yang berusia 70 tahun membuka kembali tokonya yang tutup selama 15 tahun. Selama masa vakum tersebut, 3000 pegawainya kehilangan pekerjaan. Era itu diwarnai dengan “New Look”-nya Christian Dior yang kala itu sejajar dengan desainer-desainer pria Cristóbal Balenciaga, Robert Piguet, dan Jacques Fath.

Terlepas dari keterlibatan politiknya dengan Nazi Jerman, Chanel berhasil melakukan penetrasi kembali ke dalam dunia fashion internasional dengan gemilang. Terhitung 1983, Karl Lagerfelf bergabung sebagai Creative Director hingga hari ini. Bagaimana bisa merek Coco Chanel bertahan selama 103 tahun?

Pertama, merek yang konsisten dengan kualitas produk dan gaya. Dua, suksesi yang berhasil dengan keterlibatan Lagerfeld yang sesuai dengan “jiwa” merek.

Tiga, membangun kecintaan akan merek dengan melibatkan berbagai media serta diwakili oleh ikon generasi terkini, misalnya dengan melibatkan ikon seri televisi realitas dari keluarga Kardashian, yaitu Kendall Jenner yang kini melambung namanya sebagai seorang supermodel dunia.

Mari kita amati merek Chanel seratus tahun lagi.[]

KONTAN Daily, Jumat, 24 Juni 2016

Subscribe to my English columns published in international publications and high-traffic blogs reaching millions of subscribers per month, such as Forbes, Business.com, Influencive, Good Men Project, and others. Also, you will be notified of free business ebooks published by the largest business ebook publisher in the world: BookBoon. 

 http://www.jenniferxue.com/subscribe

BUTTON SUBSCRIBE purple 300x100

Pin It on Pinterest

Share This