Select Page

[Download PDF KONTAN DAILY Keruntuhan Ponsel Vertu]

oleh Jennie M. Xue

Vertu Corporation Ltd. yang dikenal dengan smartphone tercantik di dunia yang dihiasi berlian, safir, titanium, emas, dan berbagai logam mulia dan batu pertama telah dilikuidasi atas keputusan Pengadilan Tinggi Inggris Raya. Defisit pembukuan yang ditemukan sebesar £128 juta, sedangkan yang hendak dibayarkan hanya sebesar £1.9 juta. Rencana penyelamatan gagal, sehingga 200 pekerja di-PHK.

Vertu berada di bawah kepemilikan Murat Hakan Uzan, seorang pebisnis Turki berbasis di Paris. Sebelumnya, Vertu dimiliki oleh Godin Holdings berbasis di China. Hingga artikel ini ditulis, Uzan masih memegang kepemilikan merek Vertu dan lisensi teknologi dan desain.

Vertu berpusat di Church Crookham, kota kecil di daerah Hampshire, Inggris. Fasilitas manufaktur ini dijalankan oleh para pengrajin tangan super ahli dalam kerajinan perhiasan logam mulai dan batu permata. Sepanjang sejarah perjalanan bisnis Vertu sejak pendirian tahun 1998, telah diproduksi setengah juta unit.

Di tahun 1998, Nokia mendirikan unit bisnis Vertu yang kemudian diakuisisi oleh private equity EQT di tahun 2012. Nokia masih memegang 10 persen kepemilikan. Di tahun 2015, Godin Holdings dari China mengambil alih.

Bagaimana kisah Vertu mendaki bisnis telpon genggam kelas dunia dengan niche mikro para miliarder?

Sejak diakuisisi oleh EQT, produser telpon genggam cantik ini dijual di 500 retailer di 66 negara, termasuk 70 yang dimiliki dan dijalankan langsung oleh perusahaan. Yang menarik, jumlah customer mereka mencapai 350.000 individu berkantong tebal. Dan pempekerjakan 1.000 pengrajin.

Konsep telpon genggam luks Vertu dimulai dengan ide jam tangan seharga mobil. Kalau ada yang memakai jam tangan seharga USD 20.000, mengapa tidak menggunakan HP seharga serupa pula? Jadi, jelas ada pasar untuk HP luks.

Koleksi Vertu pertama di-launching tahun 2002 dan koleksi spesial setahun berikutnya. Model “Signature” diluncurkan dengan hiasan batu ruby sebesar 5 karat. Model “Ascent” didesain lebih ringan dan tahan lama dengan bahan dasar aluminum dan titanium dengan ban terbuat dari kulit dan karet yang divulkanisasi.

Seri smartphone pertama diluncurkan tahun 2010 dengan “Constellation Quest” lengkap dengan Qwerty keyboard yang dihiasi safir biru. Style yang dipilih serasi dengan Nokia E72 dengan Symbian S60 OS. Juga seri touchscreen diluncurkan 2011.

Di tahun 2013, seri Vertu Ti menggunakan Android. Selanjutnya, Signature Touch merupakan seri tercanggih dengan harga mencapai USD 21.900 untuk yang berlapis emas. Seri khusus Ferrari dan Bentley juga diperkenalkan berikutnya.

Sebagaimana kita ketahui, Nokia sendiri tidak begitu mendapat tempat di dunia smartphone. Market share Nokia hanya 9 persen di tahun 2016. Teknologi Vertu sendiri diawali dengan Nokia, namun berkembang dengan mengikuti pasar dunia Android.

Beberapa perbedaan besar antara Vertu dengan smartphone lainnya. Faktor-faktor ini menentukan sukses dan gagal di pasar, serta kemungkinan kembalinya merek Vertu di masa depan.

Pertama, fokus Vertu pada kualitas bahan baku daripada teknologi. Jadi, produknya lebih digemari oleh mereka yang tidak begitu mementingkan fungsionalitas, namun sangat mementingkan gaya mewah.

Konsep ini sangat bertolak belakang dengan gaya hidup para milenial yang tergila-gila teknologi namun bergaya hidup sederhana ala Mark Zuckerberg dengan T-shirt abu-abunya. Jadi, bisa dimengerti bahwa pasar yang dibidik bergaya hidup berbeda ala “orang kaya baru.”

Kedua, customer Vertu dimanja dengan servis concierge 24 jam. Servis ini cukup diminati oleh para tycoon dan selebritis. Bisa dibayangkan bagaimana jenis pelayanan ekstra yang terkadang perlu diberikan bagi niche khusus ini.

Konklusinya, merek Vertu bisa saja kembali muncul dengan berbagai pernik dan servis yang diminati oleh para miliarder. Apakah Vertu akan menjadi pelopor teknologi? Tampaknya masih jauh. Bayangkan saja para rapper dengan perhiasan emas bling bling mereka, menggenggam HP Vertu merupakan hal alami.

Tanpa inovasi berarti, Vertu akan sulit untuk menembus pasar smartphone di masa depan. Untuk bertahan dengan desain yang ada sekalipun merupakan tantangan tersendiri. Apalagi teknologi telpon genggam yang semakin maju, sedangkan konsep perhiasan logam mulia dan batu permata merupakan konsep statis yang sulit dipadukan dengan konsep teknologi dinamis smartphone.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 8 September 2017

Pin It on Pinterest

Share This