Select Page

Kontan 

Download KONTAN Daily Ekonomi AS Terkini – Indonesia

oleh Jennie M. Xue

Bagaimana sebenarnya situasi ekonomi AS kini dan apa efeknya terhadap Indonesia? Apakah benar AS membaik sedangkan Indonesia memburuk? Jika benar, apa saja yang perlu dipersiapkan oleh para pebisnis Indonesia dalam mengantisipasi masa depan yang masih belum jelas. 

Di akhir Januari lalu, Presiden Barack Obama menyampaikan State of the Union yang isinya cukup menggembirakan. Ia percaya bahwa ketika ia meninggalkan Gedung Putih di 2017, AS telah selesai menjalani penyembuhan ekonomi. Di akhir 2016, Fannie Mae mengestimasi bahwa pasar properti akan tumbuh lebih dari 17 persen dan bank sentral Federal Reserve memperkirakan angka pengangguran akan menjadi di bawah 6 persen. 

PDB AS diperkirakan akan tumbuh hingga 3 persen atau lebih. Standard & Poor’s 500 Index akan memperoleh keuntungan lebih dari 150 persen. Angka-angka ini fenomenal dan berita-berita positif semakin gencar. AS telah berhasil mengangkat dirinya sendiri keluar dari resesi. Ekonomi AS kembali di rel yang semestinya. 

Tanda-tanda sudah menunjukkan panah growth yang menukik ke atas, walaupun masih perlu pembuktian hasil dalam beberapa tahun di muka.  Tentu saja angka-angka saat ini belumlah seindah itu. Bahkan Wall Street mengalami penurunan signifikan beberapa minggu lalu. 

Dalam masa penyembuhan ekonomi ini, para pebisnis masih perlu berhati-hati.  Bisnis-bisnis yang tampaknya cukup cemerlang dalam beberapa dekade mendatang adalah: teknologi, energi, dan properti. Silicon Valley di California dan Silicon Alley di New York jelas masih akan tetap berkibar.

Bisnis properti baik sebagai developer, kontraktor maupun broker jual-beli jelas masih akan tetap bertahan. Demikian pula bisnis-bisnis yang berhubungan dengan consumer goods dan servis-servis primer karena setiap orang perlu hidup dalam standar tertentu. Dan ketika keadaan finansial baik, tentu saja setiap orang senang berbelanja.

Perusahaan-perusahaan software sendiri telah mempekerjakan separuh dari jumlah pekerjaan di AS. Apple, Inc saja mempunyai nett worth yang melebihi apa yang dimiliki Negara AS ketika masa resesi. Namun ini bukan berarti krisis ekonomi bisa diselesaikan dengan cepat.

Selama industri manufaktur AS masih belum hidup kembali dengan sehat, maka jenis pekerjaan kerah biru masih terbatas, padahal meliputi lebih dari 50 persen. Ini akan terus menghantui AS di mana disposable income tentu juga terbatas. Pembelanjaan rumah tangga akan tetap dibatasi. 

Bagusnya Apple Mac Pro seri terbaru kini diproduksi di Texas, tidak lagi di Asia sebagaimana seri Macbook terdahulu. Ini merupakan kabar baik bagi ekonomi AS dan pebisnis lainnya di dunia karena beberapa tahun lalu, offshore outsourcing kelihatannya hanya satu-satunya opsi. Karena dengan siumannya ekonomi AS dari pingsan selama lima tahun, seluruh dunia akan menerima efek positifnya. 

Di dunia global, pendapatan perusahaan juga meningkat sepanjang tahun lalu dan diprediksikan akan menukik juga tahun ini, walaupun ada sedikit was-was akan terjadinya penurunan dalam periode temporer. Pertumbuhan yang positif ini mengimbangi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cina.

3M, misalnya mengakui adanya peningkatan hingga dua kali lipat di AS dan Eropa Barat. Juga peningkatan keuntungan perusahaan-perusahaan Jepang yang bisa mencapai 10 persen, mengingat penurunan nilai yen.

Perusahaan-perusahaan Eropa Barat sekalipun seperti Renault diprediksikan akan mengalami keuntungan besar setelah selama tiga tahun merugi. Dengan pemulihan ekonomi di AS dan Eropa Barat, seluruh dunia akan merasakan efek positifnya yang luar biasa. Namun tentu saja ini masih belum bisa disandingkan dengan tahun-tahun sebelum resesi global.

Bagi Indonesia, ini merupakan pertanda baik pula mengingat daya beli dunia meningkat. Namun ini juga berarti Indonesia perlu membenahi kualitas sehingga bisa bersaing dengan para manufaktur Cina, Vietnam, dan negara-negara Asia lainnya. Asalkan kualitas diperbaiki serta diimbangi dengan perbaikan kebijakan yang menunjang ekspor, Indonesia punya kans besar untuk menjadi negara makmur dengan kemiskinan minimal.[]

KONTAN Daily, Jumat 7 Maret 2014

Pin It on Pinterest

Share This