[Download PDF KONTAN DAILY Disrupsi Bisnis Bunga A Better Florist]
oleh Jennie M. Xue
Bisnis bunga termasuk salah satu jenis bisnis yang masih sangat mengandalkan metrik-metrik konvensional. Padahal, bisnis bunga ini cukup besar waste dan mark-up para middlemen. Syukurlah, era baru telah tiba.
Di Asia Tenggara, disrupsi bisnis ini dipelopori oleh ABetterFlorist.com (ABF). Toko bunga online paling high-tech di Asia Tenggara ini didirikan oleh Steve Feiner yang pernah bekerja di Google bagian e-commerce sales dan strategi bisnis.
Menurut observasinya, industri bunga termasuk yang paling tidak efisien. Bayangkan saja, bunga berpindah tangan beberapa kali di antara para middlemen sebelum jatuh ke tangan konsumen setelah 10 hingga 16 hari kemudian. Belum lagi “kesalahan” stok sehingga menimbulkan kekacauan.
Dalam sistem lama, kesegaran bunga tidak dapat ditawar dan harga yang dibayar konsumen sudah di-mark-up berkali-kali. Juga bisa dipahami apabila karangan bunga diterima terlambat atau bunga hanya bertahan sebentar saja sebelum layu dan mati.
Pasar global bunga senilai USD 60 miliar dan pasar bunga Asia mencapai USD 7 miliar. Sedangkan pasar Asia Tenggara mencapai USD 2,5 miliar. Angka yang sangat menantang untuk didisrupsi. Jadilah mantan Google-er pun hijrah ke Negara Singa ini dan membuka ABF.
Mungkin Anda bertanya, bagaimana sih cara disrupsi industri bunga?
Satu, “smile guaranteed.”
Ini adalah filosofi dasar. Semua bergerak cepat, tepat, akurat, dan tanpa ragu. Artinya, dari pengumpulan leads untuk pemasangan targetted ads saja, telah dilakukan dengan analitiks big data, sehingga perilaku dan ekspektasi konsumen tidak bergeser dari fakta. Penggunaan big data, aplikasi mutakhir, dan deliveri dalam satu jam melengkapi disrupsi ini.
Dua, bunga distok terbatas, sesuai analitiks data.
Artinya, ada hari-hari sepi dan hari-hari super ramai. Namun, seberapa ramai? Dua kalinya? Tiga? Lima? Semua dapat diprediksi dengan tepat dari data yang terkumpul berdasarkan wilayah, tanggal-tanggal penting pribadi, dan “musim” menikah berdasarkan kultur setempat. Juga pilihan jenis bunga dan model karangan bunga dibatasi yang paling populer saja.
Tiga, pemesanan bunga oleh konsumen dilakukan secara online, sehingga lebih efisien dari segi operational cost. Berbagai program pengiriman bunga otomatis secara subscription juga ditawarkan, selain alert setiap tanggal-tanggal penting. Dengan demikian, para bapak tidak perlu khawatir “lupa” hari ulang tahun pernikahan, Hari Ibu, dan lainnya.
Empat, pengiriman bunga dilakukan ala Uber atau Go-Jek dengan deliveri satu jam, sehingga kesegaran bunga terjaga.
Sebelum dan setelah bunga dikirimkan ke alamat, petugas deliveri akan mengambil foto terlebih dahulu. Setelah itu, foto tersebut dikirimkan via aplikasi kepada pengirim dan penerima bunga. Dengan demikian, tidak ada komplain mengenai “kok bunganya tidak secantik di foto.” Dan pengirim bunga dapat tersenyum lega karena kekasih pasti bersuka hati menerimanya.
Lima, stok bunga diimpor langsung dari nurseri bunga di Cameron Highlands, Malaysia. Dalam dua hari, bunga akan diterima oleh konsumen, sehingga kesegarannya dapat dijamin. Tanpa para middlemen, harga jual dapat ditekan hingga 20 persen, sehingga ABF sangat kompetitif dibandingkan dengan toko-toko bunga konvensional.
Enam, buket bunga dalam boks “spesial.”
Ternyata bunga-bunga yang dikemas dalam boks juga memberi hidup baru bagi stok dalam kondisi tertentu dan stok berlebih yang dibeli dengan harga rendah dari wholesaler. Ini juga menurunkan biaya tenaga kerja yang merangkai bunga. Dalam tradisi potpourri Eropa, bunga-bunga dalam boks merupakan aromaterapi yang digemari, jadi memang telah punya pasar tersendiri.
Tampaknya, semakin dalam teknologi memasuki hidup kita, era pasca-industri ini membuka demikian besar kesempatan untuk bergerak dengan model-model bisnis disruptif. Dengan big data dan analitiks terukur, sukses sudah hampir bisa dipastikan. Kuncinya adalah mengenali data set apa yang dapat dipakai untuk suatu bisnis dan bagaimana mendapatkannya.
Bisnis data-driven belum menjadi bagian arus utama, namun ini diperkirakan akan terjadi akselerasi. Dapat diprediksikan dalam beberapa tahun di muka, hampir semua bisnis menggunakan strategi disruptif. Mulailah menggunakan pola-pola pikir yang selaras. Siapa tahu Anda menemukan metode disrupsi yang pantas dimulai sekarang juga?
KONTAN DAILY, Jumat, 5 Mei 2017