Select Page


[Image Source: Lyft Blog]


[Download PDF KONTAN DAILY IPO Lyft dan Masa Depan]

oleh Jennie M. Xue

Saingan Uber bernama Lyft belum menghasilkan profit, bahkan sebenarnya telah merugi USD 911,3 juta di tahun 2018. Gila betul, namun mereka baru saja go public dengan IPO di bulan Maret 2019.

Mereka berjanji akan menghasilkan 20 persen profit margin eventually alias “suatu hari nanti.” Para investor dijanjikan sesuatu yang masih “di atas awan.” Herannya, tidak semua lari ketakutan. Malah banyak investor antusias.

Bagaimana logikanya? Mereka menggunakan studi kasus Amazon yang merugi pada 5 tahun pertama. Lihatlah sekarang, wow, Amazon telah menggurita demikian hebat sehingga setiap bagian hidup kita pastilah ada “unsur” Amazonnya.

Selain itu, market sedang positif dengan emosi positif terhadap startup dan IPO. Dengan posisi di 300 pasar sebagai salah satu pemain tertua selain Uber, Lyft jelas punya first mover advantage.

Hari ini, ridesharing seperti Lyft dan Uber menguasai 88 persen pasar. Hanya 12 persen dikuasai oleh taksi-taksi tempo doeloe yang berwarna kuning seperti di film-film Hollywood.

Konsumen Lyft sendiri telah mencapai 30,7 juta dengan pengemudi mencapai 1,9 juta. Sejak 2012, para pengemudi telah mengantongi USD 10 miliar.

Kesulitan utama yang dihadapi Lyft adalah pemenuhan regulasi transportasi di setiap kota tempat operasi yang berbeda-beda. Selain itu, biaya asuransi mencapai 30 persen dari harga per trip.

Anehnya, semakin banyak revenue yang mereka kantongi, semakin besar biaya operasional dan rekrutmen pengemudi. Di tahun 2018, market share Lyft di AS meningkat 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mencapai 39 persen.

Para analis memandang Uber dan Lyft seperti Coke dan Pepsi. Menarik bukan?

Uber sendiri akan segera go public di bulan April 2019 ini dengan valuasi USD 120 miliar. Uber diibaratkan sebagai Herkules yang kuat dan agak mengerikan di mata publik, sedangkan Lyft adalah si mungil David yang lebih ramah dan bersahabat.

Lyft telah mengeluarkan statement untuk mendonasikan 1 persen dari profit atau USD 50 juta untuk berbagai aktivitas sosial. Namun, ingat, mereka belum punya profit sama sekali. Mereka memprediksi 7 tahun lagi akan mulai menimba keuntungan.

Uber sendiri telah punya berbagai diversifikasi, termasuk Uber Eats dan sebagainya. Sedangkan Lyft lebih mengutamakan hubungan dengan pengemudi dan customer, walaupun masih belum begitu sempurna.

Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari keberanian IPO Lyft yang belum break even ini?

Satu, bidik dan kendalikan market share sebagai first mover. First movers mempunyai kelebihan-kelebihan termasuk kemampuan menguasai pasar dari awal. Branding yang lebih mantap. Sebagaimana Pepsi yang terus-menerus berlawanan dengan Coca-Cola, menjadi “juara kedua” market share bukanlah sesuatu yang buruk.

Dua, beranikan go public dengan argumen-argumen yang kuat serta mereferensikan preseden-preseden studi kasus sebelumnya. Menggunakan kasus Amazon untuk mendukung keputusan IPO termasuk berani dan jenius. Jadi, sebagai startup, nilai valuasi Anda sesungguhnya berdasarkan daya jangkauan di masa depan.

Tiga, jalankan bisnis dengan ramah dan penuh persahabatan. Ketika image kompetitor galak, garang, dan menghalalkan segala cara, mempunyai image berlawanan merupakan kemenangan tersendiri yang bisa jadi merupakan kekuatan merek jangka panjang.

Empat, bangun merek dengan aktivitas-aktivitas filantropis dan hindari skandal-skandal hukum dan publisitas negatif. Ini memang kedengarannya agak klise, namun masih efektif di era startup-startup unicorn. Ini merupakan bukti kekuatan positivitas bahkan di dunia bisnis.

Akhir kata, determinan terbesar nilai startup Anda tergantung dari kekuatan pasar, sektor, dan demand-supply yang ada. Masa depan merupakan pertimbangan utama dan bagaimana Anda menyampaikan kultur yang positif kepada dunia merupakan pendukung penting.

Bahkan dalam berbisnis pun, merek-merek yang mencerminkan kebaikan, positivitas, dan persahabatan mempunyai tempat spesial di hati konsumen dan investor. Lyft contohnya.[]

KONTAN Daily, Jumat, 26 April 2019

Pin It on Pinterest

Share This