[Download PDF KONTAN WEEKLY Manajemen Pikiran]
oleh Jennie M. Xue
Beberapa minggu terakhir ini, penulis menerima beberapa tawaran kerja, proyek, dan menulis buku dari mancanegara. Beberapa dari antaranya penulis terima dengan senang hati, sedangkan sisanya menjadi bahan pertimbangan. Yang menarik bagi penulis adalah: mengapa demikian banyak tawaran tersebut datang bertubi-tubi?
Dengan memberanikan diri, penulis bertanya kepada beberapa pemberi tawaran. Apa yang membuat mereka tertarik untuk menghubungi penulis dan “menawarkan” proyek mereka? Jawaban mereka ternyata di luar dugaan: Anda bernafas panjang.
Apa artinya? Komitmen terbukti bertahun-tahun dengan prestasi stabil. Sambil mengucapkan terima kasih, penulis merenungkan artinya agar dapat dituliskan dalam artikel ini.
Dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan publik, tentu ini sangat mudah diamati. Dengan Google search saja, akan tampil semua kegiatan yang pernah diberitakan.
Misalnya, bagi seorang penulis, rekam jejak sangat mudah ditelusuri. Ini bisa dilakukan cukup dengan menilai topik-topik tulisan, pergeseran paradigma seiring waktu, dan kematangan serta ketajaman gaya penulisan.
Bagaimana cara memperpanjang nafas? Alias bagaimana cara tetap teguh dan berkomitmen akan pilihan kita?
Pertama, tentukan tujuan hidup kita. Ini gampang-gampang susah, karena sering kali apa yang kita harapkan jauh dari kenyataan. Penulis sendiri hidup dengan deadline. Setiap kegiatan penulis berikan tenggat waktu dan diusahakan sebisanya untuk dicapai.
Ada beberapa gol hidup yang masih perlu penulis kejar dalam beberapa tahun di muka. Selain itu, penulis juga punya gol tahunan, bulanan, dan mingguan. Gol harian tentu ada dan inilah yang paling sulit untuk dikendalikan, mengingat hidup penuh dengan aktivitas dan fisik terkadang terganggu kesehatannya.
Kedua, sadari bahwa setiap hari dan setiap kegiatan berfungsi membangun jalan kepada tujuan. Deadline merupakan salah satu bentuk pembangunan jalan yang konkrit. Kuantifikasi juga. Jadi, apa yang hendak dicapai dengan deadline juga perlu jelas jumlahnya.
Semakin dilatih, maka akan semakin peka akan deadline dan nilai kuantitas. Ini juga melatih pikiran untuk fokus terlepas dari segala macam suasana hati dan gangguan lingkungan. Penulis sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk bekerja semi-otomatis, dalam arti tidak tergantung mood atau kondisi lingkungan.
Ketiga, delayed gratification alias “menunda kesenangan.” Menurut psikolog Stanford Walter Mischel, the Stanford Marshmallow Experiment menunjukkan bahwa anak-anak yang menunda “hasil instan” mempunyai kehidupan di masa dewasa yang lebih baik, seperti nilai SAT lebih tinggi, pencapaian pendidikan, body mass index (BMI) dan lainnya.
Fokus mengerjakan sesuatu tanpa ada hasil pada awalnya merupakan bentuk “delayed gratification.” Menurut Malcolm Gladwell, segala sesuatu memerlukan usaha minimal 10.000 jam sebelum mencapai hasil memuaskan. Ketrampilan (skill) apapun membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai kematangan profesional.
Suatu penguasaan atau penyelesaian aktivitas bisa saja memerlukan waktu cukup lama, namun tidak sampai 10.000 jam. Walaupun hanya satu dua jam saja, ini juga merupakan bentuk bahwa tidak ada hasil instan. Asah kesabaran.
Keempat, mengelola pikiran dengan distraksi positif dan produktif. Penulis menggunakan berbagai cara agar pikiran tidak terlalu bercabang, apalagi ketika baru mengalami suatu kejadian traumatis. Biasanya, penulis membaca ebook di Kindle yang telah mencapai ribuan.
Dengan mengisi pikiran dengan ide-ide dari buku, biasanya pikiran-pikiran traumatis dapat disingkirkan. Namun ini bukan merupakan pengganti konseling dengan terapis profesional. Ini hanya merupakan distraksi fungsional saja.
Intinya, kelola pikiran agar hal-hal yang dapat melemahkan produktivitas tidak diberi tempat. Penulis sendiri sangat mengandalkan “what I want the most” dalam hidup. Ada yang menyebutnya sebagai “life with a purpose” atau “a purposeful life.”
Dengan menyadari “what I want the most” atau “apa yang paling saya inginkan,” kini penulis dapat memprioritaskan hal-hal yang paling berguna untuk mencapainya. Yang kurang mendukung sebaiknya dikerjakan apabila ada waktu lebih saja.
Sebagai contoh, kini penulis sangat selektif tentang siapa “teman hangout” karena mereka sangat menentukan masa depan. Teman-teman yang positif dan mendukung dapat meningkatkan keyakinan diri kita, sehingga lebih fokus dan bersemangat.
Mengelola pikiran sangat membantu produktivitas sehingga Anda mampu komit dalam pilihan. Inilah “rahasia” agar “bernafas panjang.”[]
KONTAN WEEKLY, 10-16 Oktober 2016