[Download PDF KONTAN DAILY Kisah Red Bull si Banteng Merah]
oleh Jennie M. Xue
Mereka yang perlu begadang untuk belajar ujian esok hari pasti pernah minum energy drink Red Bull alias si Banteng Merah. Diciptakan di Thailand oleh Chaleo Yoovidhya di tahun 1976 sebagai Krating Daeng, minuman ini memberi energi instan bagi peminumnya, sehingga cocok untuk mereka yang bekerja di tengah malam seperti para supir truk antar kota dan pekerja pabrik.
Terhitung 1987 hingga hari ini, sekitar 62 miliar kaleng Red Bull telah dikonsumsi. Dunia mencintai tonik energi bermerek dua banteng merah ini.
Di tahun 1982, seorang Jerman bernama Dietrich Mateschitz mengunjungi Thailand dan menemukan Krating Daeng menyembuhkan jetlag-nya. Jadilah bekerja sama dengan Chaleo di tahun 1984 untuk menjadikan Krating Daeng merek internasional Red Bull.
Chaleo dan Dietrich masing-masing mengeluarkan USD 500 ribu untuk 49 persen saham. Sisa dua persen diberikan kepada putra Chaleo bernama Chalerm. Namun semua sepakat bahwa Dietrich yang akan menjalankan perusahaan. Red Bull diluncurkan di Austria tahun 1987.
Red Bull diposisikan sebagai minuman kelas atas, dengan mentargetkan para pemain ski di Eropa. Krating Daeng diposisikan untuk kaum pekerja. Perbedaan utama dua merek ini adalah harga yang disesuaikan dengan target market.
Di tahun 1992, Red Bull berekspansi di Eropa dan lima tahun kemudian melakukan penetrasi di California. Timur Tengah dibidik di tahun 2000. Baik Chaleo maupun Dietrich kini dikenal sebagai salah satu miliarder USD di dunia dengan net worth USD 5 miliar.
Merek Red Bull dan Krating Daeng sendiri serupa namun tidak identik. Dan di berbagai negara Asia, seperti China dan Indonesia, dua merek ini dapat ditemukan berdampingan di supermarket.
Di Negeri Tirai Bambu, ternyata keduanya diterjemahkan sebagai Banteng Merah dalam karakter Bahasa China, sehingga dua merek ini membingungkan. Di Indonesia sekalipun, sering kita temukan konsumen yang “bingung” apakah keduanya sama.
Dari segi rasa, Red Bull lebih berkarbonasi dan tidak semanis Krating Daeng. Rasa Red Bull lebih sesuai untuk target market penggemar olah raga sedangkan Krating Daeng lebi digemari mereka pekerja kerah biru.
Red Bull dan Krating Daeng saat ini menggemparkan dunia karena menciptakan kategori minuman baru: energy drink. Saingan berat bagi kopi.
Mereka mensponsori acara Formula One dan berbagai kompetisi mountain biking dan parasut. Berbagai kompetisi dan atlet profesional disponsor oleh minuman energi ini.
Yang luar biasa dari Red Bull selain menciptakan kategori baru bagi minuman adalah kekuatan promosi kreatif sebagai media baru. Ya, mereka menciptakan berbagai event olah raga yang disponsori oleh sponsor tunggal seperti Crashed Ice dan Flugtag (Fly Day) yang agak nekat dan lucu.
Banyak peserta Flugtag (Fly Day) yang khusus datang dari berbagai negara dan membawa peralatan terbang orisinal mereka. Acara-acara olah raga seperti ini sangat sesuai dengan moto mereka: Gives You Wings. Red Bull memberimu sayap.
Bahkan acara Flugtag (Fly Day) ini pernah mencatat rekor dunia dengan pengunjung 220 ribu di Cape Town. Jumlah ini dua kali lipat pengunjung Superbowl. Hebat.
Di tahun 2002, Hansen’s Beverages mulai memproduksi dan mendistribusikan kompetitor minuman serupa bernama Monster Energy dengan kaleng hitam bertulisan hijau terang. Terakhir, Monster Energy merupakan minuman resmi Nascar. Tampaknya, mereka mengikuti jejak Red Bull.
Ada tiga hal penting yang dapat kita pelajari dari kisah sukses Red Bull. Satu, partnership dengan produk unik yang dikemas sesuai target market, bisa menjadi breakthrough. Dua, kekuatan media, event, dan konsumen yang paralel mampu meledakkan produk. Tiga, produk dan merek yang mempunyai resonansi sangat baik akan berumur panjang.
Konklusinya, Red Bull bukan hanya bisnis minuman energi namun juga bisnis media dan event. Keduanya sangat sinergistis dengan cantik dan powerful. Kuncinya adalah memberi “jiwa” yang sesuai produk dan merek melalui berbagai event berkarakter kuat dan patut diliput media.
Silakan berkreasi dengan produk-produk dan event-event Anda. Selamat memecahkan rekor dunia.[]
KONTAN DAILY, Jumat, 6 April 2018