Select Page

[Image Source: Wikipedia]


[Download PDF KONTAN DAILY Forever 21, Bisakah Selamanya?]

oleh Jennie M. Xue

Siapa yang tidak kenal Forever 21 (F21)? Hampir di setiap mal di dunia, ada toko retail ini. Harganya super terjangkau dan trennya terjamin. Mereka membidik niche market yang sama dengan H&M, Zara, Uniqlo, Mango, Pull & Bear, dan fast fashion lainnya.

Ya, fast fashion adalah kategori yang sangat menggiurkan, karena konsumsinya cepat dan sangat repetitif hingga ratusan kali per tahun. Dan bagi Forever 21, ini bisa berarti bercokol selamanya.

F21 didirikan pada tahun 1984 oleh pasutri asal Korea Selatan bernama Do Won Chang dan Jin Sook. Mereka adalah imigran di Negara Paman Sam yang bermukim di metropolitan Los Angeles.

Toko pertama dibuka di Jalan North Figueroa Nomor 5637, Highland Park, California, yang merupakan suburb Los Angeles. Luasnya hanya 84 m2. Di tahun pertama, outlet ini mengeruk omzet USD 700 ribu.

Kok namanya Forever 21 ya? Apakah artinya mereka atau konsumennya agar selalu muda berusia 21 tahun? Ternyata bisnis ini didirikan pada tanggal 21 April 1984. Tepat pada Hari Kartini ya? Kebetulan yang menarik.

Target market yang dibidik pada awalnya adalah para perempuan muda Korean American di Los Angeles. Kini produk mereka mencakup niche anak-anak dan laki-laki.

Hari ini, F21 telah mempunyai 600 gerai di seluruh dunia dengan omzet USD 4,4 miliar. Ya, empat miliar dollar lebih. Luar biasa, bukan?

Merek-merek lini mereka termasuk Love 21, XXI Forever, dan Heritage. Dan 60 persen produk diproduksi di China.

F21 merupakan salah satu bukti kehebatan para imigran di Negara Paman Donald ini. Tiba di AS tahun 1981, Do Won Chang pernah bekerja sebagai tukang bersih-bersih, penjaga pom bensin, dan waiter di coffee shop.

Padahal, sebelumnya, Do Won Chang punya bisnis deliveri kopi di distrik Myungdong, Seoul. Jadi, memang telah ada darah pebisnis di dalam dirinya.

Istrinya, Jin Sook, hingga hari ini masih mengawasi langsung desain-desain produk F21. Dan dua putri pasutri sukses ini bergabung dalam bisnis keluarga di tahun 2009.

F21 bisa berbangga karena majalah Forbes memberi ranking 122 dalam list of biggest private companies in USA. Apa rahasia sukses mereka? Dibalik sukses, apa saja kontroversi merek besar ini?

Rahasia sukses F21 antara lain 3 elemen ini.

Satu, bidik pasar fast fashion dan mampu catch up dengan derap super cepat niche ini. Ini sebenarnya cukup sulit mengingat tren bisa berubah setiap minggu. Jadi, dalam satu tahun ada 52 “musim” daripada hanya 4.

Dua, bidik konsumen working class dengan harga terjangkau. Dengan produk modis dan trendi namun harga kecil, jadilah perputaran sangat cepat.

Tiga, produk mencakup niche yang jarang dibidik merek fashion lain, termasuk ukuran plus, maternity (ibu hamil), dan berbagai aksesori sehari-hari. Aksesori termasuk aksesori rambut, HP, rumah, dekor, dan lain-lain.

Selain itu, kontroversi merek F21 tidak kalah penting untuk dipelajari agar dapat dihindari.

Satu, diduga melanggar hak cipta dengan mengkopi beberapa desain designer ternama dan tidak ternama.

Dua, diduga melanggar hukum perburuhan dengan tidak membayar waktu jam makan dan masa antrian pengecekan tas.

Tiga, diduga menggunakan software bajakan, termasuk Photosop, AutoCAD, dan Painshop Pro.

Empat, diduga menyebarkan agama dengan produk-produk berbau Kristiani dengan menuliskan frasa-frasa tertentu sebagai hiasan.

Lima, diduga produk-produk aksesoris mereka mengandung metal toksik cadmium.

Enam, diduga para konsumen yang mengembalikan produk ke toko menerima uang kembali kurang dari harga beli.

Kekuatan F21 yang sangat pantas untuk dijadikan benchmark adalah manajemen streamlined, lokasi strategis gerai, dan daya tangkap tren desain yang sangat cepat dan tepat. Jadi, ada unsur “sabet cepat” dalam filosofi fast fashion F21 yang “gampang gampang susah” untuk ditiru. Ingat untuk selalu berbisnis secara etikal. Yang baik kita tiru, yang buruk kita buang.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 4 Januari 2019

Pin It on Pinterest

Share This