[Download PDF KONTAN WEEKLY Bullying Perundungan di Tempat Kerja]
oleh Jennie M. Xue
Bullying (perundungan) terjadi di mana saja, tidak hanya di sekolah dan universitas. Di tempat kerja, seperti kantor dan pabrik, serta tempat rapat, bullying juga terjadi. Di arena politik, bullying terjadi di kantor-kantor pemerintahan dari tingkat lokal terbawah hingga tingkat internasional.
Seringkali, kita menjadi korban bullying, atau bahkan kita telah menjadi seorang bully bagi orang lain tanpa disadari. Mari kita kenali bullying di tempat kerja. Apa saja tanda-tandanya dan bagaimana semestinya kita menghadapi dan mengatasinya.
Menurut Bapak Anti-Bullying Amerika Dr. Gary Namie presiden dari Workplace Bullying Institute di Washington, ada 4 bentuk bullying di tempat kerja.
Satu, the screaming bully.
Biasanya mereka berteriak-teriak, memaki-maki, dan bersumpah serapah di hadapan orang banyak dengan tujuan menjatuhkan nyali korban agar “lumpuh” seketika dan membuat pebully berharap “dikagumi” para penonton.
Bentuk seperti ini tidak terlalu sering dijumpai, mengingat kebanyakan pebully “malu” berbuat demikian di hadapan orang banyak. Pebully membangun diri agar “tampak besar” sehingga tidak ada lawan yang berani membantah atau berkompetisi dengan mereka.
Dua, the constant critic.
Tipe ini tidak henti-hentinya mengkritik secara negatif (bukan kritik membangun) apapun yang dikerjakan oleh pihak yang dibully. Bayangkan Cinderella yang selalu dipersalahkan oleh ibu tiri dan saudari-saudari tirinya.
Tipe ini biasanya melancarkan serangan di balik pintu tertutup, sehingga orang lain tidak pernah menyaksikan. Mengingat pebully biasanya orang-orang berpengaruh, ia akan bermuka manis dan memuji si korban di hadapan orang lain, sehingga para saksi memihak pebully. Korban akan semakin tidak dipercaya.
Tipe ini sangat berbahaya karena sangat manipulatif dan bertujuan menjatuhkan mental korban. Di tempat kerja, ini biasanya terjadi antara seorang manajer baru (pebully) dengan pekerja senior (korban). Si pebully merasa penting agar tampak menonjol.
Tiga, two-headed snake (ular berkepala dua).
Tipe ini biasanya mengedarkan gosip, menyebarkan teror, dan gemar memfitnah, menikam dari belakang, serta mengadu domba. Yang dituju oleh pebully adalah mengkontrol reputasi korban dengan berbagai proses perusakan yang dilakukannya.
Hati-hati dengan tipe “hugger” alias pebully yang “merangkul” korban dengan berkedok menjadi pihak yang memberi input-input positif sebagai “sahabat.” Dengan gaya yang manis dan profesional, pebully tipe ini bisa menjadi surprise bagi korban karena disangka sahabat.
Empat, the gatekeeper alias “penjaga pintu.”
Tipe ini biasanya membully dengan menahan informasi agar korban tidak mendapatkan informasi penting atau tidak disampaikan informasi darinya kepada pihak lain. Dengan manipulasi informasi, korban “dikontrol” oleh pebully, sehingga tugas dan prestasi ternodai oleh “ketidakmampuan” menyelesaikan tugas.
Biasanya, proses penahanan informasi ini disertai dengan berbagai bentuk fitnah, adu domba, dan penikaman dari belakang, sehingga korban tampak “bersalah” di hadapan pihak-pihak penting. Dan pekerjaan menjadi terganggu. Si korban dibebankan dengan stres oleh berbagai deadline yang tidak realistis dan buruknya output proyek.
Tidak hanya informasi yang ditahan, tetapi juga berbagai sumber daya lainnya, seperti budget, transportasi, dan lainnya. Seorang administrator, misalnya, sangat “berkuasa” dalam mengelola transportasi tugas, sehingga seorang administrator pebully bisa saja mengacaukan perjalanan tugas dengan hanya “membully” satu orang korban.
Selain empat tipe di atas, ada beberapa tipe lagi yang penulis observasi dan alami sendiri. Bagi pembaca, silakan daftar ini ditambahkan sebagai referensi.
Satu, taking credit.
Siapa yang tidak pernah mengalami ini? Hampir tidak ada. Di setiap tempat kerja, pasti ada beberapa orang yang selalu “take credit” padahal yang bekerja adalah orang lain. Ini bentuk bullying umum dan merugikan korban. Jika ini terjadi, langsung acungkan tangan dan utarakan bahwa Anda lah yang mengerjakan tugas.
Dua, kindness is repaid with evil.
Ini juga tipikal di tempat kerja. Bisa saja Anda baik kepada orang lain, namun pebully sengaja menjerumuskan Anda dengan berbagai cara, termasuk menjelek-jelekkan Anda dan output di hadapan atasan.
Tiga, setting impossible targets.
Biasanya ini dilakukan oleh seorang atasan yang membully bawahan. Deadline sangat singkat, sehingga menyebabkan stres dan memperkecil kemungkinan selesai dengan memuaskan.
Empat, stopping when needed.
Ini biasa terjadi di tempat kerja padat karya. Sangat sering terjadi beberapa pegawai yang tiba-tiba tidak masuk kerja ketika tenaga mereka sangat dibutuhkan yang disebabkan oleh order yang menggunung.
Lima, pretending not knowing.
Pura-pura tidak tahu, padahal sangat jelas mereka tahu apa yang terjadi dan apa yang dibutuhkan. Ini sangat mengganggu ketika tugas sangat penting untuk diselesaikan. Gaya ini sangat tipikal di lingkungan yang gaya komunikasinya pasif agresif.
Akhir kata, bullying terjadi di mana-mana. Kenali bentuk-bentuk bullying, sehingga Anda dapat menghadapi dan mengatasinya.[]
KONTAN WEEKLY, 30 Oktober – 5 November 2017