Download KONTAN Daily Managing One
oleh Jennie S. Bev
Menurut Sun Tzu,
“Mengelola satu, mengelola banyak. Sama saja.” Konsep ini juga sebenarnya
berlaku untuk banyak hal. Sama-sama mesti kerja, bekerjalah di bidang yang
bayarannya tinggi. Sama-sama mesti mengelola, kelolalah dengan baik, sehingga
hasilnya baik. Sama-sama mesti berangkat ke sekolah, belajarlah dengan baik
sehingga tidak sia-sia. Sama-sama mesti makan, makanlah yang bergizi supaya
tubuh sehat dan kuat. Kurang lebih begitu.
Gunakan
pertimbangan-pertimbangan prioritas dan akal sehat yang benar, sehingga sumber
daya tidak terbuang sia-sia. Sayangi sumber daya manusia, alam, maupun kapital
finansial. Sangat memungkinkan untuk menghasilkan manajemen yang baik terlepas
dari jumlah. Jadi, jangan ngeri duluan begitu ditawarkan menjadi manager divisi
yang beranak buah cukup banyak. Juga jangan bingung dengan SKU yang ratusan.
Pernahkah Anda
melihat penjaga toko yang kurang laris sehingga ia hanya main game komputer
saja? Ini jelas pemborosan sumber daya. Bisa juga ini merupakan cerminan dari
kurangnya aktivitas, karena untuk menjaga satu produk di satu toko, sama saja
aktivitasnya dengan menjaga sepuluh produk di satu toko.
“Satu atau banyak
sama saja” adalah mindset, alias pola pikir. Orang-orang besar tidak takut akan
pengembangan bisnis, baik jumlah produk maupun volume omzet. Malah mereka
membangun bisnis-bisnis baru bertubi-tubi. Para pebisnis besar dikenal sebagai
“konglomerat.” Konglomerasi sendiri arti harafiah sederhananya adalah “tumpukan
batu.” Jadi konsep satu batu atau banyak batu sama saja, juga berlaku di sini.
Para penulis
kondang juga tidak hanya menulis satu buku. Penulis-penulis best-seller
menerbitkan puluhan bahkan ratusan buku karena dengan setiap menghasilkan satu
buku, kemahirannya bertambah lipat berkali-kali. Dengan menjadi manager puluhan
anak buah, Anda belajar mengenal berbagai jenis kepribadian, gaya belajar, gaya
kerja, dan strategi efisiensi budget. Kekayaan pengetahuan jauh lebih berharga
daripada kekhawatiran akan ketidakmampuan melakukan sesuatu.
Tentu ada
perbedaan antara mengelola satu dengan mengelola lebih dari satu. Konsentrasi
bisa terpecah, namun ini bisa diatasi mengingat delegasi bisa dilakukan
sepanjang supervisi bisa dilakukan dan dengan begitu banyaknya proses
otomotasasi, berarti leverage bukan lagi menjadi masalah.
“Satu atau banyak
sama saja” bisa diartikan beragam. Ini bisa berarti volume omzet atau jumlah
produk yang dijual. Seorang broker properti, misalnya, yang menjual properti-properti
bernilai puluhan juta USD mungkin hanya perlu menjual beberapa unit saja untuk
mendapatkan komisi yang setara dengan broker-broker yang menjual
properti-properti bernilai rendah dalam jumlah banyak.
Konsep ini sangat
sederhana. Dengan menggunakan Teori Pareto, 80 persen dari omzet biasanya
diperoleh dari 20 persen klien yang ada. Jelas bahwa 20 persen klien teratas membawa
keuntungan terbesar. Namun, dalam praktek dunia virtual, “long tail” alias pembeli
satu dua dari ratusan bahkan ribuan produk virtual menempati urutan terbanyak.
Untuk
produk-produk yang menghasilkan penghasilan pasif, satu ataupun seribu produk
memang tidak terlalu banyak berbeda. Cukup dengan bekerja giat 8 sampai 10 jam
per hari, begitu produk-produk menggelinding seperti bola salju, maka hanya
perlu proses pemeliharaan saja. Proses memperbaharui dan memastikan semua
berjalan lancar, tentu membutuhkan sumber daya. Namun kurvanya bukan berarti 1
banding 1, namun bisa saja 1 sumber daya bisa mengelola 10 bahkan 20 produk
atau bisnis dengan sama baiknya.
Memanufaktur satu
lusin produk tertentu dengan assembly line, hampir sama dengan pengeluaran
sumber daya yang dipakai untuk memproduksi sepuluh lusin, misalnya. Fixed cost
alias biaya tetap akan tetap saja sama. Overhead cost alias biaya yang
mengikuti jumlah produk yang naik turun. Energi yang digunakan bisa sama atau
bisa berbeda sedikit.
Sebagai manager,
yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan efisiensi sehingga perbedaan jumlah
subordinat dan produk tidak menyebabkan perbedaan kualitas manajerial. Bagaimana
caranya?
Pertama,
tingkatkan kepercayaan diri bahwa kuantitas bukanlah halangan untuk berkualitas
tinggi. Kedua, tingkatkan daya pengawasan. Jika dulu hanya mengawasi sedikit
subordinat dan produk, kini Anda perlu mengawasi lebih banyak. Pelajari
metode-metode time management dan efisiensi. Ketiga, tingkatkan pengawasan
budget, karena overhead cost melonjak dengan sendirinya. Imbangi dengan
pengetatan biaya di hal-hal lain. Satu maupun beberapa, sama saja, demikian
kata Sun Tzu.[]
KONTAN Daily, Jumat, 17 Mei 2013