[Download PDF KONTAN WEEKLY Keep On Floating]
oleh Jennie M. Xue
Salah satu ketrampilan (survival skill) paling berharga dalam hidup adalah berenang. Inti berenang sendiri sebenarnya sederhana: Bagaimana untuk tetap bisa mengambang baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan.
Dengan analogi ini, kita perlu mengenali bagaimana bisa tetap bekerja dengan baik dan mempertahankan prestasi alias “mengambang” terlepas dari berbagai situasi eksternal dan internal. Dalam dunia bisnis, ini juga berarti kemampuan mempertahankan pasar terlepas dari kondisi ekonomi makro yang naik turun.
Keep on floating. Terus mengambang sebagai “merek” yang eksis.
Pertahankan market leadership alias kepemimpinan di pasar dengan mengenali kompetitor, membangun sinergi, dan melakukan berbagai aktivitas-aktivitas penambah nilai (value-added activities). Inovasi tentu perlu dilakukan dan ini bisa dilakukan dalam tiga lingkup di atas.
Pertama, kenali kompetitor.
Kompetitor tidak perlu ditakuti. Mereka merupakan pembawa kesempatan baru yang perlu dibuka dengan berbagai strategi. Eksekusi strategi sendiri membutuhkan ketrampilan (skill) tersendiri. Intinya adalah keberanian melihat kenyataan bahwa memang hidup tidak statis dan dunia bergerak terus setiap saat.
Bagaimana bisa mengenal kompetitor lebih dalam? Tentu dengan mencobanya sendiri. Apa saja kelebihan dan kekurangan mereka. Catat dan bandingkan dengan produk Anda. Perhatikan apa saja yang sangat berbeda dengan produk Anda, mengingat semakin kompleksnya kompetisi.
Habit stacking dan feature stacking telah menjadi tuntutan modern dalam berbisnis. Mengenali bagaimana kompetitor melakukan dua hal ini akan sangat membantu.
Kedua, membangun sinergi.
Di era content publishing ini, tidak ada yang tidak mungkin. Membangun sinergi sangat mudah. Begitu banyak YouTube channel yang saling cross-content dan para selebritas internasional yang berduet untuk menggabungkan jumlah fan mereka.
Penulis sendiri mempunyai kebiasaan untuk mewawancara para rising star alias “para bintang” dalam dunia bisnis yang sedang menanjak karirnya. Ini membuka pintu untuk sinergi dalam kesempatan berikut. Ini juga merupakan alasan tepat untuk membuka pembicaraan tanpa merasa melakukan cold calling.
Intinya, membangun sinergi membutuhkan kerendahan hati untuk membuka diri dan bertanya. Di era LinkedIn, Facebook dan Twitter, ini mudah dimulai dan dieksekusi. Sapalah para influencer dan thought leader untuk memulai hubungan profesional. Yang dimaksud dengan hubungan “profesional” adalah tidak membuang-buang waktu mereka yang berharga dan jelas obyektif yang dituju.
Ketiga, lakukan berbagai aktivitas penambah nilai.
Menjual produk, jasa, atau ide perlu dikemas dengan packaging yang paralel dengan filosofi dan positioning produk. Jadi, apa yang kasat mata berjalan paralel dengan yang tidak kasat mata. Kenali apa yang digemari konsumen dan apakah fitur-fitur tersebut sejalan dengan produk atau harapan yang dijual.
Ada banyak cara. Salah satunya, gunakan karakter CEO atau founder bisnis Anda sebagai salah satu faktor penambah nilai. Kemas dengan kisah perjalanan hidup yang luar biasa. Hubungkan dengan bagaimana bisnis pertama kali dimulai dan produk didesain.
Salah satu cara paling populer terkini adalah menjadikan merek atau bisnis sebagai edukator. Dalam dunia marketing, ini disebut sebagai content publishing alias menerbitkan konten-konten penting bagi konsumen.
John Deree dan Michelin, misalnya, mempunyai nilai tambah luar biasa disamping produk-produk mereka yang sangat berkualitas. John Deree dengan majalahnya yang telah mendunia dengan oplah jutaan setiap kali terbit. Michelin mempunyai “Michelin Star” yang menilai restoran-restoran terbaik di dunia.
Kedua merek ini merupakan edukator super yang menjangkau puluhan bahkan ratusan juta orang di dunia dengan “side branding” (merek sampingan) mereka. Luar biasa impak mereka di dunia bisnis dan non-bisnis.
Majalah John Deree berjudul “The Furrow” yang telah berusia 118 tahun, misalnya, sangat berperan ketika depresi dan resesi melanda. Berbagai edukasi bagi para petani dan pekebun.
Keep floating alias “terus mengambang” di permukaan memerlukan lebih dari sekedar merek dan produk yang baik. Ini membutuhkan kecerdasan pengelolaan merek, posisi, dan aktivitas penambah nilai. Di era Internet ini, semestinya lebih mudah. Silakan dicoba.[]
KONTAN WEEKLY, 7-13 November 2016