Select Page

Kontan

Download KONTAN Daily Era Konstektual Data Sensor

oleh Jennie M. Xue

Menurut laporan IDC, terhitung tahun 2015, akan ada 3,5 miliar produk di pasar dunia yang saling berhubungan dalam network. Bandingkan dengan PC yang saling terkonek hanya 1,7 miliar saja. Betapa luas jangkauan produk-produk tersebut. Teknologi semakin intuitif dan hidup manusia semakin terhubung satu sama lain. Jarak dan perbedaan waktu sudah semakin tidak punya arti. 

Ini membuka cakrawala dunia yang saling terhubung. Memberikan kesempatan luar biasa untuk saling berkomunikasi dan mempersatukan dunia yang penuh dengan garis pemisah transparan. Siapa saja bisa bekerja apa saja dari mana saja sepanjang ketrampilan dan melek teknologi memadai. 

Dunia sempurna bagi para free agent sudah semakin terbuka. Dan ini adalah kesempatan bagi para individu progresif dan inovatif. Kewarganegaraan hanyalah pilihan belaka, tanpa pengikat fisik dan pikiran yang bisa dengan instan dipindahtempatkan. 

Ini juga berarti identitas semakin terbuka. Sejak seseorang dilahirkan, akan ada jejak digital yang merekam data kesehatan, pekerjaan, kriminalitas, finansial, dan berbagai hal lainnya. Hingga hari ia menghembuskan nafas terakhir atau bahkan pasca-mortem jika ternyata identitasnya tidak didelete dari berbagai akun. 

Dalam The Age of Context oleh Robert Scoble dan Shel Israel, dijelaskan berbagai teknologi yang berfitur berdasarkan konteks, yaitu teknologi mobile, social media, big data, sensor, dan location-based yang digerakkan oleh GPS. Berbagai database yang saling terhubung memberikan analisis instan yang sangat berpotensi dalam mengubah derap bisnis dan ilmu pengetahuan peradaban.

Ini juga memberikan kesempatan bagi para pencipta aplikasi mobile untuk berinovasi secara kreatif. Berbagai data publik yang dihubungkan memberikan kemungkinan untuk produk-produk ultrasmart diciptakan, seperti Google Glass, jam tangan smart, dan segala macam produk hands-free

Prostetis bagi para penyandang cacat, misalnya, menggunakan komando dari pusat syaraf yang membuat Bionic Woman menjadi produk “abad lampau.” Kaca dan lensa mempunyai potensi luar biasa. Seperti Applied Materials telah memasarkan produk kaca jendela pencakar langit yang menampung sinar matahari. Juga alat di kokpit pesawat terbang yang membantu pilot dalam mengarungi angkasa yang berkabut.

Change is inevitable, and the disruption it causes often brings both inconvenience and opportunity. Perubahan tidak bisa dihindari. Disrupsi membawa ketidaknyamanan dan kesempatan baru.

Setiap evolusi teknologi memungkinkan kita untuk merasakan “ketidaknyamanan” sementara mengingat teknologi lama perlu diganti. Namun juga memberikan kesempatan besar bagi para teknokrat dan kreator untuk menciptakan alat-alat baru yang membantu perkembangan peradaban manusia. Mereka yang “telat mikir” akan ketinggalan kereta. 

Augmented reality alias realitas baru yang lebih lengkap dan komprehensif memungkinkan berbagai hal  yang sebelumnya tidak terbayangkan menjadi bagian hidup. Misalnya, “rumah pintar” bisa dikendalikan melalui Internet. Dari temperatur, volume suara musik, hingga komputer, dan mobil bisa dijalankan dari jarak jauh. Dengan Internet satelit dan GPS, setiap mobil yang lalu-lalang di jalan bisa dengan mudah diatur dari negara lain sekalipun. 

Hard drive eksternal berkompetisi dengan cloud drive. Kelebihan yang kedua sangat terasa karena bisa diakses dari mana saja dengan Internet, namun juga membawa resiko privacy dan data security. Semakin banyak data yang disimpan, semakin banyak informasi yang bisa dipakai untuk berbagai kepentingan bisnis dengan fitur-fitur berbagai gadget dan aplikasi yang adaptif.

Smartphone dan tablet computer merupakan agregator pintu gerbang empat fitur lainnya. Dan big data merupakan penggerak hampir setiap fitur. Sensor, lokasi, dan data dipengaruhi oleh gerak-gerik setiap pengguna teknologi. Sedangkan social media berfungsi sebagai intermediari yang merekam data perilaku sosial lebih lanjut. 

Salah satu penggunaan sensor yang menyelamatkan nyawa jutaan orang adalah ketika tsunami Jepang 2011, di mana 65 detik sebelum gempa terjadi, kereta api telah berhasil dihentikan untuk evakuasi. Sensor juga memungkinkan untuk mendeteksi gerakan-gerakan di laut lepas ketika berenang. Berbagai robot yang menggunakan sensor dan teknologi GPS akan segera dikembangkan. 

Era Kontekstual dalam revolusi teknologi abad ini berporos kepada lokasi geografis. Google, Apple, dan FaceBook berlomba-lomba dalam memenangkan revolusi ini. Mereka punya big data yang bisa digunakan untuk apa saja, infinit. Carilah apa saja, maka lokasi geografis akan memuntahkan datanya. Silakan direnungkan. Era Kontekstual ini akan membawa bisnis Anda ke mana?[]

KONTAN Daily, Jumat 9 Mei 2014

Pin It on Pinterest

Share This