Download PDF KONTAN Daily Bisnis Dibangun, Bisnis Dijual
oleh Jennie S. Bev
Apa
tujuan dibangunnya suatu bisnis? Anda membangun usaha dari nol tentu
mengharapkan keuntungan. Lantas, bisakah disimpulkan Anda membangun bisnis
sebagai sarana menjual produk dan jasa? Jelas bisa. Namun, bisakah disimpulkan
Anda membangun bisnis dengan tujuan menjual bisnis itu sendiri? Belum tentu.
Banyak
perusahaan keluarga di Indonesia yang dikelola turun-temurun oleh kakek buyut,
kakek, ayah dan sekarang oleh diri pengelola. Perusahaan masih bisa diwariskan
ke anak bahkan cucu, sepanjang masih menghasilkan keuntungan dan bisa
dipertahankan. Exit strategy untuk
menjual perusahaan bisa dirancang sejak awal startup didirikan.
Beberapa
serial entrepreneur yang saya kenal memperjualbelikan
perusahaan sebagaimana memperjualbelikan properti. Di AS, seorang broker
properti dengan lisensi dari negara bagian mempunyai hak profesional untuk
memperjualbelikan perusahaan setelah memenuhi beberapa syarat tertentu. Salah
satu syarat utama adalah adanya business
appraisal oleh pihak ketiga yang mempunyai kredensial imparsial terpercaya.
Nilai
suatu bisnis bisa dengan mudah diketahui dengan menggunakan multiplier spesifik untuk industri
tersebut. Umumnya, multiplier penentu berada di antara 2.5 sampai 5 kali
keuntungan per tahun. Untuk industri-industri tertentu, bisa jadi angka ini
lebih dari 5 kali annual profit. Untuk
bisnis-bisnis bermuatan HAKI (hak atas kekayaan intelektual), seperti yang
berbasis online, multiplier bisa
sangat tinggi, mengingat potensinya yang bisa tanpa batas. Ingat kasus YouTube
yang diakuisisi oleh Google.
Faktor-faktor
pendorong tingginya multiplier ini
antara lain: uniknya produk dan jasa yang ditawarkan, uniknya USP (Unique Selling Proposition) apabila
produk dan jasanya sebenarnya tidak begitu unik, tim manajemen yang solid, besarnya
market share dibandingkan dengan
kompetitor, rasio finansial yang mendekati maupun lebih besar dari rasio di
industri tersebut, cash flow yang
lancar dan memadai untuk kaliber perusahaan, belum mencapai saturasi pasar
maupun usia senja produk, dan angka pertumbuhan per tahun yang sehat.
Selain
itu, kepemilikan paten internasional dan HAKI dalam berbagai bentuk merupakan
pemacu multiplier yang berharga. Market share yang besar disertai dengan
pengembangan riset berkesinambungan dan terus-menerus juga bisa memacu multiplier. Intinya, kenalilah industri dan
kompetitor luar dalam. Analisa posisi bisnis Anda di dalam kancah industri
tersebut.
Bagi
yang baru mendirikan usaha, pandanglah jauh ke depan. Dalam sepuluh tahun
mendatang, apa yang akan Anda lakukan? Apabila dengan hanya beberapa tahun saja
sudah mempunyai beberapa cabang atau gerai, Anda sudah bisa mem-franchise-kan
bisnis Anda. Dalam sepuluh tahun, bisa jadi usaha Anda siap diakuisisi.
Bukan hanya meningkatkan keuntungan dan memperluas jaringan yang penting, namun
juga mempunyai rekam jejak yang dicatat dengan knowledge management yang berstandar internasional. Catat juga
setiap proses dan deskripsi aktivitas tanpa kecuali. Ini membakukan standar
yang idealnya juga diakreditasi dengan ISO maupun SA 8000.
Data-data
finansial perlu disampaikan kepada prospek pembeli apa adanya, tidak ada
fabrikasi sama sekali. Ini penting karena integritas perusahaan dan tim
manajemen merupakan “garansi” yang mempengaruhi nilai jual.
Di
AS, ada proses escrow untuk setiap
properti dan bisnis yang diperjualbelikan. Di Indonesia, ini serupa namun tidak
sama dengan akte notaris. Bagi jual-beli internasional, bisa dipertimbangkan
untuk menggunakan jasa mediator internasional yang imparsial untuk menjamin
integritas hasil due diligence
pra-jual beli.
Kemandirian
tim manajemen dan kerja sama yang baik dengan berbagai tingkatan pegawai di
dalam perusahaan tersebut merupakan aset tak ternilai yang juga sangat
diperhitungkan dalam meniti masa depan bisnis. Sering kita dengar betapa suatu
perusahaan yang berpindah tangan mempunyai masa depan yang tidak sebaik masa
lalu. Kerja sama dan derap kerja bisa berbeda di tangan tim manajemen yang
berbeda.
Satu
tip bagi Anda: jadilah spesialis yang diperhitungkan di sektor. Menjadi
“spesialis” bisa dicapai dengan USP, bukan hanya dengan produk yang jenial dan
luar biasa inovatif. Satu tip lagi: efisiensi kelas kakap dari tim manajemen
dan karyawan juga meningkatkan daya jual. Eliminasi dan minimalisasikan
ekses-ekses apapun. Kembali ke prinsip minimalisme. Hanya menggunakan dan
menyimpan yang perlu dan vital bagi kelangsungan bisnis.
Suatu bisnis sendiri merupakan produk
yang bisa dijual. Manajemen yang rapi, tim yang baik, dan hak atas kekayaan
intelektual merupakan nilai jual, selain berbagai faktor penentu multiplier. Visi perusahaan bisa ditambah
dengan “exit strategy” ini.[]
KONTAN Daily, Jumat 15 Februari 2013