Select Page

pyramid-450

Kontan Logo

[Download PDF KONTAN WEEKLY Berpikir Piramida Terbalik]

oleh Jennie M. Xue

Penulis menggunakan berbagai kerangka berpikir dalam konteks berbeda-beda. Salah satu yang paling sering digunakan adalah “piramida terbalik” (inverted pyramid) yang diajarkan di kelas-kelas Jurnalisme di seluruh dunia.

Bahkan kantor-kantor berita besar seperti Associated Press dan Reuters dipastikan menggunakan kerangka ini dalam breaking news. Online news di situs-situs internasional sangat mengandalkan kerangka ini untuk menyampaikan berita aktual nan ringkas.

Kerangka piramida terbalik ini menempatkan aspek-aspek terpenting suatu insiden atau fakta di paragraf paling awal. Semakin ke bawah, semakin tidak penting, sehingga dapat diabaikan atau dihilangkan. Bagi para editor, ini sangat memudahkan proses editing.

Idealnya, di paragraf pertama, 5W dan 1 H (what, who, when, where, why, dan how) ditempatkan secara strategis. Awali dengan kalimat tesis atau premis dan informasi mendasar tentang isi tulisan yang menjawab apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

Kerangka ini sangat simpel yang dapat digunakan siapapun, bukan hanya para jurnalis berita. Miliarder hedge fund Paul Tudor Jones pendiri Tudor Investment dan the Robin Hood Foundation bahkan pernah memberi tip bagi para bawahannya untuk mempelajari struktur penulisan “piramida terbalik.”

Kronologi atau sejarah dan latar belakang suatu insiden atau fakta sebaiknya dilampirkan tidak di awal, namun setelah fakta-fakta 5W1H tersampaikan. Ini berbeda dengan kerangka tulisan artikel fitur atau artikel jurnal ilmiah yang berstruktur: introduksi, tubuh, dan konklusi.

Kerangka hirarkis 5W1H sangat membantu dalam penulisan memo dan laporan kerja di dunia bisnis karena “konklusi” diletakkan di bagian paling awal tanpa mengulang-ulangnya dalam “tubuh” tulisan. Dalam sekejap, inti dari memo dan laporan kerja dapat dipahami, sehingga pengambilan keputusan dapat segera dilakukan.

Bagi Jones, tulisan dengan kerangka ini sangat mempercepat pemahaman sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Waktu adalah sumber daya yang tidak tergantikan, demikian alasan utamanya. Selain itu, fokus ke inti masalah jelas sangat membantu.

Jangan pandang remeh setiap menit yang berhasil dihemat. Ketika seorang manajer perlu membuat puluhan bahkan ratusan keputusan setiap hari, satu menit yang dihemat akan menggunung dalam satu minggu, satu bulan, dan satu tahun.

Disiplin berpikir dan mengorganisasikan pikiran sangat terbantu. Tentu saja profisiensi membutuhkan waktu dan latihan. Bagi pemula, membentuk satu paragraf rangkuman rapat atau kejadian tertentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun dengan kecermatan, ini mudah dilatih.

Bagi Anda yang baru mulai menerapkan kerangka berpikir 5W1H ini, ada beberapa tip.

Satu, biasakan “membaca” sesuatu dengan menjawab apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa (5W1H).

Misalnya, ketika Anda berbelanja suatu produk di mal, cobalah analisa apa mereknya, siapa pemilik merek tersebut, di mana diproduksi, kapan diproduksi, bagaimana diproduksi (dengan outsource atau dimanufaktur sendiri), dan mengapa perusahaan tersebut memilih memproduksinya. Lakukan hal yang sama ketika mengalami suatu masalah atau menemui hal-hal menarik.

Dua, coba bertanyalah kepada diri Anda, sesungguhnya seperti apa masa depan bisnis yang diharapkan. Gunakan kerangka 5W1H dengan cermat. Tuliskan dan revisi seperlunya. Kombinasikan penggunaan what-who-when-where-why-how sehingga menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru.

Tiga, ajarkan kerangka 5W1H ini kepada tim dan subordinat Anda. Bahkan anggota keluarga Anda. Dengan memandang suatu produk, insiden, situasi, dan masalah dengan kerangka berpikir, niscaya Anda semakin cepat dan tangkas dalam memahami inti masalah dan mencari pemecahannya. Bahkan anak-anak sekalipun mampu berpikir dengan kerangka ini, sehingga mereka tumbuh dengan pola berpikir kritis analitis yang baik.

Empat, biasakan menulis sesuatu dengan kerangka ini, misalnya email, memo, laporan, dan blog. Semakin sering dilatih, semakin alamiah.

Akhir kata, setiap saat adalah saat yang tepat untuk belajar menjadi semakin analitis. Pupuklah daya analisis Anda dengan kerangka ringan dan sederhana ini. Semakin sering berlatih, semakin cepat dan tepat daya analisis Anda.

Ingat, daya analisis adalah modal hidup yang sangat berharga. Apapun yang Anda alami, siapapun Anda, dan di mana pun Anda berada saat ini dan di masa depan, pasti perlu menjawab bagaimana dan mengapa Anda melakukan sesuatu. Don’t let anything stop you.[]

KONTAN WEEKLY, 18-24 April 2016

Pin It on Pinterest

Share This