[Download PDF KONTAN WEEKLY Kebencian Jadi Motivasi]
oleh Jennie M. Xue
Kini Khloe Kardashian dikenal sebagai seorang maniak fitness nan langsing tinggi semampai, setelah lebih dari 20 tahun hidup sebagai seseorang bertubuh termontok. Jadilah ia inspirasi bagi jutaan perempuan bertubuh montok di AS, apalagi kini ia menjadi host serial TV realitas “Revenge Body.”
Ya, dalam kesulitan hidup yang dialaminya setelah menikah dengan Lamar Odom, ia sangat termotivasi berolah raga. Selain mengeluarkan hormon endorfin yang menurunkan stres, melakukan berbagai gerakan fitness baik dengan alat maupun tidak, pasti menurunkan berat badan, membakar lemak, dan membentuk otot menjadi kekar dan berdefinisi.
Namun hidup sebagai seorang selebritas terkenal tidak seindah yang dibayangkan. Dilahirkan di dalam keluarga Kardashian yang dikenal dengan kehidupan serba glamor dan dikenal jutaan orang di dunia, ia sering menerima celaan sirik dan iri.
Dalam salah satu wawancaranya ia berkata, “Lovers gonna love. Haters gonna hate.”
Uniknya, ia membalikkan kebencian dari para haters menjadi bensin yang memotivasinya untuk menunjukkan kebesaran hati dan ketangguhan mentalnya. “Haters are my greatest motivators,” kata Khloe.
Setuju.
Kebencian orang lain yang ditujukan kepada kita sebaiknya didengarkan secukupnya. Namun tidak perlu hingga mempengaruhi kepercayaan diri dan keyakinan kita akan diri dan aset diri. Tetaplah menjadi diri sendiri, walaupun ada semiliar haters.
Dalam kerangka Psikologi Positif, kebencian orang lain yang ditujukan kepada kita sebaiknya digunakan sebagai pemompa semangat dan motor perbaikan diri. Bukan berarti kita merasa kecil dan buruk setelah mendengarnya, namun untuk memperbesar dan memperkaya apa yang baik dari dalam diri kita sehingga tidak dapat lagi disanggah siapapun. Termasuk oleh para haters.
Bertahun-tahun orang-orang di sekeliling penulis berusaha meyakinkan bahwa penulis tidak mempunyai bakat maupun skill untuk menulis secara profesional. Banyak sekali demotivator di sekeliling penulis, bahkan salah satunya adalah seseorang yang berprofesi sebagai motivator.
Namun penulis tetap saja hustling dan grinding alias “tetap bergerak menuju destinasi dan melatih diri terus-menerus” dengan berbagai cara di mana pun berada.
Penulis pertama kali mengisi KONTAN di tahun 1995, kalau tidak salah. Namun baru kembali mengasuh dua rubrik tetap “Siasat Bisnis” setiap Jumat (KONTAN Daily) dan “Refleksi” (KONTAN Weekly) terhitung akhir 2011.
Jadi, selama 16 tahun “masa vakum” di KONTAN merupakan periode belajar dan eksekusi sebagai praktisi dan akademisi dalam dwibahasa secara aktif. Dan ini dilakukan terus-menerus setiap hari di Amerika Serikat dan tanah air. Tanpa jemu.
Haters gonna hate. Jadikan kebencian mereka sebagai pemicu proses belajar. Reframe kenegatifan mereka sebagai motivasi untuk maju dan tidak bergeming dari pilihan hidup.
Sesungguhnya, tidak ada hal negatif dalam hidup, termasuk ketika haters membenci kita. Karena bagaimana kita bereaksi terhadap kebencian adalah hak dan keputusan kita.
“Whether you think you can, or you think you can’t–you’re right,” kata Henry Ford.
Ya, demikian dahsyat kekuatan pikiran kita. Jika kita amat sangat menginginkan sesuatu sekali dan ini telah tercetak (imprinted) dalam pikiran, pasti akan tercapai.
Dalam dunia religi, ini dikenal sebagai “doa yang pasti dikabulkan.” Dalam dunia motivasi, ini dikenal sebagai self-fulfilling prophecy. Sesungguhnya, segala macam berkat yang kita terima berawal dari pikiran kita yang terfokus akan sesuatu yang amat sangat kita inginkan dan usahakan tanpa jemu setiap saat (hustling dan grinding).
Hingga hari ini, Khloe Kardashian dan penulis masih menerima komentar-komentar negatif penurun semangat dari para haters dan demotivator. Well, terima kasih banyak, karena ini berarti apapun yang kami lakukan masih punya pengaruh.
Kebencian seseorang sesungguhnya berbicara banyak mengenai pembenci (hater) tersebut, bukan penerima kebencian. Jadi, selama kita tidak membenci, bersyukurlah dan terus pertahankan. Jadilah pecinta, agar hati kita tidak dipenuhi oleh sampah-sampah negatif.
Akhir kata, apapun bentuk komentar yang diterima, bisa kita gunakan sebagai motivasi. Intinya adalah reframing dengan mengubah makna negatif menjadi positif dan pembelajaran berguna. Dan yang positif dijadikan bentuk penghargaan.[]
KONTAN WEEKLY, 27 Maret – 2 April 2017