Select Page


Image Source: The Brunette Diaries

[Download PDF KONTAN DAILY Bobbi Brown dari Mogul ke Startup]

oleh Jennie M. Xue

Nama Bobbi Brown telah menjadi sinonim dengan kosmetik seperti Max Factor dan Estee Lauder. Setelah 25 tahun menjalankan kosmetik Bobbi Brown yang mendunia, ia kini dikenal sebagai entrepreneur startup. Lho, kok bisa dari seorang mogul menjadi founder startup? Mundurkah? Mari kita simak.

Kisah suksesnya diawali dengan kapital awal USD 5000 dan drop out dari Emerson College. Awalnya, ia kuliah di Emerson dengan harapan untuk mempelajari dunia kosmetik namun di sana tidak ada jurusan tersebut. Uniknya, manajemen universitas mempersilahkan Bobbi untuk merancang kelas makeup sendiri.

Sebelum kuliah di Emerson, ia telah drop out dari universitas lain dan tidak ragu memberitakan kepada orang tuanya bahwa ia lebih senang bermain-main dengan makeup. Jadilah ia sering ke department store untuk mengunjungi stan-stan kosmetik. Mengingat kini ia kuliah di Emerson yang mendukung kegilaannya akan kosmetik, ilmu kekosmetikan semakin dikuasai.

Emerson College kini mempunyai jurusan khusus yang diberi nama Bobbi Brown Makeup Artistry (http://www.emerson.edu/professional-studies/courses-workshops/bobbi-brown-makeup-artistry) di Fakultas Professional Studies. Bobbi sendiri lulus dari jurusan tersebut di tahun 1979 dan kini ia merupakan salah satu penyandang dana terbesar.

Awalnya, orang tua Bobbi tidak percaya ia bisa menjadi seorang entrepreneur sukses. Namun ia tidak gentar dan membuktikan sebaliknya.

Setelah lulus dari Emerson, ia berangkat ke New York City. Berbekal buku telpon halaman kuning era pra-Google di tahun 1980an, ia menelpon bisnis-bisnis kosmetik satu per satu untuk menanyakan apakah mereka punya lowongan.

Uniknya, Bobbi memiliki banyak “ketidakpuasan” mengenai kosmetika. Semestinya, produk-produk tersebut dapat diperbaiki. Begitu pendapatnya saat itu dan hingga hari ini.

Ketika ia bekerja sebagai makeup artist di sebuah majalah, ia mendadani super model Jerry Hall yang dulu pernah menikah dengan Mick Jagger dan kini bersuamikan Rupert Murdoch. Namun hasil dandanannya dihapus kembali oleh yang bersangkutan.

Jadilah Bobbi sang artis makeup mempelajari apa yang disukai dan tidak disukai orang lain. Padahal, ia lebih percaya akan kecantikan alami. Bahwa setiap individu sudah punya kelebihan-kelebihan tersendiri yang perlu ditonjolkan tanpa perlu mengubah yang mendasar, seperti warna kulit dan bentuk hidung.

Bobbi memulai bisnis makeup dengan memdesain lipstik yang natural dalam warna dan tidak lengket dipakai. Lipstik Bobbi Brown dengan warna-warna natural sangat digemari konsumen hingga sekarang. Juga warna-warna esensial sangat laris di pasar.

Bobbi Brown tampaknya sangat “nyaman dengan diri sendiri” sehingga ini menonjol sejak di masa kuliah di Emerson. Ia sangat bersyukur dengan kesempatan menciptakan program makeup artistry di alma maternya.

Luar biasa, bukan? Emerson College memberi kesempatan bagi para mahasiswa untuk menciptakan jurusan sendiri. Bayangkan jika ini diterapkan di Indonesia.

Empat tahun setelah bisnis kosmetika Bobbi Brown didirikan, Leonard Lauder, putra dari Estee Lauder mendekati Bobbi. Bobbi ternyata mengingatkannya akan ibunda tersayang Estee yang gigih dalam memulai bisnis kosmetika.

Leonard menyatakan ingin mengakuisisi bisnis Bobbi Brown, karena saat itu produk-produknya mengalahkan Estee Lauder di Bergdorf Goodman dan Neiman Marcus. Tawarannya tidak main-main: otonomi lengkap dan kebebasan berkreasi serta kesempatan berkeluarga.

Di bulan Oktober 2016, Bobbi Brown meninggalkan posisinya setelah 25 tahun. Ini terjadi setelah beberapa tahun terakhir tidak lagi mendapatkan otonomi yang dijanjikan dan telah mencapai USD 1 miliar yang tidak lagi mudah dikelola.

Kini ia lebih memfokuskan diri kepada “the entrepeneur of your own life.” Ia percaya akan pentingnya hidup sesuai dengan aspirasi diri sendiri, tanpa perlu kawatir dengan segala macam “keharusan” sebagai seorang eksekutif.

Sebagai contoh, Bobbi hingga kini masih menentang konsep “contour pallette,” yaitu palet yang berisi kosmetika berwarna-warni untuk memberi kontour berbagai bagian wajah. Sejak 25 tahun lalu, Bobbi masih berpegang teguh akan kecantikan alami dengan memperjelas kelebihan diri daripada mengubah bagian-bagian wajah.

Di usia 60 tahun, Bobbi semakin antusias dalam hidup dan bisnis. Ia masih berkreasi dan semakin intens berkreasi sebagai founder startup.

Luar biasa rendah hati, bukan? Seorang mogul kini menjadi founder startup demi idealisme dan filosofi produk: kosmetika yang memperjelas kecantikan alami.

Gaya hidup Bobbi Brown pun masih sangat sederhana dan bohemian. Ia masih menggunakan transportasi publik dan aktif ke mana-mana karena memang di dalam benaknya, dunia ini semakin dinamis dan kesempatan berbisnis semakin terbuka lebar. Dan ini sangat menggairahkan.

Bagaimana dengan Anda? Setiakah Anda pada filosofi produk, tetap menjadi diri sendiri, dan gaya hidup sederhana terlepas dari nett worth Anda? Be yourself. Jadilah diri sendiri. Itulah sukses dan kebahagiaan sejati. []

KONTAN DAILY, Jumat, 13 Oktober 2017

Pin It on Pinterest

Share This