[Download PDF KONTAN DAILY Bisnis Konten Era Digital]
oleh Jennie M. Xue
Bisnis konten? Ya. Model bisnis ini sangat populer dan profitable. Bayangkan saja, dengan konten produksi sendiri atau dikreasi oleh user, model bisnis online informasi ini sangat skalabel.
Hanya diperlukan satu sistem CMS (content management system) yang didesain dengan baik dan telah teruji fitur-fiturnya serta model bisnis dan model revenue yang aplikabel. Sering kali, homemade CMS lebih sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai contoh, media sosial dan situs image atau video sharing seperti Facebook, Twitter, YouTube dan Instagram telah lama “menjual” konten yang dikreasikan oleh para user yang jutaan bahkan miliaran orang itu. Bahkan iklan-iklan yang mereka tayangkan pun diproduksi dan di-upload oleh para user sendiri.
Jadi, mereka hanya menyediakan infrastruktur. Namun, ada juga model bisnis yang mengandalkan konten sebagai produk utama, bukan relasi sosialnya. Ada beberapa model bisnis konten yang dapat dipertimbangkan.
Satu, menjual produk dan konten.
Bisa saja situs e-commerce menjual produk-produk niche tertentu. Sedangkan ebook, seminar online, dan kelas-kelas online merupakan produk-produk sampingan yang membawa omzet cukup besar. Apalagi mengingat skalabilitas luar biasa dari produk-produk digital alias “satu kali diproduksi bisa dijual jutaan kali.”
Baik produk fisik maupun digital yang ditawarkan di toko online tersebut dapat diproduksi sendiri atau dipasok oleh pihak ketiga. Namun bukan dikreasi dan di-upload oleh para user.
Dua, menjual data set menjadi informasi yang dikemas.
Data set yang disintesikan menjadi informasi dalam bentuk laporan, misalnya, dijual dengan harga tinggi oleh CB Insights. Industry reports atau market maps (pemetaan pasar) sangat berguna untuk startup dan para investor sehingga bernilai tinggi ratusan hingga ribuan USD.
Berbagai publikasi internasional terpercaya seperti Washington Post, Forbes, New York Times, dan sebagainya menggunakan data dari CB Insights. Jadilah pemasok data berbentuk sintesis ini dikenal di kalangan bisnis.
Tiga, konten yang dikreasi oleh user.
Bisa saja berbentuk review, narasi, foto, video, gambar, status, listing iklan, berita, suara, business report, dan sebagainya. Yelp, Angie’s List, Shutterstock, Craigslist, Vimeo, dan lainnya sangat tergantung oleh konten produksi para user. Infrastruktur situsnya membutuhkan CMS (content management system) yang memadai, tidak sekedar situs WordPress umumnya.
Empat, memperjual-belikan konten sebagai “marketplace.”
Ini sangat umum, seperti Tokopedia dan iStockphoto, yang mengandalkan konten dari para user. Yang pertama menjual produk-produk fisik dan yang kedua menjual photo digital. Sedangkan Craiglist menjual iklan baris.
Menjual konten telah menjadi arus utama dalam dunia bisnis online. Apa pilihan yang diambil menentukan bagaimana model bisnis perlu dikembangkan dan monetisasi yang sesuasi.
Sekarang, apabila Anda ingin memulai startup online, apa saja yang perlu diperhatikan ketika memutuskan untuk mengambil model “menjual konten”?
Satu, kesiapan teknologi.
Homemade CMS sering kali lebih afdol. Jadi, dibutuhkan developer programmer yang advanced sehingga infrastruktur mulus dan seamless dengan berbagai fitur.
Dua, kesiapan komitmen produksi konten.
Siapa yang akan menyediakan konten? Jika user, kemungkinan besar 1000 user pertama adalah para freelancer yang dibayar bisnis Anda untuk meng-upload konten awal. Jadi, diperlukan juga sumber daya pekerja lepas yang dapat diandalkan karena mereka “set the standards.”
Tiga, monetisasi organik.
Bagaimana bentuk monetisasi? Apakah per donlot? Per membership? Dengan iklan? PPC? Tentukan bentuk monetisasi yang bernuansa organik, bukan mengada-ada. Hindari penggunaan pop-up berlebihan dan image berkedip-kedip yang terasa mengganggu.
Empat, kenali persona pelanggan.
Gunakan minimal 3 persona pelanggan, sehingga setiap langkah fitur dan produk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. “Persona” adalah target audience dengan personifikasi fiksional mendetil, seperti profesi, usia, status keluarga, hobi, dan sebagainya. Ini lebih detil daripada sekedar “data demografi” yang lebih umum dan tidak dipersonifikasi.
Akhir kata, bisnis konten telah menjadi bagian dari arus utama bisnis online. Mengingat setiap model bisnis terkini memiliki elemen online, sudah saatnya untuk mengenali kesempatan-kesempatan yang ada. Bisa saja dikombinasikan dengan model bisnis yang ada atau berdiri sendiri sebagai produk utama. Selamat mencoba.[]
KONTAN Daily, Jumat 29 Juni 2018