Select Page

Kontan

Download KONTAN Daily Kepemimpinan Positif

oleh Jennie Maria Xue

Revolusi Kopernikus yang membuktikan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya merupakan salah satu inti hukum alam. Demikian pula mengenai kegembiraan, kebahagiaan atau suka cita (happiness) bukanlah merupakan akibat dari sukses. Namun ia merupakan prasyarat kesuksesan, termasuk kesuksesan dalam memimpin.

Jadi, yang memutari matahari adalah bumi. Dan yang membawa sukses adalah kebahagiaan, bukan sebaliknya. “Kebahagiaan” di sini dapat diartikan secara rileks sebagai positivitas.

Kepemimpinan positif berporos pada prasangka positif, penghargaan, dan keyakinan akan pencapaian gol. Serta sang pemimpin memberikan teladan dengan perbuatan-perbuatan positif. Dalam dunia bisnis, ini juga berarti pemimpin semestinya mempunyai kemampuan untuk bisa mencapai berbagai gol yang ditetapkan bagi para anak buah. You walk the talk. 

Komitmen dalam menciptakan kultur bisnis dan organisasi yang positif cukup menentukan kualitas tim dan hasil dari kepemimpinan yang terarah. Komitmen ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil karena hal-hal besar sesungguhnya merupakan akumulasi dari hal-hal kecil. Membangun komitmen dalam pencapaian gol memerlukan kerja sama yang baik dari sesama para anggota tim dengan pemimpin. 

Dalam The Happiness Advantage: Seven Principles of Positive Psychology that Fuel Success and Performance at Work oleh pakar potensi SDM Shawn Achor, ia menunjukkan dua inti pembelajaran sukses dengan psikologi positif.   

Satu, ketika otak diprogram menjadi positif, maka produktivitas meningkat 30 persen. Para pemasar profesional yang berpikiran positif juga lebih produktif 37 persen dibandingkan dengan mereka yang berpikiran negatif. Tim pemasaran sangat memerlukan energi positif mengingat pemasaran merupakan salah satu divisi yang paling menentukan kesuksesan suatu bisnis dan termasuk yang paling memerlukan penanganan khusus.

Dua, setiap kesuksesan kecil merupakan pendorong untuk menuju kesuksesan yang lebih besar bahkan yang kolosal. Kemenangan-kemenangan kecil sehari-hari melatih otak dan pikiran untuk terbiasa akan hasil-hasil positif, yang pada akhirnya juga melatih kebiasaan untuk menjadi pemenang. 

Beberapa strategi dalam mencapai kebahagiaan dan performance optimal yang ditawarkan Shawn Achor. Satu, ke luar dari pola-pola negatif yang berujung kepada kegagalan. Latihlah pikiran dan kemauan untuk melihat kesempatan-kesempatan dan berbagai hal yang positif.

Dua, ketika pikiran terlalu terbebani oleh berbagai masalah, seringkali kemampuan berpikir rasional tertutup oleh emosi berlebihan. Untuk itu, perlu usaha untuk memilah-milah masalah dan menyelesaikannya dalam ukuran-ukuran mikro. Pemilahan ini mememungkinkan pikiran untuk tidak terbeban lebih lanjut. Sebaliknya, ini memberikan kesempatan untuk merasakan sedikit “kemudahan” dan “kemenangan.”

Tiga, kekuatan kebiasaan alias habit sulit untuk bisa dienyahkan dengan begitu saja. Diperlukan usaha kuat dan kesadaran akan setiap kali suatu pikiran negatif berkecamuk di benak. Dengan membangun kesadaran tersebut, negativitas bisa dialihkan selama beberapa detik ke ranah positif.

Seorang pemimpin yang positif mempunyai enam ciri yang sangat patut untuk ditiru. Satu, selalu mencari kebaikan dan kelebihan orang lain dan bersyukur untuk itu. Memang, ketika kegagalan terjadi, mungkin agak sulit untuk mencari kelebihan dan hal positif. Namun ini bukanlah alasan untuk menjadi getir dan berkata-kata negatif. Dua, sering tersenyum karena satu senyuman saja membangun keyakinan diri dan orang lain akan hal-hal positif. Tiga, menciptakan lingkungan yang membangun dan kondusif dengan berbagai elemen fisik, seperti interior, kerapihan, warna, musik, dan gambar. 

Empat, menggunakan pilihan kata-kata yang positif dalam berkomunikasi lisan dan tulisan. Jika emosi sedang negatif, tuliskan apa yang dirasakan dan mengapa. Menurut para ahli neuroscience, ini membantu dalam mengeliminasi negativitas di dalam diri dengan memberikan tempat baginya dan “diselesaikan.” Lima, sering kali ketika hati sedang suram, kita menutup diri dari orang lain. Ini tidak membantu, bahkan bisa memperburuk situasi. Sebaiknya ke luar dari kepompong diri dan mengenal orang banyak. Reach out.

Akhir kata, setiap proyek yang sedang dikerjakan dipilah-pilah dalam ukuran yang sangat mungkin diselesaikan dengan cepat dan tepat. Jadikanlah hidup dan pekerjaan Anda seakan-akan pertandingan lari sprint, bukan marathon. Kita lari cepat dari poin A ke poin B dan selanjutnya. Dengan semangat positif dan “pasti bisa.”[]

KONTAN Daily, 27 Desember 2013 

Pin It on Pinterest

Share This